Market Summary
Pasangan mata uang GBP/USD mengalami tekanan jual yang cukup tajam pada hari Selasa setelah dirilisnya data ketenagakerjaan Inggris yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris melaporkan bahwa dalam tiga bulan yang berakhir pada April, pertumbuhan lapangan kerja hanya mencapai 89 ribu, lebih rendah dibandingkan 112 ribu pada periode sebelumnya. Tingkat pengangguran meningkat ke 4,6%, level tertinggi sejak Juli 2021, mengindikasikan penurunan permintaan tenaga kerja di tengah kebijakan fiskal yang lebih ketat.
Kenaikan kontribusi asuransi nasional dari pemberi kerja dari 13,8% menjadi 15% yang mulai berlaku pada April disebut sebagai salah satu penyebab utama perlambatan ini. ONS juga mencatat bahwa “sebagian perusahaan mungkin menunda perekrutan atau tidak mengganti karyawan yang keluar.”
Pertumbuhan Upah Melambat, Bank of England Diperkirakan Akan Menahan Suku Bunga
Data pertumbuhan upah juga menunjukkan perlambatan. Rata-rata pendapatan mingguan (tidak termasuk bonus) naik sebesar 5,2%, di bawah ekspektasi 5,4% dan lebih rendah dari periode sebelumnya yang telah direvisi menjadi 5,5%. Sementara itu, pendapatan termasuk bonus tumbuh 5,3%, juga di bawah ekspektasi 5,5%.
Lambatnya pertumbuhan upah dan berkurangnya permintaan tenaga kerja memperkuat ekspektasi bahwa Bank of England (BoE) akan mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter di masa mendatang. Meskipun pasar memperkirakan BoE akan mempertahankan suku bunga acuan di 4,25% pada pertemuan 19 Juni mendatang, data ini memperbesar kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Agustus dan November.
Dollar AS Menguat di Tengah Optimisme Perdagangan AS-Tiongkok
Sementara itu, dollar AS menguat secara luas setelah munculnya harapan bahwa ketegangan dagang antara Washington dan Beijing akan mereda. Pembicaraan lanjutan antara kedua negara berlangsung di London, membahas isu-isu sensitif seperti ekspor chip, visa pelajar, dan kontrol atas sumber daya penting seperti logam tanah jarang.
Indeks dollar AS naik 0,3% ke level 99.255, meskipun masih dekat dengan level terendah enam minggu yang tercapai minggu lalu. Kinerja dollar didukung oleh persepsi bahwa AS tetap menjadi tempat aman di tengah ketidakpastian global, terutama menjelang rilis data inflasi konsumen AS (CPI) bulan Mei yang sangat dinanti pada Rabu ini.
Outlook GBP/USD: Waspadai Volatilitas Menjelang Data GDP Inggris
Melemahnya fundamental ekonomi Inggris ditambah dengan penguatan dollar AS telah menekan GBP/USD turun hingga 0,6% ke level $1.3468. Para pelaku pasar kini mengalihkan fokus ke data Produk Domestik Bruto (GDP) dan output industri Inggris untuk bulan April yang dijadwalkan rilis pada hari Kamis. Data tersebut diperkirakan akan menambah volatilitas pada pergerakan pound dalam jangka pendek.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3520. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, tekanan penurunan diperkirakan akan berlanjut dengan target ke area support 1.3465–1.3425.
Sebagai skenario alternatif, jika harga berhasil menembus kembali ke atas 1.3520, maka arah pergerakan selanjutnya berpotensi naik untuk menguji area resistance di 1.3560–1.3580
Resistance 1: 144.45 Resistance 2: 144.65 Resistance 3: 145.00
Support1: 143.78 Support 2: 143.27 Support 3: 142.90
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.