Penting! Ini 3 Kesalahan Fatal Saat Memasang Take Profit dan Stop Loss

Salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki seorang tader adalah menentukan Stop Loss dan Take Profit. Strategi ini dapat dikatakan cukup tricky dan membutuhkan analisis yang kuat.

Dalam pembelajaran seputar dasar-dasar forex trading, topik yang paling umum dibahas adalah pentingnya mengetahui dan menentukan tempat yang tepat sebagai titik entry posisi. Namun sejatinya, trading plan juga tidak dapat diabaikan karena meski memiliki entry yang bagus, trader tetap bisa rugi jika ia tidak mampu menentukan titik entry dan exit yang ideal.

Pasar forex sangatlah volatile dan cepat berubah, sehingga trader membutuhkan strategi dan perencanaan yang kuat sebelum terjun ke dalamnya. Nah, untuk itu Anda bisa menghindari kesalahan-kesalahan saat memasang take profit dan stop loss dari ulasan berikut ini!

  1. Menentukan Stop Loss Dan Take Profit Terlalu Rapat Atau Jauh

Ini merupakan kesalahan pertama yang paling sering dilakukan trader. Perlu diketahui bahwa pasar forex dapat cepat berubah dalam waktu singkat. Apabila Anda meletakkan Stop Loss atau Take Profit terlalu rapat atau berdekatan, kemungkinan besar posisi akan terhenti sebelum harga menuju ke arah yang Anda inginkan. Dengan kata lain, Anda terlalu cepat berasumsi di awal sebelum melihat pergerakan sesungguhnya.

Sebagai contoh, Anda akan membuka posisi buy GBP/JPY di 145.00 dengan Stop Loss di 144.90. Meskipun perhitungan Anda benar jika harga akan bounce di sekitar angka tersebut, namun tetap ada kemungkinan bahwa harga akan menurun 10-15 pip lagi sebelum akhirnya naik, anggaplah hingga 147.00. Sayangnya, kesempatan itu bisa terlewat begitu saja karena Anda terlalu cepat berhenti di 144.90.

Jadi, penting untuk memberikan “toleransi risiko” dalam melakukan trading forex. Akan tetapi, “toleransi risiko” ini tidak bisa terlalu besar atau jauh. Selain itu, selalu cek volatilitas pasar tujuan Anda karena hal ini juga sangat berhubungan dengan fluktuasi harga dalam chart.

Baca juga: Apa yang Dimaksud Dengan Likuiditas Tinggi Dalam Trading Forex ?

Di sisi lain, toleransi risiko tersebut juga tidak bisa terlalu besar agar tidak rugi. Pada dasarnya, kedua titik tersebut berguna untuk mencegah trader rugi terlalu banyak dengan memperingatkan mereka bahwa pasar ternyata tidak bergerak sesuai dengan yang diharapkan. Jika keduanya diletakkan terlalu jauh dari titik entry, maka fungsi peringatan ini tidak berguna lagi.

  1. Meletakkan Stop Loss Dan Take Profit Tepat Pada Batas Support Resistance

Selain memilih posisi Stop Loss dan Take Profit yang terlalu rapat dan terlalu jauh, kesalahan lain yang sering dilakukan trader adalah meletakkannya tepat di garis support resistance. Alasannya adalah kembali pada volatilitas pasar.

Trader sering lupa bahwa pasar forex bergerak dalam pola yang tidak menentu, sehingga garis support dan resistance tidak dapat digunakan sebagai patokan penentuan Stop Loss dan Take Profit seutuhnya.

Kemungkinannya yaitu harga dapat melakukan reversal atau perubahan arah sebelum mengenai garis. Harga bahkan dapat melebihi batas terlebih dahulu sebelum akhirnya mengalami perubahan arah dalam bentuk reversal. 

Sebagai trader, sebaiknya Anda hanya cukup menggunakan batas-batas tersebut sebagai alat bantu saja. Meski memang terlihat menarik dan dapat dipercaya, namun Anda juga harus memperhitungkan risikonya.

Cara terbaik yang bisa Anda lakukan yaitu memilih Stop Loss dan Take Profit di dekat kedua garis pembatas tersebut, namun tidak tepat pada garisnya. Berilah jarak agar harga tetap memiliki ruang untuk menunjukkan arah geraknya meski telah melewati garis pembatas.

Secara umum, jika Anda akan memasang posisi buy, maka pasanglah Stop Loss di bawah batas support. Sedangkan jika Anda akan melakukan sell, maka pasanglah Stop Loss di atas batas resistance. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi false breakout sehingga Stop Loss Anda tidak akan memicu close posisi secara prematur.

Untuk cara khususnya, Fibonacci Retracement dapat menjadi pilihan tepat. Mengapa? Karena umumnya tren akan berbalik arah sekitar 61.8-78.6% hingga kemudian mengubah arahnya seperti semula, sehingga perhitungan ini bisa membantu Anda memilih Stop Loss dan Take Profit yang paling menguntungkan.

  1. Menggunakan Ukuran Posisi Sebagai Dasar Perhitungan Stop Loss Dan Take Profit

Menggunakan ukuran posisi “x pip” atau “x dolar” untuk menentukan Stop Loss adalah kesalahan besar. Kenyataannya, pasar tidak bergerak berdasarkan jumlah lot yang Anda masukkan, namun justru kebalikannya; Anda-lah yang seharusnya menyesuaikan diri dengan dinamika pasar. Maka dari itu, Anda harus memiliki kemampuan analisis yang baik agar mampu memilih titik Stop Loss atau Take Profit yang paling tepat.

Perlu digarisbawahi bahwa alur trading yang paling tepat adalah menganalisis dan menentukan titik Stop Loss dan Take Profit sebelum membuka posisi trading. Keuntungannya adalah karena sebelum ada risiko hilangnya modal, trader dapat terbebas dari pengaruh emosional saat trading, serta dapat menilai secara objektif kapan harus lanjut dan kapan harus berhenti.

Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Anda Waspadai Ketika Hendak Trading Forex

Pada dasarnya, akar permasalahan dari kesalahan-kesalahan fatal menentukan Stop Loss dan Take Profit terletak pada pola pikir trader yang belum sesuai dengan cara kerja pasar forex. Strategi dalam menentukan Stop Loss dan Take Profit tentu tidak dapat disamakan untuk setiap trading karena perbedaan volatilitas dan faktor fundamental yang juga dapat mempengaruhi pergerakan pasar. 

Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel