Dalam melakukan trading, sering kali kita mendengar atau mngetahui istilah atau kalimat Stoploss. Namun, apakah kita paham dengan metode trading ini? Stoploss adalah sebuah kewajiban yang harus digunakan oleh para trader dalam mengamankan asetnya. Umumnya, stoploss bisa digunakan dengan cara manual maupun otomatis.
Nah, mau tahu seperti apa stoploss pada trading dan mengapa sistem trading ini sangat wajib digunakan oleh para trader? Mari simak ulasannya di bawah ini!
Apa Itu Stoploss?
Stoploss dan Cutloss adalah suatu strategi trading yang hanya dibedakan secara teknis pemakaiannya saja dimana kalo cutloss dilakukan secara manual (artinya pada batas harga tertentu nasabah atau trader akan menclosed posisinya dengan hasil minus) dan Stoploss bekerja secara otomatis dimana pada harga tertentu suatu posisi trading, nasabah atau trader akan membuat order yang dilakukan sebelumnya dengan batasan waktu untuk melakukan secara otomatis closed posisi tanpa harus melihat harga berjalan.
Strategi trading ini menjadi wajib dan mutlak yang tidak terbantahkan baik secara manual atau dengan otomatis order dalam pelaksanaanya, kenapa terbilang wajib mengunakan strategi trading ini dikarenakan pengunaan stoploss sangatlah penting untuk menjaga kelangsungan dari trading itu sendiri dengan berbagai faktor yang melengkapinya. Selain itu, penggunaan stoploss akan menjadikan bumerang apabila tidak dipahami bagaimana pengunaannya. Alih-alih pengunaaanya sembarangan dan tidak sesuai dengan cara–cara yang baik dan benar, malah yang ada kerugian yang akan dialami oleh trader tersebut.
Baca juga: Bagaimana Memasang StopLoss Dengan Benar
Bagaimana Cara Menggunakan Stoploss?
Stoploss perlu dipahami betul sebelum memutuskan untuk trading. Anda perlu menempatkan titik stoploss dengan baik, benar, dan tepat. Hal ini guna mencegah kerugian yang jauh lebih besar. Namun terkadang, para trader terjebak dalam boomerang ketika menggunakan stoploss ketika trading. Hal ini karena pada saat proses trading, harga hanya menyentuh titik stoploss, setelah itu harga kembali naik seperti semula. Para trader mengenal istilah ini dengan “Jilat”.
Nah, tahukah Anda mengapa fenomena ini bisa terjadi? Itu karena penggunaan strategi trading ini tidak memenuhi syarat yang diwajibkan, di antaranya seperti berikut ini!
1. Lihat Peluang Risiko
Dalam menempatkan stoploss, pertama-tama kita harus melihat peluang risiko. Hal ini dilakukan dengan cara memperkirakan peluang risiko di time frame berapa yang akan terjadi apabila posisi trading tidak sesuai dengan rencana trading.
2. Melihat Kondisi Market
Setelah itu, Anda juga bisa melihat melalui kondisi market seperti apa yang berlangsung pada saat trading. Hal ini karena setiap kondisi market tertentu akan menentukan karakteristik pergerakan harga di setiap timeframe-nya.
3. Cek Timeframe 1-4 jam
Time frame 1 jam sampai dengan 4 jam adalah batasan yang paling ideal untuk menempatkan stoploss berada dan buat penulis 4 jam range adalah parameter terakhir untuk menentukan sikap mengalah atau Stoploss itu terjadi atau terpasang, karena apabila kita menahan lewat batasan range di time frame 4jam maka akan bisa dipastikan bahwa posisi trading tersebut akan ke floating seharian.
4. Perhatikan Floating Minus
Apabila floating minus dalam time frame daily (terlebih apabila market sedang satu arah), hal ini bisa dipastikan beberapa hari ke depan posisi trading tersebut akan floating lebih lama bisa saja akibat menahan posisi di daily range, bahkan mungkin terjadi terombang ambing selama seminggu berikutnya.
5. Ketahui Rata-Rata Pergerakan Istrument
Penting untuk mengetahui rata–rata pergerakan suatu instrument di market dalam setiap time framenya. contohnya seperti XAUUSD average 5menitnya harga bergerak 2-3 point dalam kondisi normal atau dalam kondisi normal berapa average nya dalam setiap sejam atau 4 jam bahkan di time frame daily.
6. Tidak Bisa Ditetapkan di 2-3 Poin
Strategi trading ini tidak bisa dipasang hanya dengan menetapkan 2 poin atau 3 poin bahkan hanya 5 poin saja. Hal ini karena kembali lagi ke point no. 5 bahwa kita harus pahami pergerakan di timeframe tertentu secara rata-rata, agar terhindar pemsasangan stoploss yang sia-sia.
7. Tidak Diukur dengan Anga Nominal
Bahkan Stoploss pun tidak bisa diukur dengan angka nominal kerugian (contohnya seperti hanya mau rugi 5 Juta rupiah atau sekian rupiah, akan tetapi harus melihat range yang bergerak dan berapa besar peluang risiko yang akan terjadi apabila kita bertahan dalam kondisi minus di tiap timeframe-nya.
8. Ketahui Pergerakan Rata-Rata ketika Kondisi Tidak Normal
Penting juga mengethui pergerakan rata–rata yang terjadi apabila kondisi sedang tidak normal. Contoh seperti terjadinya Data Fundamental terutama data Amerika dan berdampak hectic-nya pergerakan terutama pada market. Hal ini dimana terdapat data data yang berdampak adanya pergerakan yang bisa mungkin melebihi rata–rata range bergerak.
Baca juga: Catat Penting! 8 Tips Jitu Trading by Data
Kesimpulan
Jadi, perlu digaris-bawahi bahwa pengunaan stoploss bukan dihitung berdasarkan Risk Money Management (karena dalam Risk & Money managemen hanya menbahas bagaimana menghitung risiko yang akan terjadi secara keseluruhan). Kita tidak akan optimal apabila pengguanaan stoploss hanya berdasarkan berapa nilai kerugian secara angka nominal. Namun, harus melihat di pergerakan “ Range” angka dimana di tiap time frame tertentulah yang akan menjadi tolak ukur batasan kerugian secara otomatis.
Stoploss sebenarnya berfungsi sebagai “tameng” kita apabila begitu terjadi kekalahan akibat kesalahan trading dan kita ragu apakah bertahan atau keluar dari market dalam keadaan minus guna mencegah terjadinya kerugian yang jauh lebih besar. tetapi, stoploss juga jangan sampai sia- sia terpasang hanya disentuh oleh pergerakan market apalagi di timeframe pendek.
Sangat penting untuk memahami pengunaan stoploss dengan baik dan benar. Satu hal yang perlu diingat tentang stoploss adalah kewajiban yang selalu dilakukan dalam setiap trading. Jangan sampai kita menyesal berlarut-larut karena membiarkan posisi di market dalam waktu yang cukup lama. Disamping secara psikologis tidak baik, namun juga sangat kontra produktif dimana seharusnya kita bisa membuat posisi baru dengan harapan baru tentunya untuk trading yang jauh lebih baik.
Stoploss adalah bagian dari adanya Risk & Money Managemen akan tetapi mengetahui pemahaman dengan baik dan benar bagaimana cara mengunakannya jauh lebih penting. Dalam trading, alangkah lebih baik mengalah jauh lebih baik ketimbang bertahan salah dan berharap kembali normal. Hal ini karena trading sejatinya adalah realistis dengan kenyataan market yang selalu dinamis bergerak.
Mau jadi trader andal dengan cuan maksimal? Yuk, mulai trading sekarang juga di sini!