Penting! 14 Kondisi Psikologi Pada Dunia Trading Forex

trading forex

Mengetahui 14 kondisi Psikologi pada dunia trading Forex. Hal lainnya yang penting untuk dipersiapkan sebelum Anda terjun di industri forex dan terlibat dalam berbagai trading di pasar adalah mengenal kondisi  psikologi trading itu sendiri. Dengan kata lain, berusaha mengenal karakter secara psikologis yang mungkin Anda sendiri akan alami selama melakukan trading.

Mengenali diri Anda secara psikologis dalam konteks trading akan memberikan sumbangsih penting dalam mengambil keputusan-keputusan akurat dan berarti dalam memberikan profit dan pengaruh pada akun trading Anda.

Dalam ulasan psikologi trading berikut ini, terdapat setidaknya 14 kondisi psikologi trading yang akan dibahas secara berurutan di sini. Sehingga, dapat membantu Anda memahami dengan lebih kompleks lagi mengenai karakter atau situasi emosional yang Anda rasakan. Anda juga bisa mengetahui bagaimana memanfaatkan dan mengatasi kondisi emosional ini agar tidak merugikan proses trading yang sedang atau akan Anda lakukan kemudian. Berikut ulasannya selengkapnya.

Optimisme

Kondisi Psikologi trading yang pertama ini biasanya diawali dengan kondisi di mana pasar sedang berada dalam keadaan yang kondusif. Keadaan yang serba tenang, normal, dan memberikan indikasi-indikasi yang sangat umum inilah yang sering memicu level psikologi trading optimisme. Para traders akan merasa optimis dan positif bahwa kondisi akan terus naik. Di level ini, hal yang ada di pikiran Anda biasanya strategi untuk meraup profit sebanyak-banyaknya dengan trading forex.

Semangat

Berikutnya adalah kondisi psikologi trading berupa semangat. Seperti namanya, ini ditandai dengan kondisi di mana chart pasar cenderung didominasi dengan warna hijau yang subur. Hal yang sama juga biasanya terjadi dengan portofolio Anda sendiri. Harapan-harapan akan profit semakin bertumbuh. Lalu, Anda jadi semakin yakin bahwa sangat mudah mencari uang dengan terjun ke dunia trading forex ini.

Thrill

Psikologi trading berikutnya adalah thrill. Ini terjadi saat nilai portofolio atau akun Anda sudah meningkat, kondisi di mana Anda merasa tidak percaya dengan hasil yang biasanya jauh melebihi ekspektasi Anda semula. Di kondisi psikologi trading ini, Anda akan menjadi percaya diri, baik terhadap kemampuan analisis Anda akan pasar, kemampuan menetapkan keputusan, maupun mendatangkan keuntungan bagi Anda sendiri.

Baca juga: Ini 3 Cara Atasi Stres Trading dalam Psikologi Trading

Euphoria

Setelah mencapai thrill, biasanya para traders pemula akan memasuki kondisi psikologi trading euphoria. Kondisi  ini di mana Anda dipenuhi dengan rasa positif dan optimis, sehingga cenderung menghilangkan rasa waspada Anda. Jadi, tidak heran jika kemudian kondisi pasar jadi terlihat berpeluang bagi Anda. Pada kondisi euphoria ini juga, tanpa disadari Anda sedang berada di posisi dengan risiko yang sangat besar untuk melakukan kesalahan. Namun, kebanyakan trader pemula yang mengalami euphoria seringkali tidak menyadarinya.

Kecemasan

Setelah euphoria, bukan tidak mungkin Anda justru melakukan kesalahan dan merugi. Anda jadi merasa bahwa pasar tidak lagi bergerak sesuai dengan terkaan atau analisis serta proyeksi Anda. Di sini Anda mulai memasuki kondisi psikologi trading yang disebut kecemasan.

Pada kondisi psikologi ini, ada trader yang bisa bangkit, ada juga yang cenderung membuat kesalahan-kesalahan lain yang berujung pada kerugian dan nilai akun yang kian mengecil setiap harinya. Di titik ini, Anda biasanya mulai berpikir kritis.

Denial

Banyak yang tidak berhasil mengatasi emosinya dengan baik saat berada di kondisi psikologi trading kecemasan tadi. Justru yang terjadi adalah semakin yakin bahwa pasar akan melakukan rebound dan naik lagi, ini disebut level denial. Anda menolak percaya tanda-tanda yang sudah jadi sinyal kesalahan di sekeliling Anda. Pada posisi psikologi trading ini, banyak traders yang mulai asal-asalan selama merasakan rebound. Sehingga, tidak lagi melakukan trading dengan sehat.

Ketakutan

Level psikologi trading denial tadi akan berubah menjadi ketakutan, di mana Anda sebagai trader akan dibangunkan dengan realita pasar yang sesungguhnya. Kepercayaan tinggi Anda di awal akan berubah menjadi rasa bingung. Tidak pasti dalam menentukan langkah-langkah trading yang harus diambil.

Anda cenderung ingin cepat-cepat selesai dan melewati fase menakutkan ini. Padahal, Anda seharusnya menenangkan diri Anda secara emosi terlebih dahulu. Mundur dari pasar dengan profit sedikit akan jauh lebih baik daripada melakukan trading dalam keadaan stres dan tertekan.

Desperation

Pada kondisi desperation ini, hal yang terjadi adalah kebuntuan. Anda bisa merasa bahwa keuntungan yang sudah didapat hilang sirna. Bagi para traders pemula, jelas ini pukulan telak. Bisa saja Anda mundur dalam satu kali kekalahan. Namun, perlu Anda ingatkan diri Anda bahwa rugi sudah jadi bagian dari proses trading itu sendiri. Semua orang juga mengalaminya.

Kepanikan

Jika tidak berhasil mengontrol diri Anda sendiri, Anda bisa saja memasuki kondisi trading psikologi paling rendah ini, alias panik. Anda sudah tidak tahu harus bagaimana lagi, tidak ada siasat cadangan untuk membawa Anda keluar dari masalah. Karena kenyataannya, akun dan portofolio Anda sendiri terus-menerus mengalami kemerosotan.

Capitulation

Tidak sedikit trader yang kemudian pasrah dan keluar dari pasar. Bisa jadi karena Anda merasa sudah merugi terlalu besar. Namun sayangnya, biasanya di saat ini, justru jadi titik balik pasar untuk dapat mendaki lagi. Anda dapat memulai dari awal lagi untuk mencoba menerapkan strategi baru saat trading untuk meraup profit lagi.

Despondency

Beberapa traders yang keluar dari pasar akan berada di kondisi psikologi trading despondency ini. Mereka cenderung akan mengambil waktu yang tenang untuk mengistirahatkan kondisi mereka, baik secara finansial juga secara emosional yang terutama. Ini adalah hal yang baik, Anda tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan apapun terkait pasar dan trading. Benar-benar mengambil jeda untuk berpikir lebih jernih.

Depresi

Sementara beberapa traders lain bisa langsung terjun pada kondisi psikologi trading depresi. Tidak sedikit yang berakhir bunuh diri atau melakukan hal bodoh lainnya. Anda perlu menghindari ini. Jangan sampai masuk di level ini. Setelah beristirahat secara emosional dan finansial, luangkan waktu Anda untuk mulai menganalisis kembali dan mengevaluasi kegagalan trading yang sudah berlalu. Tidak ada salahnya juga untuk kembali trading dengan nominal kecil.

Baca juga: Psikologi Trading Forex: Mengatasi Emosi untuk Kesuksesan Jangka Panjang

Harapan

Para traders yang sudah jatuh dan akhirnya bangkit ini biasanya mendapat kembali harapan pada sisi emosional dan psikologis mereka. Kondisi ini membuat traders jadi berpikir lebih jernih dan tenang dalam melihat semua peluang-peluang baru yang muncul di pasar. Tidak gegabah, lebih teliti, dan cenderung berhati-hati dalam melakukan keputusan-keputusan besar.

Lega

Pada kondisi psikologi trading ini, para traders akhirnya mendapatkan kembali semangat untuk berburu profit dari pasar. Rasa optimis bisa kembali lagi dan Anda mulai mengambil langkah-langkah besar dalam setiap keputusan trading. Bukan tidak mungkin, kondisi psikologi trader akan berulang kembali ke siklus dari level psikologi trading yang awal tadi.

Gejolak emosi dan sisi-sisi psikologis yang berbeda biasa dipicu dengan ketidakpastian dari pasar itu sendiri. Terutama karena sifat pasar forex yang dinamis dan cenderung berubah-ubah. Untuk itu, Anda sebagai trader perlu menyiapkan strategi trading yang mumpuni juga.

Termasuk juga exit strategy jika Anda mengalami lagi kerugian-kerugian dan kemerosotan saat melakukan trading. Selalu ingatkan diri Anda untuk melakukan trading dalam keadaan pikiran yang jernih dan kondisi emosional lebih stabil.

Mau trading lebih stabil dengan perencanaan yang baik? Yuk, cari tahu lebih lanjut dengan Download E-Book TPFx Indonesia dan jadilah trader andal dengan cuan maksimal di sini!

image-artikel