Mengenal 4 Fase dalam Trading Forex

Siklus pasar adalah pola khusus di pasar yang menyebabkan harga bergerak dengan cara atau arah tertentu dan terdapapt 4 fase. Lalu, bagaimana cara menerapkannya ke dalam strategi trading Anda? Pasar keuangan memiliki pergerakan yang sangat cepat dan terkadang tiba-tiba dan tidak terduga. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para trader untuk dapat memahami kondisi pasar terutama untuk pasar saham dan forex. 

Dalam pasar forex, sama seperti pada pasar keuangan secara umum, pastilah terjadi perubahan – perubahan baik dalam skala kecil seperti dalam hitungan jam dan hari hingga skala besar yang bisa terjadi dalam hitungan bulan.   Hal ini disebabkan karena pasar forex disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari faktor politik, keuangan global, hingga keamanan. Bagi sebagian orang, perubahan ini terkesan acak dan tanpa ada pola yang jelas sehingga sulit untuk diprediksi. Padahal jika diamati dengan jeli dan seksama, terdapat pola atau siklus tertentu dalam pasar forex yang bisa diprediksi dan ditebak. 

 Dengan mengetahui dan memahami fase – fase dalam siklus yang terjadi di pasar forex saat melakukan trading, seorang trader bisa mendapatkan hasil yang lebih besar dan menguntungkan. Lalu fase apa saja yang terjadi dalam pasar forex? Mari kita bahas secara lebih detail mengenai fase-fase yang terjadi dalam siklus pasar forex serta strategi yang tepat agar bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal. 

Pengertian Siklus Pasar

Sebelum melihat fase-fase dalam pasar forex, definisi dan arti dari siklus pasar harus diketahui dan dipahami dengan jelas terlebih dahulu. Apa itu siklus pasar? Siklus pasar dapat didefinisikan sebagai pola khusus di pasar yang menyebabkan harga bergerak dengan cara atau arah tertentu.   Siklus pasar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti perkembangan teknologi, regulasi dari pemerintah, hingga hadirnya produk baru. 

Semua pasar memiliki pola yang berulang dari waktu ke waktu, dimana pola ini relatif sama tetapi durasi siklus mungkin berbeda untuk masing-masing pasar tergantung pada aset dan grafik yang digunakan.   Misalnya, siklus pasar saat scalping hanya berlangsung 10 menit, sedangkan untuk position trader, siklus pasar akan berulang setiap beberapa hari. Hal ini tentu terlihat sulit pada awalnya, terutama untuk dapat melihat awal dan akhir dalam sebuah siklus. 

Fase dalam Trading Forex

Siklus pasar dapat diidentifikasi dengan cara mengenali fase yang terjadi dalam siklus pasar. Hal ini disebabkan sebuah siklus biasanya melewati fase – fase tertentu. Dengan demikian penentu timing beli, jual, atau hold menjadi lebih tepat karena tiap fase memiliki tren yang berbeda dengan kecenderungan harga, volatilitas, dan volume trading yang berbeda pula. Berikut adalah 4 fase dalam siklus pasar forex yang harus diketahui oleh para trader:     

  • Fase Akumulasi 

Fase akumulasi atau bisa disebut dengan fase koleksi adalah fase yang terjadi setelah harga turun, sehingga tidak ada trend yang jelas dan harga sedang memasuki masa konsolidasi. Fase ini dimanfaatkan oleh para trader untuk mengumpulkan dan mengakumulasikan aset yang dimiliki.   Dalam teknikal trading, kondisi ini sering disebut dengan “masa basis” dimana harga memasuki masa konsolidasi setelah downtrend sebelum bergerak ke atas (bullish). Ada beberapa kecenderungan yang terjadi dalam fase ini seperti harga yang cenderung bolak-balik di periode 200 moving average hingga pergerakan harga yang melambat. 

 

Sebagai gambaran yang lebih jelas tentang fase akumulasi, perhatikan grafik di bawah ini yang menunjukan bagaimana kondisi pasar dalam fasa akumulasi. Secara umum, fase akumulasi terjadi ketika harga turun selama 6 bulan terakhir atau lebih. Fase ini bisa terjadi mulai dari berbulan-bulan hingga terkadang bertahun-tahun. Semakin lama periode konsolidasi, semakin tinggi peluang terjadinya break out yang lebih kuat setelah aset kembali tren.  

Baca juga: Yuuk Belajar Strategi Scalping (sesi 1)

Oleh karena itu banyak trader menganggap fase ini kurang begitu menguntungkan dan memilih untuk tidak melakukan aktivitas dan hanya menghabiskan waktu di fase ini untuk mengamati dan mempelajari untuk langkah pada trading selanjutnya.   Namun sebenarnya fase ini masih bisa memberikan keuntungan bagi para trader dengan cara mengambil posisi buy di level terendah dan sell di level tertinggi. Untuk melakukan manajemen risiko yang berarti, stop loss bisa ditempatkan di luar garis jangkauan. Perlu diingat bahwa pada fase ini, trader disarankan untuk hanya melakukan posisi sell trade. 

 

Pasalnya, kita tidak tahu pasti apakah harga benar-benar memasuki fase akumulasi atau hanya konsolidasi biasa dalam tren yang lebih kuat. Hindari pula melakukan trading pada harga di tengah harga rata-rata karena dapat merugikan sebab harga bisa bergerak di luar perkiraan. 

 

Berikut adalah strategi efektif yang bisa dilakukan dalam fase akumulasi: 

  • Cari EMA-200 datar yang terjadi setelah setidaknya 6 bulan downtrend.
  • Identifikasi tinggi dan rendahnya kisaran harga. 
  • Untuk sell trade, disarankan untuk menunggu hingga harga mencapai kisaran tertinggi dan cari price rejection yang biasanya ditunjukkan dengan pola candlestick reversal seperti Pin Bar atau Engulfing. 
  • Setelah polanya selesai, open posisi sell pada pola candlestick berikutnya. Tempatkan stop loss di atas candle, dan ambil untung di swing low terdekat.  

 

  • Fase Lanjutan 

Pada fase lanjutan, atau juga dikenal dengan beberapa sebutan lainnya seperti fase partisipasi atau fase mark up adalah fase dimana uptrend yang baru dan kuat mulai terbentuk dan merupakan sinyal yang baik bagi trader yang mencari trading dengan momentum. Tren yang kuat membawa volume dan pembeli baru ke pasar, menghadirkan peluang bagus untuk menghasilkan banyak profit. Hal ini nampak dalam grafik di bawah ini yang menunjukan kondisi pasar pada fase lanjutan.

 

Secara mendasar, yang terjadi pada fase in adalah terjadinya peningkatan permintaan untuk aset persediaan yang terbatas. Hal ini menyebabkan nilai aset meningkat. Dalam fase ini 200 moving average akan bergerak ke atas, key resistance akan tembus, dan harga akan berada di higher highs dan higher lows. Fase ini bisa berlangsung dalam hitungan bulan dan tahun serta memiliki volume yang relatif lebih tinggi dan menjelang akhir, dimana volatilitas akan cenderung meningkat karena antusiasme yang tinggi. Berlawanan dengan fase akumulasi, fase ini ditentukan oleh harga yang melampaui level resistensi. Oleh karena itu posisi buy sangat disarankan dalam fase ini. 

 

Ada dua metode yang bisa dicoba yaitu Price pullbacks dan Price breakouts. Pada price pullback, coba untuk mengamati dan menemukan Moving Average, Support area, resistensi yang berubah menjadi support, dan Fibonacci level. Jika semua dapat ditemukan, tunggu hingga harga menyentuh empat indikator tadi dan beli pada candle berikutnya. Sedangkan pada price breakouts, tunggu hingga harga menembus di atas swing high atau menutup di atas swing high lalu masuk pada posisi buy.   

 

  • Fase Distribusi 

Fase distribusi atau bisa juga disebut dengan fase reversal awal adalah fase yang ditandai dengan uptrend yang berangsur menghilang dan pasar mulai ditinggalkan. Pada fase ini, volume trading masih cukup tinggi tetapi tidak cukup untuk melampaui penawaran dan mendorong harga lebih tinggi. Pada fase ini, harga berada dalam kisaran (range) karena bulls dan bears berada dalam ekuilibrium. Sedangkan 200 moving average cenderung bergerak sideways dan harga masih bergerak di sekitar garis Moving Average. 

 

Hal lain yang biasanya terjadi adalah volatilitas yang cenderung tinggi karena bunga yang juga tinggi. Fase ini bisa berlangsung dalam hitungan bulan hingga tahun dan terjadi setelah harga mengalami kenaikan selama kurang lebih 6 bulan.  Cara terbaik untuk melakukan trade di fase ini adalah dengan melakukannya di dalam jangkauan (range). 

 

Oleh sebab itu, posisi buy sangat disarankan pada fase ini terlebih karena terdapat peluang untuk harga akan terus bergerak ke atas. Perhatikan beberapa strategi di bawah ini untuk menghadapi fase distribusi: Cari EMA 200 periode datar yang terjadi setelah setidaknya 6 bulan downtrend. Kemudian identifikasi tinggi dan rendahnya kisaran harga. 

Baca juga: Yuuk Belajar Strategi Trading Scalping (sesi 2)

 

Jika harga mencapai kisaran terendah, cari penolakan harga yang biasanya ditunjukkan dengan pola candlestick reversal seperti Pin Bar atau Engulfing. Setelah polanya selesai, open pada posisi buy pada pola candlestick berikutnya. Tempatkan stop loss di bawah candle, dan ambil untung di swing low terdekat.   

 

  • Fase Penurunan 

Fase terakhir adalah fase penurunan atau bisa juga disebut dengan fase kapitulasi. Fase ini ditandai dengan dimulainya downtrend yang baru. Ini berarti bahwa harga mulai berangsur menurun dan membuat rangkaian lower highs dan lower lows. Pada fase ini, 200 moving average cenderung bergerak lebih rendah, resistance level tembus, dan volatilitas yang cenderung tinggi karena terjadinya kepanikan. Kondisi pada fase ini bisa terlihat pada grafik di bawah: 

Downtrend mungkin memberikan kesan yang negatif dan kurang bergairah karena kurangnya minat di pasar. Banyak trader yang mulai khawatir pada fase ini dan memiliki keingin untuk menjual aset yang dimiliki. Tetapi ini bukanlah alasan untuk menjadi panik dan terburu-buru untuk menjual aset karen fase ini hanya berlangsung sementara. 

Inilah mengapa sebagian besar trader yang tidak melakukan cut loss pada tahap sebelumnya biasanya akan menjadi investor jangka panjang selama fase ini. Strategi breakout dan pullback bisa diterapkan jika berada di fase ini. Tetapi perlu diingat, di fase ini posisi yang harus diambil adalah sell bukan buy karena pasar sedang mengalami downtrend.   

Nah, itulah pembahasan mengenai 4 fase dalam trading forex yang harus Anda ketahui. Dalam menghadapi kondisi pasar yang berubah secara cepat dan tiba-tiba, diperlukan kejelian dan kesiapan dalam membaca pola yang terjadi agar kerugian dapat dihindari dan keuntungan tetap dapat dimaksimalkan. 

Baca juga: Apa Yang Kita Cari Dari Trading Forex

Memahami siklus pasar forex dengan fase-fase nya dapat menjadi senjata yang ampuh untuk menghadapi perubahan pasar. Dalam fase yang berbeda, pendekatan dan strategi yang tepat dapat membantu dalam menghindari kesalahan langkah bahkan bisa mendatangkan profit meskipun sedang berada di fase pasar yang dirasa kurang menguntungkan. Dengan bisa membaca siklus dan menggunakan strategi yang tepat di setiap fasenya, trader juga dapat melihat posisi buy atau sell yang harus diambil sehingga tidak akan salah langkah. 

Tak hanya cukup untuk bisa mengenali setiap fasenya, diperlukan pula indikator pendukung untuk memaksimalkan fase-fase ini. Selain trading di empat fase pasar, EMA-200 juga bisa dijadikan alat yang handal dengan menggabungkannya dengan indikator lain untuk mencari peluang dan meraup keuntungan. Intinya, jangan takut dan gegabah dalam mengambil keputusan jika hanya melihat kondisi pasar yang turun dan jangan panik ketika melihat kondisi pasar yang berubah secara cepat.

Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI

image-artikel