Market Summary
Dollar Amerika Serikat diperdagangkan lebih tinggi terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (19/6), meski tetap melemah terhadap yen Jepang. Penguatan dollar terjadi setelah Federal Reserve memutuskan menahan suku bunga acuan, di tengah ketidakpastian ekonomi yang masih membayangi akibat dampak tarif dan tensi geopolitik yang belum mereda.
The Fed tetap memperkirakan suku bunga akan dipangkas setengah poin persentase pada tahun ini, namun laju pemangkasan selanjutnya kemungkinan akan berjalan lebih lambat. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump dapat memicu inflasi.
Pasar Masih Dibayangi Konflik Israel-Iran
Setelah keputusan The Fed, perhatian pasar kini tertuju pada konflik yang semakin memanas antara Israel dan Iran. Israel telah membombardir sasaran-sasaran di Iran selama enam hari terakhir dengan tujuan menghentikan aktivitas nuklir negara tersebut dan menyerukan perubahan pemerintahan di Republik Islam itu.
Kehadiran militer Amerika Serikat di kawasan tersebut dilaporkan terus diperkuat, menimbulkan spekulasi bahwa AS mungkin akan terlibat langsung dalam konflik, yang dapat memperluas ketegangan di wilayah dengan sumber energi dan rantai pasok global yang krusial.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak keras tuntutan Presiden Trump untuk menyerah tanpa syarat. Trump menegaskan kesabarannya telah habis, namun belum memberikan petunjuk terkait langkah selanjutnya.
Dollar Kembali Jadi Aset Aman
dollar AS kembali menjadi aset safe haven dalam kondisi ketidakpastian global saat ini. Sejak Kamis pekan lalu, dollar tercatat menguat sekitar 1% terhadap yen Jepang dan franc Swiss. Namun, pada Rabu, dollar sedikit terkoreksi terhadap yen dan franc, serta melemah lebih signifikan terhadap euro dan pound sterling.
Di sisi lain, indeks dollar yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya masih mencatatkan pelemahan sekitar 8% sepanjang tahun ini. Penurunan ini mencerminkan menurunnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi AS serta ketidakpastian atas kebijakan dagang dan diplomasi pemerintahan Trump.
Fokus Pasar Tertuju Pada Data dan Kebijakan Global
Pasar sebelumnya telah memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga. Namun, pelaku pasar mencermati dengan seksama pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyampaikan bahwa ketidakpastian masih tinggi, dengan data terbaru mulai menunjukkan dampak kebijakan tarif Presiden Trump.
Kenaikan harga minyak yang signifikan, ditambah eskalasi konflik di Timur Tengah, semakin menambah tekanan bagi pembuat kebijakan. Powell mengakui bahwa inflasi yang dipicu oleh tarif serta potensi lonjakan harga energi menjadi alasan utama The Fed belum memangkas suku bunga saat ini.
Sementara itu, data menunjukkan jumlah klaim tunjangan pengangguran mingguan di AS menurun, meski masih tetap tinggi. Di Eropa, bank sentral Swedia memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan, mendorong pelemahan krona terhadap euro.
Pergerakan Mata Uang Utama
Pada Rabu, dollar AS sempat memangkas pelemahan terhadap yen dan terakhir turun tipis 0,06% ke level 145,18. dollar juga menguat 0,36% terhadap franc Swiss di 0,8190. Pound sterling turun 0,12% ke $1,3411 setelah sebelumnya sempat menguat pasca data inflasi Inggris yang turun sesuai ekspektasi. Sementara itu, euro melemah tipis 0,03% ke $1,1476.
Investor juga mencermati keputusan suku bunga dari Swiss National Bank, Bank of England, dan Norges Bank yang dijadwalkan pada Kamis waktu setempat.
Wall Street Ditutup Variatif
Indeks saham utama di Wall Street mengakhiri sesi perdagangan dengan pergerakan yang bervariasi. Dow Jones Industrial Average turun 0,10%, S&P 500 melemah 0,03%, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,13%.
Saham-saham sempat bergerak lebih tinggi sebelum pernyataan The Fed dirilis, namun kehilangan momentum setelah bank sentral mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga selanjutnya akan berlangsung dengan lebih hati-hati.
Harga Emas Tertekan
Harga emas dunia melemah pada Rabu setelah The Fed menahan suku bunga dan memberi sinyal bahwa pelonggaran moneter akan berlangsung lebih lambat. Powell menyampaikan bahwa bank sentral memperkirakan akan terjadi “inflasi yang cukup signifikan” dalam beberapa bulan mendatang.
Harga emas spot turun 0,4% menjadi $3.374,75 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup sedikit menguat 0,03% di $3.408,10 per ons. Setelah The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50% dan memproyeksikan pemangkasan setengah poin hingga akhir tahun, logam mulia ini sempat bergerak naik tipis..
Harga Minyak Kembali Menguat
Harga minyak dunia berakhir menguat dalam sesi yang fluktuatif pada Rabu. Investor terus mempertimbangkan risiko gangguan pasokan akibat konflik Israel-Iran dan potensi keterlibatan langsung Amerika Serikat.
Minyak Brent ditutup naik 25 sen menjadi $76,70 per barel, sedangkan minyak WTI AS menguat 30 sen ke $75,14 per barel. Sebelumnya, harga minyak sempat turun sekitar 2% di awal sesi, setelah sehari sebelumnya melonjak lebih dari 4%.
Presiden Trump menolak memberikan pernyataan mengenai kemungkinan keterlibatan AS dalam serangan udara Israel terhadap Iran. Sikap Trump yang belum jelas membuat pasar tetap waspada terhadap potensi eskalasi yang lebih besar di kawasan tersebut.
Prospek Harga Emas Hari Kamis (19/06)
Pergerakan harga emas pada grafik H4 saat ini tertahan di sekitar area support 3.366 dengan posisi bergerak di atas SMA 50. Namun, RSI yang berada di level 45 cenderung mengindikasikan tekanan bearish yang masih mendominasi.
Jika harga mampu bertahan dan memantul dari area ini, potensi kenaikan mengarah ke resistance 3.403 dan 3.413. Sebaliknya, jika menembus di bawah support 3.366 dan 3.352, harga berpeluang melanjutkan pelemahan menuju 3.337.
Data Perdagangan pada hari Rabu (18/06)
Open: 3.392,37 High: 3.399,98 Low: 3.362,51 Close: 3.365,21 Range: 37,47
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.403 R2 3.419 R3 3.430
S1 3.366 S2 3.352 S3 3.337
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.370 |
Profit Target Level | 3.400 |
Stop Loss Level | 3.350 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.403 |
Profit Target Level | 3.370 |
Stop Loss Level | 3.420 |
Prospek Harga Minyak Hari Kamis (19/06)
Pergerakan US Oil pada time frame H4 masih bergerak dalam tren naik di atas SMA 50 dan saat ini sedang menguji area resistance 74,18 dengan RSI berada di level 64 yang menunjukkan momentum bullish masih terjaga.
Selama harga bertahan di atas support 72,65, peluang penguatan menuju resistance berikutnya di 74,55, 75,31, hingga 76,00 tetap terbuka. Namun, jika terjadi koreksi dan menembus support 72.65, tekanan jual berpotensi membawa harga turun ke 71.86 dan 70.95.
Data perdagangan pada hari Rabu (18/06)
Open: 73,84 High: 74,25 Low: 71,32 Close: 73,33 Range: 2,93
OIL INTRADAY AREA
R1 74,84 R2 77,12 R3 79,16
S1 72,05 S2 71,32 S3 70,45
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 72,65 |
Profit Target Level | 74,18 |
Stop Loss Level | 71,80 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 74,18 |
Profit Target Level | 73,00 |
Stop Loss Level | 75,00 |
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!