5 Alasan Rencana Trading Forex Gagal Hasilkan Cuan

By

Edukasi Trading

Meski telah disusun dengan baik bahkan nyaris sempurna, rencana trading forex gagal masih acap kali terjadi dalam aktivitas perburuan trader. Apa sebabnya? Sebelum memulai aktivitas trading, maka ritual utama yang tak boleh alpa untuk dipersiapkan adalah rencana trading; strategi entry seperti apa yang ingin digunakan, berapa Risk Reward Ratio-nya, serta beberapa poin penting lain. Bak hendak berperang, penyusunan rencana yang matang tentu harus sudah dipersiapkan dengan apik agar menang dalam medan pertempuran. Seperti itu pulalah trading; penyusunan rencana trading yang ciamik diharapkan bisa membantu trader dalam mengisi pundi-pundi profit. Meskipun demikian, rencana trading yang sudah disiapkan dengan baik pun kadang tidak sesuai ekspektasi sama sekali. Lantas apa saja yang membuat rencana trading gagal? Menurut Hugh Kimura dari Trading Heroes, 5 poin berikut ini menjadi penyebab utama rencana trading gagal hasilkan profit:

1. Rencana Trading Belum Teruji Dengan Baik

Suatu hari, ada seorang trader yang membeli buku kumpulan rencana trading hasil tulisan seorang expert. Karena dianggap pasti profit, ia pun lantas menerapkan yang ada dalam buku tersebut untuk aktivitas tradingnya sehari-hari. Sayang, baru sebulan diterapkan, ia harus rela mengalami loss hingga 10%.

Jika Anda yang ada di situasi tersebut, apa yang akan Anda lakukan? Membuang buku tersebut dan menyatakan jika buku itu salah, atau justru melakukan introspeksi dan setting ulang mindset Anda? Ada baiknya pilih opsi kedua ya, traders… Dari ilustrasi tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor pertama penyebab gagal nya adalah karena tidak lolos “uji kelayakan”. Sekalipun rencana itu Anda contek dari trader profesional nan expert, hasilnya belum tentu sama dengan yang diterapkan si expert. Variasi pair yang dipilih, penggunaan time frame, hingga berita-berita fundamental mungkin saja menjadi penyebab hasil trading Anda tak sesuai dengan apa yang ada dalam buku tersebut. Belum lagi, faktor psikologis Anda dengan si expert yang berbeda tentu akan ikut berperan.

Guna mensiasati hal ini, maka Anda perlu menguji rencana trading tersebut terlebih dahulu, alias melakukan backtesting. Tujuannya tak lain adalah untuk mengetahui seberapa besar peluang keberhasilan rencana tersebut untuk Anda contek di aktivitas trading sesungguhnya. Jika backtesting telah dilakukan, maka pastikan rencana trading memenuhi tiga kriteria kelayakan berikut:

  1. Bisa menunjukkan peluang dari strategi Anda saat ini.
  2. Meningkatkan kepercayaan diri selama trading.
  3. Bisa menunjukkan besarnya peluang profit melalui perhitungan Risk Reward Ratio yang telah di-set sebelumnya.

“Writing down your trading plan is essential. But once you have a plan, be sure to test it before you ever risk real money.”

2. Tidak Sesuai Dengan Karakter

Faktor kedua penyebab rencana trading gagal diterapkan adalah ketidaksesuaian rencana tersebut dengan karakter trading Anda. Poin kedua ini lebih menekankan pada seberapa baik dan seberapa jauh Anda memahami diri sendiri, sehingga tahu betul strategi trading seperti apa yang tepat bagi saat terjun ke pasar forex.

Secara umum, ada empat jenis trader di pasar forex, yaitu Scalper, Day Trader, Position Trader, dan Swing Trader. Masing-masing tipe trader tersebut dibedakan berdasarkan frekuensi trading dan target posisi saat masuk pasar, sehingga pemilihan time frame, manajemen risiko, dan sistem trading yang digunakan berbeda-beda pula. Jika Anda gemar trading di time frame sangat kecil (1M hingga 5M) serta menargetkan profit sedikit-sedikit asal sering, maka Anda cocok dikategorikan sebagai Scalper. Untuk itu, rencana trading yang disusun pun harus disesuaikan untuk strategi Scalping. Jika tidak, maka jangan heran bila rencana trading gagal hasilkan cuan untuk Anda.

“If you don’t take the time to figure these things out, then you could lose money with an otherwise great trading system. Or even worse, you could be trading a method that has almost zero chance of working for you.”

3. Tidak Tersusun Dengan Sempurna

Memang rencana trading tidak harus tersusun dengan sempurna, akan tetapi menyusunnya secara asal-asalan juga tidak dibenarkan. Akan lebih baik jika bisa tersusun secara praktis, realistis, dan efektif. Di dalamnya, Anda perlu menuliskan urutan langkah-langkah dalam trading, sehingga apa saja yang mesti dilakukan sebelum masuk pasar sudah terukut. Selain itu, juga mencakup rencana jangka pendek dan jangka panjang, serta bagaimana cara realisasinya.

Tak jarang, saat menerapkan rencana trading tersebut ada berbagai kendala yang muncul dari pasar forex itu sendiri, mengingat pergerakan harga memang tidak bisa diprediksi, sekalipun rencana Anda telah tersusun amat sangat apik. Jika terjadi demikian, maka sebaiknya rencana trading juga memuat batas toleransi risiko, kapan waktu terbaik untuk breaking the rules, hingga menentukan “hari libur” dari pasar forex. Menurut Kimura, langkah-langkah tersebut perlu juga disertakan sebagai “additional menu” dalam rencana trading. Mengapa? Karena tak semua trader berhasil mengatasi kesulitan di pasar forex, meskipun telah berbekal rencana yang super ciamik.

“It’s not always possible to account for every single scenario. But do your best in the beginning and keep an eye out for new ones and add them to your plan.”

4. Tidak Fleksibel Dan Tidak Dikembangkan

Meski rencana trading telah disusun dengan sangat rinci, bukan berarti jika hal tersebut juga harus dijalankan secara kaku. Disiplin memang perlu, tetapi di sisi lain fleksibilitas juga perlu. Apakah menjadi fleksibel sama dengan melanggar aturan? Hmm…sepertinya demikian, tetapi breaking rules yang dimaksud ialah melanggar aturan yang masih sesuai perhitungan. Mari perhatikan ilustrasi berikut ini:

Dalam rencana trading, Anda memutuskan untuk buy EUR/USD dengan level Stop Loss sebesar 10 pips dan Take Profit sebesar 20 pips dari level entry. Ketika harga belum menyentuh level SL atau TP tetapi secara teknikal Anda melihat bahwa sudah saatnya menutup posisi, maka sah-sah saja untuk mengeksekusinya. Sebagaimana yang tertulis di atas, “pelanggaran” yang dilakukan tetap harus berdasarkan analisa yang teliti dan obyektif, bukan semata-mata karena khawatir terjadi floating.

Dari contoh di atas, maka dapat dikatakan bahwa fleksibilitas kadang diperlukan saat membaca rencana trading. Alih-alih melanggar rencana, Anda justru membuka peluang lain untuk lebih profit. Pun, perlu diingat untuk selalu meng-upgrade rencana Anda. Tentu tak lucu ‘kan jika kondisi pasar telah banyak berubah, tetapi masih di situ-situ saja? Jika demikian yang terjadi, maka jangan heran bila gagal membuahkan profit untuk Anda.

 “Just be sure that the changes actually improve your results before you add them to your plan.”

5. Tidak Dijadikan Kebiasaan

Alasan terakhir penyebab rencana trading gagal hasilkan profit adalah Anda tidak membiasakan diri untuk menulis rencana trading berikut kesulitan-kesulitan yang ditemui selama trading. Ada baiknya aktivitas trading Anda dicatat secara rutin dalam sebuah jurnal trading; catatan seluruh hasil trading yang dilakukan berdasarkan rencana.

Menyusun jurnal trading pun sebenarnya tidak terlalu rumit dan bisa disesuaikan dengan kemauan Anda sendiri. Namun, ada elemen-elemen dasar yang harus ditulis dalam jurnal trading, seperti kapan Anda entry dan exit, pair apa yang saat itu tengah ditradingkan, hingga detil-detil aktivitas trading lainnya. Meskipun boleh saja ditiadakan, tetapi akan lebih baik jika elemen tersebut dipastikan ada dalam jurnal, sehingga manfaat journaling semakin terasa. Dari sini, Anda bisa membandingkan kemampuan trading Anda saat ini dengan 3 bulan lalu, atau bahkan setahun yang lalu.

Dengan rutin membuat jurnal trading, Anda bisa belajar dari pengalaman, sehingga tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat trading kemudian merumuskan solusinya, adalah salah satu keistimewaan jurnal trading.

“Overwriting bad habits and consciously creating new, productive habits will allow you to get the most out of your trading plan.”

Baca Juga : Penting! Panduan Membuat Rencana Trading Forex

Kesimpulan

Pada dasarnya, rencana trading memang dibuat sebagai panduan agar aktivitas kian terarah. Namun, bila gagal hasilkan cuan, maka perlu ditelisik apa saja penyebabnya. Boleh jadi rencana tersebut belum melewati uji kelayakan dalam backtesting, tidak sesuai dengan karakter Anda, belum tersusun secara runtut dan detil, atau tidak fleksibel untuk diterapkan. Bahkan, boleh jadi alasan  gagal digunakan justru berasal dari diri Anda sendiri; enggan menuliskan rencana trading dalam jurnal secara rutin sebagai kebiasaan. Jika kondisi demikian terjadi, maka segeralah berbenah diri agar profit tak hanya sekedar jadi impian. Ingin belajar trading forex lebih lanjut? Download Ebook TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel