Banyak trader beranggapan bahwa memahami teknikal sudah cukup untuk meraih profit di pasar forex, sehingga mereka mengabaikan pentingnya analisis fundamental. Namun, apakah anggapan ini benar? Mari kita bahas Data Fundamental yang Berpengaruh di Pasar.
Analisis teknikal mengasumsikan bahwa semua informasi fundamental sudah tercermin dalam pergerakan harga. Namun, realitas di pasar tidak selalu sesederhana itu. Seringkali, reaksi pasar terhadap rilis data fundamental tidak sesuai dengan ekspektasi. Di antara ribuan data ekonomi yang dirilis setiap minggunya, hanya sebagian kecil yang benar-benar mampu menggerakkan pasar. Sebagai trader, kita perlu fokus pada indikator fundamental yang memiliki dampak signifikan terhadap pergerakan harga.
Beberapa indikator fundamental yang paling berpengaruh adalah data tenaga kerja, inflasi, aktivitas konsumen, dan sentimen investor. Perubahan pada indikator-indikator ini dapat memicu volatilitas pasar dan menciptakan peluang trading.
Data Fundamental: Data Tenaga Kerja
Data Non-Farm Payrolls (NFP), dirilis setiap bulan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS, merupakan indikator ekonomi paling penting bagi investor. NFP mengukur perubahan jumlah lapangan kerja di luar sektor pertanian dan memberikan gambaran tentang kesehatan pasar tenaga kerja. Kenaikan NFP biasanya ditafsirkan sebagai sinyal positif bagi perekonomian, yang dapat mendorong investor untuk membeli aset berisiko seperti saham. Sebaliknya, penurunan NFP bisa memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dan mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman.
Data Non-Farm Payrolls (NFP) tidak hanya mempengaruhi pasar domestik AS, tetapi juga memiliki dampak global yang signifikan. Sebagai ekonomi terbesar di dunia, kondisi ekonomi AS sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara lain. Oleh karena itu, rilis data NFP selalu ditunggu oleh pelaku pasar di seluruh dunia. Kenaikan NFP di AS, misalnya, dapat mendorong investor asing untuk membeli dolar AS, sehingga menguatkan nilai tukar dolar terhadap mata uang lainnya.
Data Fundamental: Data Mengenai Inflasi
Indeks Harga Konsumen (IHK atau CPI) adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Sederhananya, IHK menunjukkan seberapa cepat harga-harga naik atau turun dari waktu ke waktu. Data IHK sangat penting bagi pemerintah, bank sentral, dan investor karena dapat memberikan gambaran tentang tingkat inflasi. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan mengganggu stabilitas ekonomi.
Bank sentral
menentukan tingkat suku bunga berdasarkan indikator indeks harga konsumen (CPI) dan produsen (PPI). Kebijakan moneter bank sentral ini biasanya diumumkan tiap bulan, dan akan sangat berdampak langsung pada pergerakan pasar forex jika tingkat suku bunga yang dirilis berbeda dengan yang diharapkan para pelaku pasar dan analis.
Consumer Price Index (CPI)
yang berdampak pada pasar adalah Core CPI atau CPI inti, yaitu indeks harga konsumen diluar sektor makanan dan energi. Bank sentral dan trader biasanya mengacu pada CPI inti untuk mengantisipasi perubahan tingkat suku bunga. Perubahan CPI yang cukup signifikan mencerminkan laju inflasi yang tinggi hingga bisa berpengaruh pada reaksi bank sentral dalam menentukan tingkat suku bunga.
Producer Price Index (PPI)
adalah indikator leading untuk tingkat inflasi. Jika produser menaikkan harga produk dan jasa, maka akan berpengaruh langsung pada tingkat pengeluaran konsumen dan tingkat kenaikan harga barang secara keseluruhan. Jika data PPI dirilis sebelum CPI, biasanya akan berpengaruh langsung pada CPI yang pada akhirnya bisa mempengaruhi bank sentral dalam menentukan suku bunga.
Selain CPI dan PPI, para pelaku pasar biasanya juga mencermati harga komoditi yang bisa berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa, seperti misalnya harga minyak mentah dunia. Beberapa tahun terakhir, volatilitas harga minyak dunia sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian di berbagai negara industri maju. Kenaikan harga minyak akan berdampak langsung pada biaya produksi yang tentunya berakibat pada kenaikan harga produk yang dihasilkan dan jasa transportasi. Hal ini akan berdampak pada kenaikan tingkat laju inflasi.
Data Aktivitas Konsumen (Consumer Confidence)
Perubahan tingkat aktivitas konsumen akan berdampak langsung pada keuntungan produsen dan juga tingkat harga barang. Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat aktivitas konsumen, salah satu yang paling populer adalah dengan mengukur tingkat kepercayaan konsumen (Consumer Confidence). Di Amerika Serikat tingkat kepercayaan konsumen dilakukan melalui survey oleh Conference Board (sebuah lembaga non-profit) terhadap 5000 rumah tangga mengenai kondisi perekonomian dan bisnis saat ini. Consumer Confidence juga merupakan indikator leading untuk tingkat pengeluaran konsumen yang mencerminkan aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Tingkat kepercayaan konsumen juga bisa dilihat dari indikator retail sales yang mengukur hasil penjualan produk retail pada suatu periode tertentu, tetapi Consumer Confidence lebih bersifat jangka panjang. Selain retail sales, data-data tentang kondisi pasar perumahan juga bisa digunakan sebagai indikator tingkat kepercayaan konsumen.
Data Fundamental Mengenai Aktivitas Investor
Seperti halnya tingkat aktivitas konsumen, tingkat aktivitas investor juga akan berdampak langsung pada aktivitas perekonomian secara keseluruhan, dan bisa diukur dengan tingkat kepercayaan investor atau sentimen bisnis. Sentimen bisnis yang tinggi menggambarkan tingkat kepercayaan investor untuk menggerakkan roda perekonomian, menciptakan lapangan kerja dan berujung pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Kamu bisa ikutan kelas gratis TPFx dengan click ini. Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu Anda dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!