Trading Bahasa Candlestick Anti MC

Didalam aktivitas trading, sering sekali bahkan sangat akrab kita mendengar istilah “MC = Margin Call”. dimana kondisi tersebut sangat tidak diinginkan oleh trader manapun di dunia. Oleh karena itu disini saya akan mencoba berbagi sedikit pengetahuan di dalam menghindari MC tersebut. Perlu diingat bahwa aktivitas trading pastinya akan akrab dan menjadi kegiatan rutin para trader untuk melihat candlestick daeri berbagai bentuk dan warna. Saya yakin dengan kita memahami bahasa candlestick maka MC dapat kita hindari.  Saya akan bahas lebih detail mengenai bahasa candlestick tersebut.

Jenis-Jenis Pola Candlestick 

Sebelumnya, kita telah mengetahui apa itu candlestick, yaitu salah satu jenis grafik harga (chart) untuk memetakan dan membaca pergerakan harga di pasar  secara teknikal,Jenis – jenis pola candlestick.

Menurut bentuknya, ada banyak jenis pola candlestick, tapi jangan khawatir, cara membacanya terbagi menjadi 3 jenis pola candlestick yang lebih mudah untuk diingat dan dipelajari. Mari diingat bersama, 3 jenis pola candlestick itu adalah:

  1. Pola Candlestick Single 
  2. Pola Candlestick Double 
  3. Pola Candlestick Triple

Untuk memahami dan akrab dengan  jenis-jenis pola candlestick ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, namun  akan sangat bermanfaat untuk digunakan saat kita trading.

Pola Candlestick Single

Sesuai namanya, single alias tidak ada pasangan. Pola candlestick tunggal ini terdiri dari satu ruas dan paling mudah untuk dilihat.

 

  1. Spinning Top

Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung posisi harga Open dan Close pada candle.

Akurasi: Rendah-Moderat.

 

Ciri khas Spinning Top adalah memiliki dua shadow memanjang di bagian atas dan bawah dengan body yang kecil. Ketidakpastian antara buyer dan seller menjadi fokus utama dalam candle ini.

Grafik ini biasanya dianggap netral, karena dalam periode tersebut terjadi kebuntuan. Namun, perlu diperhatikan kapan waktu dari Spinning Top ini muncul. Jika muncul saat uptrend, artinya lebih banyak seller di pasar. Sebaliknya, jumlah buyer yang lebih banyak direpresentasikan oleh Spinning Top yang muncul saat downtrend.

 

  1. Marubozu

Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung posisi harga Open dan Close pada candle.

Akurasi: Tinggi.

Secara harfiah, Marubozu artinya “si kepala botak”. Di jenis pola candlestick yang satu ini, kita akan bertemu dengan body candle yang tidak mempunyai shadow, baik atas ataupun bawah.

 

Sehingga hanya terlihat seperti kepala tanpa rambut. Marubozu menunjukkan sinyal pergerakan kuat dari salah satu sisi (buyer atau seller) yang kemungkinan akan berlangsung sampai beberapa periode ke depan.

 

Pada Marubozu Bullish, harga Close selalu lebih tinggi dari Open, dan candle sama sekali tak bersumbu. Sedangkan pada Marubozu Bearish, harga Close selalu lebih rendah dari Open, tanpa sumbu/ekor

 

  1. Doji

Sinyal: Konsolidasi.

Akurasi: Moderat-Tinggi.

Mirip dengan pola candlestick Spinning Top, tetapi pola Doji memiliki karakteristik yang lebih kompleks. Candlestick Doji memiliki body yang sangat tipis, bahkan hanya terlihat seperti garis, lantaran harga Open dan Close yang sama. Hal ini disebabkan karena antara seller dan buyer tidak ada yang mampu memegang kendali.

 

Doji dibagi menjadi empat tipe, yaitu: Long Legged Doji, Dragonfly Doji, Gravestone Doji serta Four Price Doji. Namun, secara umum, Doji merupakan sinyal konsolidasi, dan untuk mengetahui kepastian arah pergerakan harga selanjutnya diperlukan konfirmasi dari bar candlestick berikutnya setelah doji.

  1. Hammer

Sinyal: Bullish.

Akurasi: Moderat.

 

Dari no 4 ini sampai dengan no 7, kita akan berkenalan dengan pola candlestick yang memiliki bentuk sekilas sama. Dibutuhkan ketelitian untuk membacanya.

 

Sesuai namanya, pola candlestick Hammer memiliki bentuk seperti palu. Dengan lower shadow yang panjang dan body yang kecil, pola ini mengindikasikan kondisi reversal bullish (pembalikan harga dari menurun menjadi naik) pada saat downtrend.

 

Yang perlu diingat, banyak indikasi lain yang perlu diperhatikan sebelum kita gegabah mengambil aksi order buy saat melihat candlestick Hammer. Antara lain:

  • Perhatikan panjang lower shadow, apakah 2-3x ukuran body candle yang asli?
  • Perhatikan sepanjang apa upper shadow. Untuk memenuhi syarat pola Hammer, upper shadow harus sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
    1. Hanging Man

    Sinyal: Bearish.

    Akurasi: Rendah.

    Sekilas mirip, tetapi posisinya tidak sama dengan candlestick Hammer; itulah pola candlestick Hanging Man. Berbentuk seperti orang yang digantung dan terletak di bagian atas sebuah chart, candlestick Hanging Man menunjukkan sebuah pembalikan harga bullish menjadi bearish,

    Jangan buru-buru mengambil sikap setelah melihat pola candlestick ini; tunggu dulu bagaimana Close pada candle berikutnya. Jika harga Close pada candle berikutnya memang lebih rendah lagi, maka dapat mengkonfirmasi kecenderungan reversal bearish..

  1. Inverted Hammer

 

Sinyal: Bullish.

Akurasi: Rendah.

Ada Hammer, ada pula Inverted Hammer alias palu terbalik. Pola candlestick ini lazimnya menunjukkan sinyal Bullish, karena meski harga telah jatuh, tetapi buyer masih berhasil menutup sesi dekat dengan harga open. Namun, akurasinya rendah karena agak kontradiktif. Inverted Hammer memiliki upper shadow lebih panjang dari body yang secara intuitif seharusnya menginformasikan tekanan seller, tetapi di sini malah mensinyalkan harga akan naik

Shooting Star

Sinyal: Bearish.

Akurasi: Moderat.

Sesuai dengan namanya, penampakan pola candlestick yang satu ini mirip seperti bintang jatuh. Shooting Star memiliki upper shadow yang panjang, dengan body berisi yang menghadap ke bawah. Jenis pola candlestick Shooting Star menunjukkan pembalikan harga menjadi menurun.

Pola Candlestick Double

Setelah mempelajari pola candlestick single, kita beralih ke pembahasan yang lebih kompleks yaitu pola candlestick double. Di sini yang kita lakukan adalah memperhatikan tidak hanya 1 ruas body candle, tapi juga penampakan candle di sebelahnya.

Ada banyak sekali pola candlestick double. Dua diantaranya yang paling terkenal memiliki kemiripan dan bersifat “engulfing” (menelan). Perhatikan gambar di bawah ini:

  1. Bullish Engulfing

 

Sinyal : Bullish

Akurasi : Moderat

Ide nama pola candlestick ini muncul dari sifat bull yang “menelan” para bear. Perlu diingat kembali bahwa istilah dalam forex, bull artinya buyer, bear adalah seller. Bullish Engulfing Candles memberikan sinyal akan terjadinya uptrend, ketika ada candle bearish yang diikuti oleh candle bullish yang lebih besar. Ini dikarenakan bahwa para bull (buyer) lebih kuat daripada bear (seller).

 

  1. Bearish Engulfing

 

Sinyal : Bearish.

Akurasi : Moderat.

Dari namanya tentu kita dapat memperoleh pandangan awal bahwa Bearish Engulfing memiliki sifat yang berkebalikan dengan candlestick

yang kita bahas sebelumnya. Bearish Engulfing mengindikasikan terjadinya downtrend. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah: candle bearish yang lebih besar, akan mengikuti candle bullish yang lebih kecil. Penyebabnya, para seller sanggup menahan laju buyer.

  1. Tweezer Bottoms dan Tweezer Tops

 

Sinyal : Reversal,bisa Bullish (Tweezer Bottoms) maupun Bearish (Tweezer Tops).

Akurasi : Moderat.

Selain pola candlestick Engulfing, juga ada pola candlestick Tweezer Bottoms dan Tweezer Tops. Mari kita fokus ke kata bottom (bawah) dan top (atas) karena kunci dalam membaca pola yang berbentuk seperti jepitan ini ada di sana.

Tweezer Bottom merupakan situasi ketika satu candlestick bearish kurang lebih sejajar dengan satu candlestick bullish; keduanya sama-sama memiliki lower shadow panjang, tetapi dengan upper shadow kecil atau tidak ada sama sekali. Tweezer Bottom juga dapat diikuti oleh doji. Perlu diingat bahwa panjang body pada kedua candle tak harus sama, tetapi nilai Low harus sama rendahnya.

Tweezer Bottom juga dapat diikuti oleh Doji.

 

Tweezer Tops apabila candle bullish bertemu dengan bearish dengan upper shadow memanjang di bagian atasnya, tetapi lower shadow sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Panjang body pada kedua candle tak harus sama, tetapi nilai High harus sama rendahnya. Sebuah pola candle disebut dengan Tweezer Top menunjukkan bearish reversal saat terjadi uptrend, sedangkan candlestick Tweezer Bottom adalah pola bullish reversal ketika downtrend.

 

Pola Candlestick Harami

 

Sinyal : Reversal, bisa Bullish maupun Bearish.

Akurasi : Moderat – Tinggi.

Dalam bahasa Jepang, Harami bermakna “kehamilan”. Disebut demikian karena pola candlestick Harami terbentuk dari dua candle di mana body (badan) bar kedua selalu berukuran lebih kecil dan berada di kandungan (dalam jangkauan) body candle pertama.

Bar lebih kecil mengindikasikan pergerakan harga telah mencapai titik nadir dan kemungkinan besar sudah tidak mampu lagi meneruskan trend terkini. Semakin kecil bar kedua, maka semakin kuat pula prediksi bahwa reversal akan terjadi.

Pola Candlestick Triple

 

Akhirnya sampailah kita ke jenis pola candlestick yang banyak dipakai oleh para trader karena akurasinya lebih tinggi, yaitu pola candlestick triple.

 

Setelah sebelumnya kita telah mengamati candlestick single yang sendirian, candlestick double yang selalu berduaan, maka candlestick triple menghadirkan tiga candlestick yang memiliki karakter tertentu.

 

Tapi jangan khawatir, kemunculan pihak ketiga di candlestick ini tidak membawa kekacauan. Justru dia akan membantu kita untuk lebih membaca kondisi pasar.

Kompleksnya candlestick triple membuatnya jarang muncul, tetapi justru karena itu pulalah maka akurasinya lebih tinggi. Pola candlestick triple yang paling populer diantaranya:

 

1.Evening Star dan Morning Star

 

Sinyal : Reversal, bisa Bullish (Morning Star) maupun Bearish (Evening Star).

Akurasi : Tinggi.
Kemunculan Doji (candlestick dengan body yang sangat tipis seperti garis) diantara dua candlestick dengan body panjang adalah ciri khas utama pola Evening Star atau Morning Star.

Pada pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish candle-doji-bullish candle dan terjadi pada posisi grafik downtrend.  Pola candlestick Morning Star ini mengindikasikan waktunya menjalankan aksi beli (reversal bullish).

Sebaliknya, pola candlestick Evening Star terjadi pada posisi grafik uptrend,  dan mensinyalkan waktunya melakukan aksi jual (reversal bearish).

Formasinya adalah bullish candle-doji-bearish candle.  Pada Evening Star dan Morning Star, kita mengecek apakah pembalikan harga akan terjadi dengan melihat apakah candle ketiga menutup di atas titik tengah dari candle pertama. Perhatikan: penting untuk memastikan bahwa ketiga candle sudah terbentuk sempurna sebelum mengambil keputusan.

 

  1. Three White Soldier dan Three Black Crows

 

Sinyal : konfirmasi Bullish (Three White Soldier) atau Bearish (Three Bearish (Three Black Crows).

Akurasi : Tinggi.

Berbeda dengan pola-pola candlestick sebelumnya yang menunjukkan sinyal reversal, Three White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk mengonfirmasi kekuatan arah trend  (strong trend)

Pola Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish panjang yang mengikuti downtrend.  Tiga prajurit putih ini digunakan untuk memastikan keadaan bullish, apalagi jika dia muncul setelah downtrend yang berkepanjangan dan periode singkat konsolidasi harga. Perlu diingat, candlestick kedua (posisi di tengah) harus memiliki ekor yang kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Pola candlestick Three Black Crows adalah kebalikan dari Three White Soldiers. Pola Three Black Crows terbentuk ketika tiga candle bearish mengikuti uptrend yang kuat, dan mengindikasikan bahwa akan segera terjadi reversal.

  1. Three Inside Up dan Three Inside DownSinyal: Reversal, bisa Bullish (Three Inside Up) maupun Bearish (Three Inside Down). Akurasi: Tinggi.

Pola candlestick yang terakhir dari pembahasan kita adalah Three Inside Up dan Three Inside Down. Keduanya juga menandakan trend reversal. Polanya adalah bearish-bullish-bullish (untuk Three Inside Up), atau bullish-bearish-bearish (untuk Three Inside Down).

 

Three Inside Up terjadi setelah downtrend terbaru dan merupakan sinyal untuk reversal uptrend (pembalikan harga dari menurun menjadi naik). Candle pertama dalam pola adalah bearish candle dengan tubuh panjang. Selanjutnya diikuti oleh candle bullish yang melewati setidaknya titik setengah dari candle bearish pertama. Lilin ketiga dan terakhir melewati setidaknya tinggi lilin bearish pertama.

Demikian lah penjelasan mengenai jenis dan nama candlestick serta sinyal yang dapat di implementasikan dalam melakukan trading.
Tetap semangat pertajam analisa dan prediksi anda serta terus latih psikologi trading anda agar “wede konsisten bisa kita raih” 

 

 

image-artikel