Serba-Serbi Weighted Moving Averages yang Pemula Wajib Tahu

Weighted Moving Averages (WMA) merupakan salah satu alat yang penting dalam analisis teknis di dunia keuangan. Dalam perjalanan mencari wawasan tentang tren harga dan pergerakan pasar, WMA memiliki peran sentral dalam membantu trader dan analis memahami perubahan arah pasar. Dengan memberikan bobot lebih tinggi pada harga-harga terbaru, WMA mampu memberikan gambaran yang lebih akurat tentang tren saat ini dan perubahan yang mungkin terjadi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Weighted Moving Averages?

Weighted Moving Averages (WMA) adalah metode analisis teknis yang digunakan dalam perdagangan saham, forex, dan pasar keuangan lainnya untuk mengidentifikasi tren pasar dan memuluskan fluktuasi harga. Seperti namanya, WMA memberi bobot berbeda pada harga-harga yang lebih baru dan lebih lama, yang memungkinkan reaksi yang lebih cepat terhadap perubahan tren daripada metode rata-rata sederhana seperti Simple Moving Averages (SMA).

Perbedaan Utama Antara WMA dan SMA:

1. Penggunaan Bobot:

      • WMA: Dalam Weighted Moving Averages, bobot yang berbeda diberikan pada harga-harga yang lebih baru dan lebih lama. Harga terbaru diberi bobot lebih tinggi, sehingga perubahan harga yang lebih baru lebih berpengaruh pada perhitungan WMA.
      • SMA: Dalam Simple Moving Averages, semua harga diberi bobot yang sama. Setiap harga dalam periode waktu yang ditentukan dijumlahkan, dan hasilnya dibagi dengan jumlah harga tersebut untuk menghasilkan nilai rata-rata.

2. Sensitivitas terhadap Perubahan Harga:

      • WMA: Karena bobot yang lebih tinggi diberikan pada harga-harga terbaru, WMA memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi terhadap perubahan harga yang baru terjadi. Ini membuat WMA lebih cepat merespons perubahan tren pasar.
      • SMA: Karena semua harga memiliki bobot yang sama, SMA cenderung lebih lambat dalam merespons perubahan harga baru. Ini dapat mengakibatkan SMA memberikan sinyal tren yang sedikit tertunda.

3. Kompleksitas Perhitungan:

      • WMA: Perhitungan WMA melibatkan penghitungan bobot yang berbeda untuk setiap harga dalam periode waktu tertentu. Ini membuat perhitungan WMA lebih kompleks daripada SMA.
      • SMA: Perhitungan SMA lebih sederhana, hanya melibatkan penjumlahan harga-harga dalam periode waktu dan pembagian dengan jumlah harga tersebut.

4. Keakuratan dan Noise:

      • WMA: Karena WMA memberi bobot lebih tinggi pada harga-harga terbaru, ia cenderung lebih akurat dalam mengidentifikasi perubahan tren singkat. Namun, bobot yang lebih tinggi juga dapat membuat WMA lebih rentan terhadap noise atau fluktuasi harga singkat yang tidak relevan.
      • SMA: SMA cenderung lebih tahan terhadap noise karena bobot yang merata pada semua harga. Namun, ini juga dapat mengakibatkan keterlambatan dalam memberikan sinyal tren yang lebih cepat.

Perhitungan Weighted Moving Averages

Langkah-langkah rinci dalam menghitung Weighted Moving Averages (WMA) melibatkan beberapa tahap yang perlu diikuti dengan cermat. Pertama, tentukan periode waktu yang ingin Anda gunakan untuk perhitungan WMA. Setiap periode waktu akan memiliki bobot yang berbeda, jadi pastikan untuk memilih dengan bijak berdasarkan tujuan analisis Anda. Kemudian, tentukan bobot untuk masing-masing harga dalam periode waktu tersebut. Bobot ini biasanya diatur dalam urutan terbalik, di mana harga terbaru mendapatkan bobot tertinggi dan harga yang lebih lama mendapatkan bobot yang lebih rendah.

Setelah Anda memiliki bobot yang ditentukan, mulailah menghitung WMA dengan mengalikan setiap harga oleh bobot yang sesuai dan kemudian menjumlahkan hasilnya. Ini akan menghasilkan jumlah tertimbang dari harga-harga dalam periode waktu yang Anda pilih. Selanjutnya, bagi jumlah tertimbang ini dengan total bobot dalam periode waktu untuk mendapatkan nilai WMA akhir. Proses ini perlu diulang untuk setiap titik data dalam rangkaian waktu yang ingin Anda analisis.

Baca juga: Wajib Tahu! Strategi Bounce Trading dengan EMA dan Bar Chart Anti Rugi

Penting untuk dicatat bahwa perhitungan WMA dapat menjadi tugas yang memakan waktu jika dilakukan secara manual, terutama jika Anda memiliki banyak data. Namun, banyak platform perdagangan dan perangkat lunak analisis teknis modern menyediakan alat untuk menghitung WMA secara otomatis, membuat proses ini lebih mudah dan lebih efisien. Anda bisa menggunakan MetaTrader5 ataupun TradingView. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menghasilkan nilai-nilai WMA yang mewakili tren pergerakan harga dengan bobot yang relevan, membantu Anda dalam mengambil keputusan investasi yang lebih terinformasi.

Penggunaan WMA dalam Trading

Weighted Moving Averages (WMA) memiliki peran yang signifikan dalam analisis tren pasar dan mengidentifikasi perubahan arah tren. Dalam konteks ini, WMA digunakan sebagai alat untuk menghaluskan fluktuasi harga harian yang dapat menjadi bising dan sulit diinterpretasikan. Dengan memberikan bobot lebih tinggi pada harga-harga terbaru, WMA cenderung lebih responsif terhadap perubahan harga yang lebih baru, yang memungkinkannya untuk memberikan sinyal perubahan tren dengan lebih cepat daripada indikator lain seperti Simple Moving Averages (SMA).

Ketika WMA jangka pendek melintasi WMA jangka panjang dari bawah ke atas, ini sering kali dianggap sebagai sinyal bahwa tren harga sedang berubah dari tren turun menjadi tren naik. Fenomena ini dikenal sebagai “Golden Cross.” Sebaliknya, ketika WMA jangka pendek melintasi WMA jangka panjang dari atas ke bawah, ini dapat diartikan sebagai indikasi perubahan tren dari tren naik menjadi tren turun, yang disebut “Death Cross.”

Contoh penggunaan WMA dalam mengidentifikasi tren adalah sebagai berikut: Jika WMA jangka pendek (misalnya 10-periode) melintasi WMA jangka panjang (misalnya 50-periode) dari bawah ke atas, ini dapat diartikan bahwa momentum harga mulai menguat dan tren naik mungkin akan terbentuk. Para trader dan analis akan memperhatikan momen ini sebagai peluang untuk masuk ke pasar dengan posisi beli. Sebaliknya, jika WMA jangka pendek melintasi WMA jangka panjang dari atas ke bawah, ini dapat dianggap sebagai potensi tren turun yang akan datang, sehingga para pelaku pasar mungkin akan mempertimbangkan posisi jual.

Weighted Moving Averages (WMA) membantu mengidentifikasi sinyal beli (buy) dan jual (sell) dengan memanfaatkan persilangan antara dua periode WMA yang berbeda. Dua pola penting yang melibatkan persilangan WMA adalah “Death Cross” dan “Golden Cross.” Death Cross” terjadi ketika Weighted Moving Average jangka pendek (misalnya, 50-periode WMA) melintasi dari atas ke bawah di bawah Weighted Moving Average jangka panjang (misalnya, 200-periode WMA). Ini mengindikasikan bahwa tren harga sedang berubah dari tren naik menjadi tren turun. Perilaku ini mengisyaratkan bahwa tekanan jual mungkin semakin mendominasi dan ada kemungkinan bahwa harga akan terus turun.

Ketika “Death Cross” terjadi, banyak trader dan analis melihat ini sebagai sinyal jual. Mereka bisa mempertimbangkan untuk menjual atau menghindari posisi beli saat ini, mengingat bahwa tren turun mungkin akan berlanjut. Ini adalah momen di mana beberapa pelaku pasar mungkin menilai bahwa harga telah mencapai puncaknya dan sekarang ada potensi penurunan lebih lanjut.

“Golden Cross” terjadi ketika Weighted Moving Average jangka pendek melintasi dari bawah ke atas di atas Weighted Moving Average jangka panjang. 

Baca juga: Duo Kombo RSI dan EMA: Strategi Teruji untuk Identifikasi Tren dan Sinyal Entry

Ini menandakan bahwa tren harga sedang berubah dari tren turun menjadi tren naik. “Golden Cross” terjadi ketika Weighted Moving Average jangka pendek melintasi dari bawah ke atas di atas Weighted Moving Average jangka panjang. Ini menandakan bahwa tren harga sedang berubah dari tren turun menjadi tren naik. Perilaku ini menunjukkan bahwa tekanan beli mungkin meningkat dan ada potensi pergerakan harga positif.

“Golden Cross” dianggap sebagai sinyal beli oleh banyak trader dan analis. Mereka dapat melihat ini sebagai kesempatan untuk masuk ke pasar dengan posisi beli atau menambah posisi beli yang ada. Ini dapat mencerminkan optimisme bahwa harga akan terus naik dan ada peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Pilihan antara menggunakan WMA atau SMA tergantung pada preferensi individu trader atau analis. Jika tujuan utama adalah untuk mendapatkan sinyal tren yang lebih cepat dan responsif terhadap perubahan harga baru, maka WMA dapat menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, jika stabilitas dan ketahanan terhadap noise lebih diutamakan, SMA mungkin lebih cocok. Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel