Mengungkap Fenomena “September Effect”?

September Effect

Setiap tahun, investor saham memasuki bulan September dengan perasaan was-was. Fenomena yang dikenal sebagai “September Effect” telah menjadi momok bagi banyak investor, karena sejarah menunjukkan bahwa bulan ini cenderung menjadi salah satu yang paling tidak menguntungkan bagi pasar saham. Namun, apa sebenarnya “September Effect”? Bagaimana fenomena ini mempengaruhi indeks-indeks besar seperti S&P 500 dan NASDAQ? Mari kita telusuri lebih dalam.

Apa Itu “September Effect”?

September Effects” merujuk pada kecenderungan historis di mana pasar saham cenderung mengalami penurunan selama bulan September. Tidak ada satu pun alasan yang diterima secara universal untuk menjelaskan fenomena ini, tetapi berbagai teori telah diajukan. Salah satu teori menyatakan bahwa investor institusional melakukan penyesuaian portofolio pada akhir kuartal ketiga, yang sering bertepatan dengan bulan September. Penyesuaian ini dapat menyebabkan peningkatan volatilitas dan tekanan jual yang mendorong harga saham turun.

Selain itu, ada juga faktor psikologis di mana investor mungkin menjadi lebih berhati-hati setelah liburan musim panas, saat volume perdagangan biasanya lebih rendah. Ketika aktivitas perdagangan meningkat kembali, banyak investor mungkin memilih untuk merealisasikan keuntungan mereka, yang pada akhirnya menekan harga saham.

Data Historis: Rata-rata Penurunan Selama 20 Tahun Terakhir

Untuk memahami seberapa besar dampak “September Effect“, mari kita lihat data historis selama 20 tahun terakhir. Pada indeks S&P 500, data menunjukkan bahwa bulan September telah mencatat penurunan rata-rata sebesar sekitar 0,8% dari tahun 2003 hingga 2022.

Sementara itu, indeks NASDAQ, yang lebih berfokus pada sektor teknologi, menunjukkan penurunan rata-rata yang lebih signifikan, yaitu sekitar 1,2% selama periode yang sama. Penurunan ini lebih tajam dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, yang seringkali mencatat kenaikan atau penurunan yang lebih moderat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi “September Effect”

Beberapa faktor yang sering berkontribusi pada “September Effect” di antaranya:

1. Penyesuaian Portofolio Institusi

Banyak manajer dana besar melakukan penyeimbangan ulang portofolio mereka sebelum akhir kuartal ketiga. Penjualan besar-besaran saham dalam jumlah besar oleh institusi ini sering kali menimbulkan tekanan pada pasar.

2. Ketidakpastian Ekonomi

September sering kali menjadi bulan di mana data ekonomi baru mulai memberikan indikasi yang lebih jelas tentang kondisi ekonomi saat ini. Ketidakpastian mengenai laporan pendapatan kuartal ketiga dan ekspektasi kebijakan Federal Reserve bisa memperparah tekanan jual.

3. Volatilitas Musiman

Volatilitas pasar cenderung lebih tinggi di bulan-bulan yang mengikuti musim liburan, terutama saat investor kembali ke pasar dengan strategi baru.

Kaitannya dengan Faktor Makroekonomi

Selain faktor musiman, “September Effects” juga sering kali bertepatan dengan pengumuman ekonomi yang penting, seperti kebijakan suku bunga oleh The Fed. Kebijakan ini memiliki dampak besar pada ekspektasi pasar.

Sebagai contoh, pada tahun-tahun di mana The Fed mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga pada bulan September, pasar sering kali bereaksi negatif sebelumnya karena ketidakpastian yang melingkupi keputusan tersebut. Meskipun keputusan suku bunga dapat mendukung ekonomi dalam jangka panjang, ketidakpastian mengenai keputusan tersebut sering kali memicu volatilitas pasar dalam jangka pendek.

Bagaimana Investor Harus Bersikap?

Mengetahui sejarah dan statistik “September Effects” dapat membantu investor untuk lebih waspada selama bulan ini, namun bukan berarti mereka harus sepenuhnya menghindari pasar. Strategi yang paling bijak adalah tetap berpegang pada rencana investasi jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh volatilitas jangka pendek.

Diversifikasi portofolio dan manajemen risiko yang baik tetap menjadi kunci utama. Selain itu, mempertimbangkan untuk menghindari penjualan panik selama bulan September bisa menjadi langkah yang bijak. Sebagai alternatif, beberapa investor memilih untuk melihat “September Effects” sebagai peluang membeli saham berkualitas dengan harga diskon.

Kesimpulan

September Effects” adalah fenomena musiman yang telah menjadi bagian dari sejarah pasar saham selama beberapa dekade. Meskipun data historis menunjukkan adanya kecenderungan penurunan pada bulan ini, penting untuk diingat bahwa pasar saham bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan memahami sejarah dan faktor-faktor yang mempengaruhi “September Effects“, investor dapat mengambil langkah-langkah yang lebih bijak dan terinformasi untuk menghadapi bulan September dengan lebih percaya diri.

Anda bisa ikut kelas gratis TPFx dengan click ini. Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.

Selamat trading dan semoga sukses!

image-artikel