Raih Cuan Saat Fenomena Window Dressing

Bulan Desember identik dengan langit mendung dan hujan? Namun, bagi para investor, di penghujung tahun yang mendung ada secercah langit cerah. Fenomena ini dikenal dengan istilah window dressing. Cerah dalam istilah ini dimaksudkan pelaku pasar saham akan tersenyum cerah mengingat potensi cuan yang berlimpah dipenghujung tahun. Apa yang dimaksud dengan window dressing? Namun, saham apa yang bakal memberikan keuntungan maksimal?

Apa itu Window Dressing?

Window Dressing adalah suatu usaha dimana perusahaan memoles laporan keuangan di masa menjelang tutup buku atau pada kuartal akhir, misalnya di akhir tahun. Contoh dari window dressing adalah penundaan pembayaran kewajiban maupun laporan pendapatan yang lebih cepat daripada seharusnya. Maka dari itu, momen window dressing juga bertepatan dengan ramainya investor dalam berburu saham.

Tak hanya oleh manajer investasi, window dressing juga berlaku pada perusahaan atau emiten yang mengambil tindakan untuk meningkatkan laporan keuangan mereka. Contohnya saja penjualan dengan promo di akhir tahun agar mendapatkan pendapatan.

Window dressing diharapkan mampu meningkatkan performa investasi dalam jangka pendek. Oleh karena itu, sektor-sektor ‘hot’ atau yang memiliki volatilitas tinggi akan menjadi pilihan. Para investor pun tidak kalah meramaikan gelaran ini dengan berburu keuntungan dalam jangka pendek. Alhasil performa indeks saham pun terdongkrak di ujung tahun.

Jika melihat performa bursa acuan dunia, Wall Street, window dressing bisa tercermin dalam performa dua bulan terakhir di penghujung tahun. Rata-rata kinerja indeks utama Wall Street pada November dan Desember selama 15 tahun terakhir berada di zona hijau alias positif.

Cara Kerja Window Dressing

Di akhir kuartal, manajer investasi memiliki tanggung jawab untuk membuat laporan keuangan serta daftar portofolio untuk klien atau investor, sehingga mereka dapat menganalisa profit atau keuntungan dari investasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut.

Namun apabila isi laporan keuangan tidak sesuai yang diharapkan oleh manajer investasi, manajer investasi akan melakukan window dressing, dengan cara menjual saham yang dilaporkan menghasilkan kerugian lebih besar serta menggantikannya dengan saham yang diperkirakan akan menghasilkan lebih besar dalam jangka pendek. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk memperbaiki kinerja keseluruhan portofolio oleh manajer investasi yang bersangkutan.

Baca juga: Sebelum Menentukan Strategi Trading, Pikirkan Beberapa Pertanyaan Ini!

 

Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Saat Window Dressing

Tujuan utama dari adanya window dressing ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kinerja maupun portofolio pada laporan keuangan selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam tahun berjalan. Hal ini dilakukan agar portofolio kembali membaik dan mampu menarik pemegang beserta investor saham.

Biasanya, masa-masa window dressing itu muncul secara kuartalan atau setiap tiga bulan sekali. Namun, window dressing juga bisa dilakukan pada akhir tahun, seperti di bulan Desember. Hal ini akan membuat saham emiten melesat “terbang” selama sebulan hingga sampai pada bulan Januari di tahun berikutnya, fenomena yang disebut dengan January effect.

Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya window dressing ini di antaranya adalah self fulfilling prophecy, atau ekspektasi dan prediksi dari orang-orang. Selain itu, hal ini juga bisa dipicu karena emiten maupun Manajer Investasi yang ingin mempercantik portofolionya menjelang tutup buku. 

Tips Cuan Saat Membeli Saham Saat Window Dressing

Tren harga merupakan prinsip yang wajib Anda perhatikan sebelum membeli saham agar bisa meraup cuan yang berlimpah. Umumnya saham yang sedang uptrend lebih mudah menghasilkan keuntungan. Agar tidak salah memilih saham dan menghindari kerugian, berikut beberapa tips membeli dan investasi saham window dressing.

  • Beli Saham Blue Chip

Pertama, Anda harus memilih saham yang masuk dalam kategori blue chip. Dengan artian saham yang ada dalam kategori ini merupakan saham pendorong yang utama dalam indeks bursa saham. Biasanya, saham ini terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar yang sangat besar, bahkan nilainya mencapai lebih dari Rp10 triliun.

Likuiditas dari saham blue chip ini juga cenderung bagus. Di lantai bursa saham Indonesia, saham blue chip biasanya masuk dalam indeks LQ45. Kestabilannya pun terjaga dengan baik sebab para pemain saham akan sulit untuk memanipulasi atau menggoreng harga saham blue chip. Selain LQ45, saham blue chip umumya dapat ditemukan di indeks IDX30, IDX80, serta berbagai jenis indeks unggulan lainnya.

  • Analisa Fundamental dan Teknikal Wajib Tahu

Setelah mengetahui mana saham yang masuk dalam kategori blue chip, langkah berikutnya adalah melakukan analisis secara fundamental maupun teknikal. Untuk analisis fundamental, Anda bisa melihat laporan keuangan perusahaan. Sementara untuk analisis teknikal bisa dilihat pada pergerakan saham di kurun waktu tertentu.

Analisis fundamental maupun analisis teknikal sangat penting dan diperlukan karena pola saham tentu akan berbeda antara tahun sebelumnya dengan tahun ini pada saat window dressing

Baca juga: Apa Itu Trading Saham, Emas, dan Forex? Mari Intip Perbedaan dan Persamaannya!

  • Beli Indeks Saham Sesuai Kebutuhan

Ketiga, Anda perlu mengalokasikan dana untuk investasi saham sesuai dengan besaran kebutuhan yang diinginkan. Ingat, dalam berburu imbal hasil pada saat window dressing, sebaiknya Anda jangan terburu-buru. Meski nominalnya tidak besar, tetap saja Anda perlu menyisihkannya secara konsisten, misalnya sebesar 20 persen setiap bulannya. Pastikan juga kalau kondisi keuangan sedang sehat agar Anda dapat berinvestasi dengan tenang, nyaman, dan bermanfaat untuk masa depan yang lebih baik.

Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel