Generasi sandwich, Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah ini bukan? Menjadi bagian dari generasi sandwich tentu tidak mudah. Pasalnya, generasi ini memiliki tanggung jawab yang cenderung lebih berat, yakni menanggung 3 generasi untuk dibiayai hidupnya.
Lantas, apakah seseorang yang termasuk generasi sandwich bisa menabung, investasi, dan merancang masa depannya sendiri walaupun memiliki beban berat tersebut?
Untuk lebih jelasnya, silakan simak langsung di bawah ini!
Definisi Generasi Sandwich
Generasi sandwich adalah sebuah fenomena dimana seseorang harus menghidupi tiga generasi keluarganya yang terdiri dari orang tua, diri sendiri, dan anak-anaknya atau generasi di bawahnya. Istilah generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh profesor asal Kentucky University, yaitu Dorothy A. Miller pada tahun 1981 dalam bukunya Social Work.
Dorothy menganalogikan generasi ini seperti roti sandwich. Hal ini dimana orang tua dan anak dianggap sebagai roti lapisan atas dan lapisan bawah. Sedangka, orang yang terjebak dalam kondisi ini digambarkan sebagai sebuah daging atau isi sandwich yang terhimpit di tengah-tengah roti.
Baca juga: Peluang Bisnis Online untuk Gen Z
Penyebab Terjadinya Generasi Sandwich
Ada beberapa penyebab mengapa generasi muda saat ini bisa mengalami fenomena generasi sandwich. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Kurangnya Kemampuan dalam Mengelola Keuangan
Akar dari permasalahan fenomena generasi ini adalah kurangnya kesadaran dan kemampuan dalam mengelola keuangan. Generasi sebelumnya cenderung abai terhadap hal keuangan dan konsumtif saat masa produktif. Perilaku inilah yang menyebabkan fenomena generasi sandwich ke generasi selanjutnya.
2. Tidak Memiliki Target Jangka Panjang
Hal yang paling disayangkan dari generasi muda saat ini adalah tidak terlalu memikirkan tentang masa depan dan cenderung mendahului kesenangan sesaat saat ini. Akhirnya, ketika masa pensiun tiba, Anda merasa kehilangan masa jaya, produktivitas, dan sumber mata pencaharian sehingga berpengaruh pada penghasilan. Akibatnya, Anda akan membebankan generasi selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan Anda.
3. Memiliki Prinsip “Bagaimana Besok Saja”
Hal ini sebenarnya hampir sama dengan prinsip poin nomor 1, yaitu cenderung abai terhadap keadaan di masa depan. Uang yang dihasilkan saat ini sebisa mungkin dihabiskan dan hanya mengandalkan penghasilan selanjutnya untuk biaya hidup berikutnya.
Akibatnya, Anda jadi tidak bisa menabung, investasi, dan hal semacamnya guna merancang masa depan di kemudian hari.
Baca juga: 5 Peluang Usaha Kekinian yang Wajib Dicoba!
Bagaimana Cara Investasi untuk Generasi Sandwich
Salah satu cara untuk memutus mata rantai generasi sandwich adalah dengan investasi dan membangun aset sejak dini. Namun, pertanyaannya apakah generasi ini memiliki daya beli yang mumpuni untuk bisa berinvestasi. Jawabannya adalah bisa.
Berikut adalah tata cara investasi untuk generasi sandwich agar generasi berikutnya tidak merasakan hal yang sama. Simak langsung di bawah ini!
1. Mencatat Cash Flow Setiap Bulannya
Hal utama yang perlu Anda lakukan adalah mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran yang terjadi selama satu bulan. Usahakan kelompokan cash flow tersebut berdasarkan kebutuhan primer atau pokok. Dengan begitu, Anda jadi lebih mudah mengatur keuangan dan mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier Anda.
2. Menentukan Skala Prioritas berdasarkan Kebutuhan Pokok
Setelah mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran, kini saatnya Anda memprioritaskan pengeluaran berdasarkan kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok di sini di antaranya makan, tempat tinggal, dan kebutuhan rumah tangga.
Setelah itu, Anda bisa meminimalisir kebutuhan sekunder dan tersier Anda serta mengalokasikan sisa penghasilan untuk menabung atau investasi.
3. Mencari Sumber Pemasukan Passive Income
Untuk menambah pemasukan yang bisa dialokasikan untuk dana darurat, menabung, dan investasi. Anda mungkin perlu mencoba mencari passive income berupa pekerjaan tambahan atau freelance.
Di samping Anda akan mendapatkan penghasilan tambahan, pekerjaan sampingan ini berpotensi akan terus berlanjut, hingga masa pensiun nanti. Menarik bukan? Saat ini sudah banyak profesi yang bisa dijalankan secara freelance, di antaranya content creator, Key Opinion Leader (KOL), dan masih banyak lagi.
4. Pilih Instrumen Investasi yang Cocok dengan Profil Risiko
Kita pasti tau betul bahwa masing-masing orang memiliki kondisi psikologi dan profil risiko yang berbeda-beda. Masing-masing instrumen investasi memang cenderung disarankan berdasarkan profil risiko yang dimiliki oleh investor maupun trader. Oleh karena itu, cari tahu lebih dahulu bagaimana profil risiko investasi Anda dan pilihlah instrumen investasi berdasarkan profil tersebut.
Bagaimana, apakah informasi di atas tentang investasi untuk generasi sandwich cukup bermanfaat untuk Anda? Jangan lupa untuk terus tingkatkan literasi keuangan dengan Download E-Book TPFx Indonesia dan jadilah trader andal dengan cuan maksimal di sini!