Dalam dunia trading, baik di pasar forex, saham, maupun komoditas, seorang trader perlu memiliki strategi yang tidak hanya adaptif terhadap pergerakan harga, tetapi juga efisien dari segi eksekusi. Salah satu fitur penting yang disediakan oleh platform trading modern adalah pending order, yaitu instruksi kepada broker untuk membuka posisi ketika harga mencapai level tertentu. Pending order memungkinkan trader untuk masuk pasar secara otomatis saat kondisi tertentu terpenuhi, tanpa harus terus-menerus memantau chart. Dari beberapa jenis pending order yang tersedia, Sell Stop (SS) adalah salah satu jenis yang sering digunakan, khususnya oleh trader yang ingin mengeksekusi strategi penembusan (breakout) ke bawah. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang SS, dimulai dari pengertian umum pending order, sejarah penggunaannya dalam dunia trading, hingga contoh konkret penggunaannya dalam praktik sehari-hari.
Daftar Isi
- 1. Apa Itu Pending Order?
- 2. Sejarah Singkat Penggunaan Pending Order dalam Trading
- 3. Apa Itu Sell Stop?
- 4. Perbandingan Singkat
- 5. Mengapa Trader Menggunakan Sell Stop?
- 6. Cara Menempatkan Pending Order Sell Stop
- 7. Contoh Praktis Sell Stop dalam Trading Forex
- 8. Strategi Pendukung Sell Stop
- 9. Risiko dan Tips Penggunaan Sell Stop
- 10. Kesimpulan
Apa Itu Pending Order?
Pending order adalah instruksi trading yang ditempatkan oleh trader untuk membuka posisi (buy atau sell) di masa depan, ketika harga telah mencapai level tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Berbeda dengan market order (eksekusi langsung), pending order tidak dieksekusi secara instan, tetapi hanya akan aktif saat kondisi harga tertentu terpenuhi.
Terdapat empat jenis utama pending order:
- Buy Stop – membeli di atas harga saat ini
- Sell Stop – menjual di bawah harga saat ini
- Buy Limit – membeli di bawah harga saat ini
- Sell Limit – menjual di atas harga saat ini
Fokus utama pembahasan dalam artikel ini adalah jenis yang kedua: Sell Stop.
Baca Juga: Mengenal 4 Jenis Pending Order Rahasia Sukses Trading Forex
Sejarah Singkat Penggunaan Pending Order dalam Trading
Konsep pending order, meskipun kini sangat erat dengan platform digital seperti MetaTrader dan cTrader, sejatinya sudah ada sejak era perdagangan manual. Pada awal abad ke-20, trader profesional di bursa saham dan komoditas menggunakan instruksi tertulis kepada broker mereka, misalnya: “jual saham ABC jika turun di bawah $100.” Instruksi ini pada dasarnya adalah pending order versi manual, yang kemudian dilanjutkan secara otomatis oleh broker saat harga tercapai.
Dengan berkembangnya teknologi dan otomatisasi dalam dunia finansial, sistem pending order kini menjadi fitur standar pada semua platform trading. Di pasar forex, sistem ini sangat membantu karena volatilitas yang tinggi dan pergerakan harga yang cepat sering kali tidak memungkinkan eksekusi manual yang tepat waktu.
Apa Itu Sell Stop?
Sell Stop adalah jenis pending order yang digunakan untuk membuka posisi jual (sell) ketika harga turun dan menyentuh level tertentu yang lebih rendah dari harga saat ini.
Dengan kata lain, Sell Stop digunakan oleh trader ketika mereka mengantisipasi penurunan harga lanjutan setelah level support atau titik penting ditembus. Trader tidak ingin menjual saat ini, tetapi akan mulai menjual ketika harga sudah bergerak lebih rendah, mengonfirmasi potensi tren turun.
Baca Juga: Wajib Tahu! Perbedaan Sell Limit dan Sell Stop di Forex
Perbandingan Singkat
Jenis Order | Arah Transaksi | Letak Harga Order | Tujuan |
Market Order | Buy / Sell | Harga saat ini | Eksekusi langsung |
Sell Stop | Sell | Di bawah harga | Konfirmasi breakdown |
Mengapa Trader Menggunakan Sell Stop?
Ada beberapa alasan profesional mengapa Sell Stop menjadi pilihan dalam banyak strategi teknikal:
1. Mengantisipasi Breakout Support
Sell Stop efektif saat harga diperkirakan akan menembus support dan melanjutkan penurunan. Ini sesuai dengan prinsip “sell the breakdown”, yaitu menjual setelah konfirmasi harga menembus batas bawah.
2. Meningkatkan Disiplin
Pending order memaksa trader untuk menetapkan entry berdasarkan logika dan perencanaan, bukan emosi. Ini sangat penting untuk menjaga disiplin trading jangka panjang.
3. Menghindari Entry Prematur
Daripada langsung menjual di sekitar area support dan berisiko terkena false signal, Sell Stop hanya aktif ketika harga benar-benar menembus dan menunjukkan momentum.
4. Otomatisasi dan Efisiensi Waktu
Trader tidak perlu terus memantau layar. Order akan dieksekusi otomatis ketika harga menyentuh level tertentu, sehingga cocok untuk trader dengan jadwal padat.
Cara Menempatkan Pending Order Sell Stop
Berikut langkah-langkah umum dalam menempatkan Sell Stop di platform trading seperti MT4/MT5:
- Tentukan level support kunci atau titik teknikal yang ingin ditembus.
- Tempatkan Sell Stop di bawah level tersebut, misalnya 10–20 pips di bawah support.
- Tambahkan parameter penting:
- Stop Loss (SL): Di atas support (biasanya 20–30 pips di atas entry)
- Take Profit (TP): Di level support berikutnya, area target, atau menggunakan risk-reward ratio
- Expiry time (opsional): Untuk membatasi waktu aktif order
Contoh Praktis Sell Stop dalam Trading Forex
Kasus:
Pair: EURUSD
Harga saat ini: 1.1133
Support kuat: 1.1123
Analisis: Jika harga menembus 1.1123, potensi turun hingga 1.0950
Setup Pending Order:
- Tipe Order: Sell Stop
- Level Entry: 1.1113 (10 pips di bawah support untuk antisipasi spread/slippage)
- Stop Loss: 1.1148
- Take Profit: 1.0954
- Risk/Reward Ratio: ±1:2
Logika:
- Order akan aktif hanya jika harga benar-benar menembus support.
- Jika harga terus naik, order tidak akan tereksekusi.
- Jika harga turun melewati 1.1113, maka posisi akan terbuka dan menargetkan penurunan lanjutan.
Strategi Pendukung Sell Stop
Untuk meningkatkan akurasi penggunaan Sell Stop, trader dapat mengkombinasikannya dengan beberapa pendekatan teknikal berikut:
1. Konfirmasi Candlestick
Lihat pola candle seperti bearish engulfing, breakout candle dengan volume tinggi, atau marubozu pada timeframe H1–H4 sebagai sinyal tambahan.
2. Indikator Breakout
Gunakan indikator seperti Bollinger Bands squeeze, Average True Range (ATR), atau indikator breakout custom yang mengukur volatilitas sebelum menempatkan order.
3. Level Pivot atau Fibo
Sell Stop bisa lebih akurat jika diletakkan di bawah Pivot harian, atau retracement Fibonacci yang menunjukkan batas psikologis harga.
Risiko dan Tips Penggunaan Sell Stop
Walau Sell Stop sangat bermanfaat, tetap ada risiko yang perlu diperhatikan:
0 False Breakout
Harga bisa menembus support lalu kembali naik (whipsaw). Gunakan filter tambahan atau tunggu candle konfirmasi pada penutupan.
0 Slippage
Dalam kondisi volatil, eksekusi Sell Stop bisa terkena slippage. Ini umum terjadi saat news atau data besar rilis.
0 Terlalu Dekat dengan Harga Pasar
Menempatkan Sell Stop terlalu dekat dengan harga saat ini bisa membuat order aktif terlalu cepat tanpa konfirmasi yang cukup.
Tips:
- Gunakan Sell Stop hanya setelah konfirmasi teknikal yang jelas.
- Hindari Sell Stop saat rilis berita berdampak tinggi tanpa strategi news trading yang tepat.
- Selalu gunakan stop loss dan sesuaikan ukuran lot berdasarkan manajemen risiko.
Kesimpulan
Sell Stop adalah alat penting bagi trader teknikal yang ingin mengeksekusi strategi penjualan setelah harga menembus support. Pending order jenis ini memungkinkan trader untuk bertindak disiplin, otomatis, dan reaktif terhadap momentum pasar, tanpa harus berada di depan chart setiap saat.
Dari sejarahnya yang berasal dari perdagangan manual hingga penerapannya di platform modern seperti MetaTrader, Sell Stop terus menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan berbasis sistem. Dengan pengaturan entry, stop loss, dan take profit yang terencana, Sell Stop dapat membantu trader menjangkau peluang pasar dengan presisi dan efisiensi yang tinggi.
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.