Penting! 5 Indikator Trading Emas Akurat

Emas sebagai komoditas memiliki daya tarik yang kuat. Sebab, tren harga yang cenderung naik menjadikan emas mempunyai keunggulan tersendiri dibandingkan instrumen investasi lainnya. Emas cenderung stabil dan meningkat disaat komoditas lain mengalami fluktuasi Inilah alasan mengapa selain diperjualbelikan secara fisik, komoditas emas juga memiliki daya tarik kuat secara perdagangan online.

Indikator Trading Emas 

Saat melakukan aktivitas trading, ada baiknya Anda mengetahui dan memahami analisa teknikal dengan baik agar paham cara membaca, memprediksi, dan mengenali sinyal-sinyal trading. Analisa harga perlu dilakukan untuk memperkirakan arah dan mendapatkan peluang keuntungan terbaik. Lantas, apa saja indikator terbaik untuk trading emas?

  1. Moving Average

Salah satu indikator dasar yang sering digunakan adalah moving average (MA). Indikator ini sering digunakan untuk membaca pergerakan pasar dan mencari sinyal perubahan (reversal) maupun melihat tren emas jangka pendek dan menengah. Indikator ini akan mengenali beberapa posisi harga rata-rata dalam kurun waktu tertentu.

Moving average akan menjadi pertanda apakah terjadi tren naik (uptrend) atau tren turun (downtrend) selama kurun waktu tersebut.

Periode yang sering digunakan dalam indikator MA adalah 15, 30, 50, 100, dan 200. Memahami tanda-tanda yang ditunjukkan oleh MA memberi gambaran jelas mengenai bagaimana pasar berjalan.

  1. Exponential Moving Average

Exponential moving average atau EMA merupakan pengembangan dari indikator moving average. EMA memberikan penegasan analisis posisi harga terbaru. Dalam analisis teknikal, Exponential Moving Average merupakan penyempurnaan perhitungan MA dengan menambahkan bobot atau multiplier ke dalam satuan waktu MA. Misal, rentang waktu MA yang dipilih adalah 30 hari, maka formula dasar EMA-nya menghitung faktor rata-rata (smoothing factor) menjadi: [2/(30 + 1)] = 0.06451.

Kemudian, nilai faktor rata-rata tersebut dihitung dengan EMA sebelumnya untuk mendapatkan nilai terbaru saat ini. Smoothing factor inilah yang menjadi penitik-berat sebagai multiplier dalam MA eksponensial di rentang-rentang waktu lain. Dengan perhitungan bobot seperti ini, analisis Moving Average menjadi lebih akurat karena besaran perubahan rata-rata dari waktu ke waktu dapat dengan jelas terlihat serta kondisi psikologis para trader aktif di pasar.

Baca juga: Mari Berkenalan Dengan Trading Komoditas Minyak!

  1. Fibonacci Retracement

Indikator yang dipopulerkan oleh Leodarno Pisano mencetuskan sederet angka penentu yang disebut sebagai rasio. Angka-angka Fibonacci didapatkan dengan mengalikan deret angka dalam Fibonacci Sequence, yakni 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 84, 144, dan seterusnya. Misal, rasio 23.6% didapatkan dari membagikan satu angka dalam deret dengan angka ketiga setelahnya, di mana 8 / 24 = 0.2361. Sementara itu, rasio 61.8% didapatkan dengan mengalikan satu angka dengan angka di sebelahnya. Jadi 8 / 13 = 0.618.

Deret rasio Fibonacci umumnya terdiri atas 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, dan 100%. Angka-angka ini jadi dasar menentukan level Support dan Resistance. Untuk bisa menampilkan Fibonacci, trader tidak perlu menghitung secara manual, karena indikator Fibonacci Retracement hanya perlu ditarik dari level harga tertinggi dan terendah.

  1. Relative Strength Index (RSI)

Indikator lain yang bisa dijadikan indikator emas adalah Relative Strength Index atau RSI. Indikator ini cukup populer di kalangan trader dan banyak disarankan untuk trader emas pemula. indikator RSI bertujuan menentukan apakah terjadi level jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold), sekaligus menentukan area terjadinya.

Indikator ini juga dikenal dengan indikator momentum karena dapat menghitung besaran perubahan harga atau fluktuasi yang sedang terjadi di pasar. Dalam grafik, indikator RSI biasanya ditampilkan sebagai oscillator atau grafik garis yang bergerak di antara kedua titik terjauh; atas dan bawah. Area atas dibatasi pada level 70, sedangkan area bawah umumnya dibatasi di level 30.

Untuk menghitung nilai RSI, biasanya rentang waktu yang diambil adalah 14 hari dengan rata-rata potensi keuntungan sebesar 1%. Ini juga berlaku dalam komoditas emas karena perdagangannya bisa dihitung secara harian (intraday).

  1. Bollinger Bands

Indikator Bollinger Bands cocok digunakan oleh trader pemula dan banyak direkomendasikan sebagai alat yang pas dalam analisis teknikal perdagangan emas. Indikator ini bertumpu pada tingkat volatilitas harga dan pergerakan tren yang sedang terjadi.

Indikator ini akan menunjukkan standar deviasi yang bisa dihitung dari pergerakan MA, dengan besaran standar deviasi yang umum digunakan adalah 2. Tentu saja, Bollinger Bands bisa digunakan untuk menentukan tingkat overbought (puncak) dan oversold (dasar) dari sebuah tren. 

Baca juga: Kelebihan Future Trading Dengan Trading Saham Lain

Jika Bands menyempit dalam sebuah periode tenang (low volatility), maka ini merupakan sinyal pergerakan harga yang besar. Sebaliknya, jika jarak antar kedua Bands sangat lebar, maka pergerakan harga kemungkinan akan sangat besar pula dan sulit diprediksi. Trader emas dapat mengidentifikasi level profit yang diinginkan dengan indikator Bollinger Bands.

Itulah penjelasan mengenai indikator emas yang bisa Anda gukanan untuk meraup keuntungan. Perdagangan komoditas emas dalam pasar digital memang terkesan lebih intens dan penuh perhitungan mendalam. Tetapi setelah memahami kelima indikator dasar di atas, Anda bisa memperbesar peluang keuntungan sesuai tren pasar. Ingin belajar trading Komoditi emas ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel