Penjelasan dan Sejarah Jenis-Jenis Grafik Populer

Grafik adalah alat penting dalam menganalisis dan memvisualisasikan data. Mereka membantu kita memahami pola, tren, dan hubungan dalam data dengan cara yang mudah dipahami. Di antara banyak jenis grafik yang ada, tiga yang paling umum digunakan adalah candlestick, line chart, dan bar chart. Mari kita jelajahi masing-masing jenis grafik ini bersama dengan sejarah dan penggunaannya.

1. Candlestick Chart

Candlestick chart, juga dikenal sebagai Japanese candlestick chart, adalah jenis grafik yang secara visual memperlihatkan pergerakan harga dalam suatu periode waktu tertentu. Grafik ini terdiri dari “candlesticks” yang menunjukkan harga pembukaan, penutupan, serta harga tertinggi dan terendah pada periode waktu tersebut.

Sejarah:

Candlestick pertama kali dikembangkan oleh para pedagang beras Jepang pada abad ke-18 untuk menganalisis harga beras. Namun, penggunaan candlestick meluas di pasar keuangan setelah diperkenalkan ke dunia Barat pada akhir abad ke-20 oleh Steve Nison, seorang analis teknis yang terkenal.

Penggunaan:

Candlestick chart sangat populer dalam analisis teknis pasar keuangan, terutama dalam perdagangan forex dan saham. Mereka memberikan informasi yang sangat berguna tentang sentimen pasar dan dapat membantu pedagang mengidentifikasi pola-pola seperti pembalikan tren atau kelanjutan tren.

2. Line Chart

Line chart adalah jenis grafik sederhana yang menampilkan harga atau data lainnya dalam bentuk garis yang menghubungkan titik-titik data. Ini membantu dalam memvisualisasikan tren atau perubahan dari waktu ke waktu dengan jelas.

Sejarah:

Line chart telah digunakan sejak abad ke-17 ketika digunakan oleh John Graunt, seorang ahli statistik Inggris, untuk memvisualisasikan data populasi London. Sejak itu, line chart telah menjadi alat standar dalam analisis data.

Penggunaan:

Line chart sering digunakan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, ilmu sosial, dan sains. Mereka sangat efektif untuk menunjukkan tren jangka panjang dan perubahan secara keseluruhan dari waktu ke waktu.

3. Bar Chart

Bar chart adalah grafik yang menampilkan data dalam bentuk batang vertikal atau horizontal. Panjang atau tinggi setiap batang mewakili nilai data yang berbeda.

Sejarah:

Bar chart pertama kali dikembangkan oleh William Playfair pada abad ke-18. Dia menggunakan bar chart untuk memvisualisasikan data ekonomi, seperti harga saham dan impor/ekspor.

Penggunaan:

Bar chart adalah salah satu jenis grafik yang paling umum digunakan karena kemudahannya dalam memahami dan membandingkan data. Mereka sering digunakan dalam laporan keuangan, statistik ekonomi, dan berbagai analisis data lainnya.

Indikator Teknis dalam Analisis Chart

Selain jenis-jenis grafik yang telah disebutkan, ada juga indikator teknis yang sering digunakan dalam analisis chart untuk membantu dalam pengambilan keputusan perdagangan. Berikut adalah beberapa indikator tersebut:

1. RSI (Relative Strength Index)

Penjelasan:

RSI adalah indikator momentum yang mengukur kekuatan dan kelemahan pergerakan harga. Indikator ini bergerak dalam rentang antara 0 hingga 100 dan digunakan untuk mengidentifikasi kondisi pasar yang overbought atau oversold. Ketika RSI melampaui level 70, itu menunjukkan bahwa pasar mungkin overbought, sementara jika RSI turun di bawah 30, itu menunjukkan bahwa pasar mungkin oversold.

Penggunaan:

Trader menggunakan RSI untuk mengkonfirmasi tren dan mengidentifikasi potensi pembalikan harga. Ketika RSI memberikan sinyal overbought atau oversold, trader dapat mempertimbangkan untuk melakukan pembelian atau penjualan berdasarkan strategi perdagangan mereka.

2. Stochastic Oscillator

Penjelasan:

Stochastic Oscillator adalah indikator momentum yang mengukur lokasi harga penutupan terakhir dalam kisaran harga selama periode waktu tertentu. Indikator ini juga bergerak dalam rentang antara 0 hingga 100 dan digunakan untuk mengidentifikasi kondisi pasar overbought atau oversold.

Penggunaan:

Stochastic Oscillator membantu trader mengidentifikasi pembalikan harga potensial ketika kondisi pasar berada di wilayah overbought atau oversold. Sinyal beli muncul ketika indikator turun di bawah 20 dan kemudian naik di atas level 20 lagi, sementara sinyal jual muncul ketika indikator naik di atas 80 dan kemudian turun di bawah level 80 lagi.

3. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Penjelasan:

MACD adalah indikator tren yang mengukur perbedaan antara dua moving average eksponensial (EMA). Ini terdiri dari dua garis, yaitu garis MACD itu sendiri dan garis sinyal, yang merupakan moving average dari MACD. Indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi perubahan arah dan kekuatan tren.

Penggunaan:

Trader menggunakan MACD untuk mengkonfirmasi tren dan mengidentifikasi potensi perubahan arah harga. Ketika garis MACD melintasi garis sinyal dari bawah ke atas, itu menunjukkan bahwa tren naik mungkin dimulai, sementara ketika garis MACD melintasi garis sinyal dari atas ke bawah, itu menunjukkan bahwa tren turun mungkin dimulai.

Baca Juga : 3 Jenis Chart dalam Forex: Kelebihan dan Kekuranganya

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah menjelaskan beberapa jenis grafik populer serta indikator teknis yang sering digunakan dalam analisis chart. Setiap jenis grafik dan indikator memiliki karakteristik dan kegunaannya masing-masing dalam menganalisis dan memahami perilaku pasar. Dengan memahami dan menggunakan jenis-jenis grafik dan indikator ini secara efektif, trader dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan perdagangan yang tepat. Ingin belajar trading forex lebih lanjut? Download Ebook TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel