FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS melemah terhadap euro pada Selasa, meskipun tetap mendekati level tertingginya dalam lebih dari dua tahun terakhir. Data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan setelah laporan pekerjaan yang kuat minggu lalu membuat proyeksi langkah Federal Reserve berikutnya terkait suku bunga menjadi sulit.
Data menunjukkan harga produsen AS meningkat secara moderat pada Desember. Investor mulai mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga karena ancaman tarif AS tetap menjadi perhatian utama.
Namun, penguatan dollar berkurang di sesi perdagangan berikutnya karena para pelaku pasar menunggu laporan indeks harga konsumen (CPI) yang akan dirilis pada Rabu. Investor terus memantau data ekonomi untuk mencari indikasi apakah langkah hati-hati Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga tetap relevan.
Pasar memperkirakan pemotongan suku bunga pertama akan dilakukan pada September, namun besarnya diproyeksikan lebih rendah dari 50 basis poin yang diantisipasi pada Desember lalu. Selain itu, ancaman tarif yang mungkin diberlakukan secara bertahap telah memengaruhi pasar. Sebuah laporan Bloomberg menyebutkan bahwa AS dapat mengambil pendekatan yang lebih terukur dalam menaikkan tarif, yang kembali menjadi fokus perhatian pasar.
Dengan fokus pada kebijakan Presiden yang baru terpilih dan proyeksi pertumbuhan serta tekanan harga yang lebih tinggi, pasar juga mengantisipasi dampak tarif terhadap inflasi. Kebijakan defisit AS yang diperkirakan akan lebih terkendali juga memberikan pengaruh terhadap pergerakan dollar.
Pada Selasa, indeks dollar—yang mengukur nilai tukar dollar terhadap enam mata uang utama—turun 0,14% menjadi 109,25, mendekati level tertinggi dalam 26 bulan terakhir yang tercatat pada hari Senin di 110,17.
Euro menguat 0,51% menjadi $1,0297 setelah menyentuh level terendahnya sejak November 2022 pada hari sebelumnya di $1,0177. Sepanjang tahun 2024, euro melemah lebih dari 6% karena kekhawatiran terkait ancaman tarif serta perbedaan kebijakan moneter antara Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa.
Poundsterling Inggris juga sedikit turun 0,04% menjadi $1,2198 terhadap dollar, setelah sebelumnya mencapai level terendah dalam 2,5 bulan terhadap euro. Kekhawatiran terkait tantangan fiskal Inggris terus membebani nilai tukar mata uang tersebut.
Dollar menguat 0,26% menjadi 157,89 terhadap yen menjelang pertemuan kebijakan Bank of Japan minggu depan, di mana pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 57%. Sementara itu, yuan Tiongkok stabil di 7,3454 per dollar setelah serangkaian langkah yang diambil oleh Bank Sentral Tiongkok (PBOC) untuk mendukung mata uangnya yang melemah.
Di Wall Street, indeks Dow Jones naik 221,16 poin (0,52%) menjadi 42.518,28, sedangkan S&P 500 bertambah 6,69 poin (0,11%) menjadi 5.842,91. Namun, Nasdaq Composite turun 43,71 poin (0,23%) menjadi 19.044,39.
Harga emas naik setelah data inflasi AS menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan, memberikan harapan bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kebijakan pelonggaran suku bunga. Harga emas spot naik 0,3% menjadi $2.671,27 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup naik 0,1% pada $2.682,30.
Harga minyak, sebaliknya, turun setelah proyeksi permintaan minyak AS tahun 2025 diperkirakan stabil, sementara pasokan justru diprediksi meningkat. Minyak mentah AS turun $1,32 menjadi $77,50 per barel, sedangkan Brent melemah $1,09 menjadi $79,92 per barel.
Prospek Harga Emas Hari Rabu (15/01)
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan bahwa harga saat ini terlihat berada dalam fase konsolidasi setelah penurunan sebelumnya. SMA 50 menunjukkan bahwa harga sempat turun mendekati area support kunci di sekitar 2665, tetapi berhasil bertahan di atas level tersebut. Area support kuat lainnya terlihat di level 2655 dan 2645.
Pada sisi atas, terdapat resistensi utama di sekitar 2685, 2691, dan 2698, yang bisa menjadi target kenaikan harga apabila tekanan beli meningkat. Harga juga menunjukkan adanya potensi pembalikan ke arah bullish, terlihat dari candle yang mulai bergerak lebih tinggi dari SMA 50, mengindikasikan kemungkinan harga mencoba menembus resistensi 2685. Indikator RSI di level 56 menunjukkan momentum masih netral cenderung bullish, memberikan ruang bagi harga untuk melanjutkan kenaikan.
Data Perdagangan pada hari Selasa (14/01)
Open: 2,663.37 High: 2,677.94 Low: 2,659.86 Close: 2,676.63 Range: 18.08
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,685 R2 2,691 R3 2,698
S1 2,645 S2 2,655 S3 2,665
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.666 |
Profit Target Level | 2.680 |
Stop Loss Level | 2.655 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.685 |
Profit Target Level | 2.670 |
Stop Loss Level | 2.692 |
Prospek Harga Minyak Hari Rabu (15/01)
Harga terlihat tertahan di resistance 79.24, kemudian mengalami koreksi. Namun, koreksi tersebut masih terbatas dan harga tetap mampu bertahan di area support 77.33. Hal ini menunjukkan bahwa area support tersebut cukup kuat dan menjadi zona pertahanan penting bagi tren naik. Jika harga berhasil mempertahankan posisinya di atas 77.33, ada peluang bagi pembeli untuk mendorong harga kembali menguji resistance 79.24 dan bahkan melanjutkan kenaikan menuju 80.12.
Sebaliknya, jika support 77.33 gagal bertahan, potensi penurunan lebih lanjut ke level support berikutnya di 76.91 menjadi kemungkinan yang perlu diantisipasi.
Data perdagangan pada hari Selasa (14/01)
Open: 78.74 High: 79.07 Low: 77.39 Close: 77.80 Range: 1.68
OIL INTRADAY AREA
R1 79.24 R2 80.12 R3 81.31
S1 77.33 S2 76.51 S3 75.39
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 77.40 |
Profit Target Level | 79.10 |
Stop Loss Level | 76.50 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 79.24 |
Profit Target Level | 78.00 |
Stop Loss Level | 80.20 |