Catat! Ini 6 Pola yang Sering Digunakan pada Pola Chart Target Projection

Pada perjalanan menggali lebih dalam dalam analisis teknis, kita akan menemui beberapa pola chart yang menjadi pusat perhatian dalam konsep Chart Target Projection. Keenam pola ini bukanlah sekadar bentuk visual di grafik harga, melainkan kunci untuk memahami kemungkinan pergerakan selanjutnya. Dalam artikel ini, kita akan melihat enam pola chart yang sering digunakan dalam pola Chart Target Projection. Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Mengenal Pola Chart Target Projection

Chart Pattern Target Projection adalah konsep dalam analisis teknis yang digunakan untuk memproyeksikan potensi pergerakan harga berdasarkan pola-pola tertentu yang terbentuk pada grafik harga (chart patterns). Tujuan utama dari Chart Pattern Target Projection adalah untuk membantu trader dalam merencanakan strategi trading dengan lebih akurat, khususnya dalam menentukan target profit dan tingkat risiko yang dapat diterima dalam sebuah perdagangan.

Pola-pola chart yang digunakan sebagai dasar untuk Chart Pattern Target Projection biasanya mencakup pola-pola yang telah terbukti memiliki arti penting dalam pergerakan harga. Contohnya, pola Double Top, yang merupakan pola pembalikan bearish, atau pola Ascending Triangle, yang bisa menjadi sinyal penerusan tren bullish. Dalam menerapkan Chart Pattern Target Projection, trader mengukur kisaran pergerakan harga yang diharapkan berdasarkan ukuran pola yang terbentuk.

Salah satu alat yang sering digunakan dalam Chart Pattern Target Projection adalah Fibonacci Retracement dan Extension. Trader menggunakan level-level Fibonacci untuk menentukan titik-titik potensial di mana harga mungkin mencapai setelah pembentukan pola selesai. Proyeksi ini bisa menjadi panduan dalam menentukan level entry, target profit, dan level stop-loss.

Baca juga: Optimalkan Trading dengan Indikator Relative Vigor Index (RVI)

Pola-pola yang Sering Digunakan pada Pola Chart Target Projection

Pola Chart Klasik adalah pola-pola yang sering terjadi dalam analisis teknis dan digunakan untuk mengidentifikasi potensi perubahan tren atau penerusan tren. Dalam konteks Target Projection, pola-pola ini membantu trader dalam memproyeksikan kemungkinan pergerakan harga berdasarkan karakteristik yang terkandung dalam pola tersebut. Berikut beberapa Pola Chart Klasik yang sering digunakan untuk Target Projection:

1. Double Top dan Double Bottom:

      • Double Top adalah pola yang terbentuk ketika harga mencapai dua puncak sejajar pada tingkat yang hampir sama, diikuti oleh penurunan yang signifikan. Target projection dari pola ini adalah kemungkinan pergerakan harga turun setinggi kisaran dari puncak pertama hingga lembah antara kedua puncak.

      • Double Bottom adalah kebalikan dari Double Top, dengan dua lembah yang sejajar pada tingkat yang hampir sama diikuti oleh kenaikan harga yang signifikan. Target projection dari pola ini adalah kemungkinan pergerakan harga naik setinggi kisaran dari lembah pertama hingga puncak antara kedua lembah.

2. Head and Shoulders dan Inverse Head and Shoulders:

      • Pola Head and Shoulders adalah pola pembalikan bearish yang terdiri dari tiga puncak, dengan puncak tengah (head) lebih tinggi daripada dua puncak di sampingnya (shoulders). Breakdown dari neckline (garis leher) adalah sinyal untuk entry sell, dan target projection adalah kenaikan harga setinggi jarak dari neckline ke puncak head.

      • Inverse Head and Shoulders adalah kebalikan dari pola Head and Shoulders, dan merupakan pola pembalikan bullish. Pola ini memiliki tiga lembah, dengan lembah tengah (inverse head) lebih rendah daripada dua lembah di sampingnya (inverse shoulders). Breakout dari neckline adalah sinyal untuk entry buy, dan target projection adalah penurunan harga setinggi jarak dari neckline ke lembah inverse head.

3. Triangle Patterns (Ascending, Descending, dan Symmetrical):

      • Ascending Triangle adalah pola konsolidasi yang menandakan penerusan tren naik. Pola ini terbentuk ketika garis resistance datar bertemu dengan garis support yang cenderung naik. Breakout dari garis resistance adalah sinyal untuk entry buy, dan target projection dapat diukur dengan mengukur ketinggian segitiga dari base hingga garis resistance.
      • Descending Triangle adalah kebalikan dari Ascending Triangle, menandakan penerusan tren turun. Pola ini terbentuk ketika garis support datar bertemu dengan garis resistance yang cenderung menurun. Breakdown dari garis support adalah sinyal untuk entry sell, dan target projection dapat diukur dengan mengukur ketinggian segitiga dari base hingga garis support.
      • Symmetrical Triangle adalah pola konsolidasi yang cenderung mengindikasikan ketidakpastian. Pola ini terbentuk ketika garis resistance bertemu dengan garis support yang cenderung bergerak mendekati satu sama lain. Breakout dari salah satu sisi segitiga adalah sinyal untuk entry, dan target projection dapat diukur dengan mengukur ketinggian segitiga dari base hingga garis breakout.

Baca juga: Optimalkan Trading dengan Indikator Relative Vigor Index (RVI)

4. Pola Flag dan Pennant

Pola Flag dan Pennant adalah pola konsolidasi yang sering muncul setelah pergerakan harga yang kuat. Kedua pola ini menunjukkan jeda atau “istirahat” dalam tren sebelumnya sebelum kemungkinan melanjutkan pergerakan yang sama.

      • Pola Flag: Pola ini terbentuk ketika harga membentuk pergerakan mendatar (kotak) setelah tren yang signifikan (naik atau turun). Pola ini tampak seperti bendera yang terkibas angin, dengan tiang bendera adalah pergerakan harga sebelumnya. Breakout dari pola ini biasanya terjadi searah dengan tren sebelumnya, dan target projection dapat diukur dengan mengukur ketinggian tiang bendera dan mengaplikasikannya pada titik breakout.
      • Pola Pennant: Pola ini mirip dengan pola Flag, namun bentuknya lebih segitiga atau datar. Pola Pennant terbentuk saat harga membentuk pola segitiga yang semakin menyempit (tiap sisi segitiga mendekati satu sama lain). Breakout dari pola ini biasanya menunjukkan kelanjutan tren sebelumnya, dan target projection juga dapat diukur dengan mengukur ketinggian tiang bendera dan mengaplikasikannya pada titik breakout.

 

5. Pola Wedge: Rising dan Falling

Pola Wedge adalah pola yang sering digunakan untuk mengidentifikasi kelanjutan tren. Ada dua tipe pola Wedge:

      • Pola Wedge Rising (Ascending Wedge): Pola ini terbentuk ketika garis resistance yang cenderung mendatar bertemu dengan garis support yang cenderung naik. Pola ini mirip dengan Ascending Triangle, namun lebih cenderung ke arah konsolidasi. Breakdown dari garis support adalah sinyal bearish, dan target projection dapat diukur dengan mengukur ketinggian dari titik awal pola hingga garis support yang ditembus.

      • Pola Wedge Falling (Descending Wedge): Pola ini terbentuk ketika garis support yang cenderung mendatar bertemu dengan garis resistance yang cenderung turun. Pola ini mirip dengan Descending Triangle, namun lebih cenderung ke arah konsolidasi. Breakout dari garis resistance adalah sinyal bullish, dan target projection juga dapat diukur dengan mengukur ketinggian dari titik awal pola hingga garis resistance yang ditembus.

6. Pola Cup and Handle

Pola Cup and Handle adalah pola pembalikan bullish yang sering terbentuk setelah tren naik yang kuat, menandakan konsolidasi sebelum kemungkinan penerusan tren naik.

      • Pola Cup: Pola ini terbentuk ketika harga membentuk “cup” dengan lembah yang mendalam dan simetris. Puncak dari cup ini biasanya tidak lebih tinggi dari puncak sebelumnya.
      • Pola Handle: Setelah terbentuknya “cup”, harga kemudian konsolidasi membentuk “handle” yang lebih kecil. Handle ini biasanya memiliki pergerakan mendatar atau sedikit cenderung turun. Breakout dari bagian atas handle adalah sinyal bullish, dan target projection dapat diukur dengan mengukur ketinggian dari bagian bawah cup hingga bagian atas handle yang ditembus.

Pola-pola ini memberikan trader gambaran tentang kondisi pasar dan potensi pergerakan harga selanjutnya. Dalam Target Projection, trader dapat memanfaatkan ukuran pola dan arah breakout untuk mengukur potensi target pergerakan harga. Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel