Berbicara tentang investasi tentu erat kaitannya dengan portofolio. Portofolio adalah bukan hanya sekadar hasil dari investasi, namun juga bagaimana kita bisa mengukur kinerja investasi dalam kurun waktu tertentu. Untuk itu, menghitung portofolio sangat penting bagi investor maupun trader.
Lalu, apa itu portofolio? Mari kenal lebih dalam tentang portofolio di bawah ini!
Apa Itu Portofolio?
Portofolio adalah bentuk dari kumpulan investasi yang dilakukan oleh individu, korporasi, atau suatu entitas tertentu. Kumpulan dari investasi ini terdiri dari saham, reksa dana, obligasi, dan instrumen investasi lainnya. Tujuan dari portofolio adalah guna mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan cara mengelola risiko dan memaksimalkan imbal hasil.
Tujuan dari Portofolio
Portofolio bertujuan sebagai alat ukur untuk mengukur seberapa efektif investasi yang Anda lakukan dalam kurun waktu tertentu. Hal-hal ini yang diukur biasanya berupa pertumbuhan modal, passive income, diversifikasi aset, dan bentuk perlindungan terhadap fluktuasi pasar.
Baca juga: Manfaat Diversifikasi Portofolio dengan Trading Emas Online
Contoh Portofolio Investasi
Terdapat beberapa contoh portofolio investasi yang wajib Anda ketahui. Portofolio ini diklasifikasikan berdasarkan tujuan keuangan, toleransi risiko, dan waktu investasi. Berikut adalah portofolio investasi tersebut, di antaranya:
1. Portofolio Konservatif
Portofolio jenis ini terdiri dari 40% obligasi pemerintah atau obligasi korporat berkualitas tinggi, 30% saham blue-chip atau dana indeks yang stabil, 20% investasi dalam reksa dana pasar uang atau deposito, dan 10% emas atau instrumen investasi alternatif yang stabil.
2. Portofolio Moderat
Portofolio selanjutnya adalah jenis moderat. Portofolio jenis ini terdiri dari 50% saham, termasuk campuran saham blue-chip dan saham pertumbuhan. Selanjutnya, 30% obligasi campuran (pemerintah dan korporat), 15% real estate investment trusts (REITs) atau properti fisik, dan 5% dana darurat atau instrumen likuid lainnya.
3. Portofolio Agresif
Jenis portofolio ini dimiliki oleh orang dengan profil risiko agresif atau “High Risk. High Return”. Hal ini karena instrumen investasi yang dipilih memiliki risiko yang tinggi, namun setara dengan imbal hasil yang besar. Portofolio ini biasanya terdiri dari 70% saham, termasuk saham pertumbuhan dan saham sektor tertentu (teknologi, kesehatan, dan lain-lain.), 20% investasi dalam dana hedge atau private equity, dan 10% investasi alternatif tingkat lanjut (komoditas, mata uang digital, dan lain-lain.).
4. Portofolio Pertumbuhan Jangka Panjang
Bentuk portofolio yang satu ini biasanya sengaja dirancang dengan tujuan menghasilkan pertumbuhan aset dalam kurun waktu yang panjang. Portofolio ini terdiri dari 80% saham pertumbuhan dengan potensi tinggi, 10% dana ventura atau startup berkembang, dan 10% investasi dalam sektor yang sedang berkembang (misalnya, energi terbarukan, kecerdasan buatan, dan-lain-lain.).
5. Portofolio Diversifikasi Global
Portofolio ini dirancang dengan menggunakan aset dari luar negeri. Biasanya , portofolio ini memanfaatkan penanaman aset di beberapa saham dunia. Portofolio ini terdiri dari 40% saham Amerika Serikat, 30% saham negara-negara maju lainnya (Eropa, Jepang, dan-lain-lain), 20% saham negara-negara berkembang, dan 10% investasi dalam instrumen global (komoditas, mata uang asing, dan lain-lain).
Apakah informasi di atas seputar portofolio bermanfaat untuk Anda? Mari terus tingkatkan literasi keuangan dengan Download E-Book TPFx Indonesia dan jadilah trader andal dengan cuan maksimal di sini!