S&P500 Kembali Meneruskan Lose Streaknya Paska Risalah FOMC

Wall Street kembali mengalami pelemahan pada market sesi Rabu (22/02/2023). S&P 500 memperpanjang penurunan beruntunnya menjadi empat sesi setelah pengumuman risalah FOMC dini hari tadi. Investor jelas mengalami kekhawatiran dikarenakan Risalah (FOMC) mendukung keyakinan jika The Fed akan tetap bertahan dengan kebijakan hawkishnya lebih lama sampai inflasi bisa sesuai dengan target mereka.

Risalah dari Federal Reserve 31 Januari-Februari. Pertemuan 1 mengatakan bahwa “hampir semua” pejabat Fed setuju untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi seperempat poin persentase.

Ada juga dukungan yang kuat untuk keyakinan bahwa risiko inflasi tinggi tetap menjadi “faktor kunci” yang akan membentuk kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan diperlukan sampai terkendali.

Namun, pelemahan umum pada jam terakhir perdagangan mendorong S&P 500 dan Dow Jones kembali ke zona merah. Kendati demikian., Nasdaq berhasil mengikis kembali ke wilayah positif meskipun di saat-saat terakhir.

Dow turun 84,5 poin atau 0,26% menjadi 33.045,09, S&P kehilangan 6,29 poin atau 0,16% menjadi 3.991,05 dan Nasdaq bertambah 14,77 poin atau 0,13% menjadi 11.507,07.

Terlepas dari penurunan yang dialami oleh S&P dan Dow, penurunan tersebut tidak setajam hari Selasa, yang merupakan kinerja harian terburuk yang dicatat oleh pasar pada tahun 2023.

Menyusul kekalahan pasar pada tahun 2022, tiga indeks utama mencatat kenaikan bulanan pada bulan Januari karena investor berharap Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga dan mungkin berputar sekitar akhir tahun.  Mengutip Reuters, pasar mengekspektasikan suku bunga akan mencapai puncaknya pada angka 5,35% di bulan Juli dan akan bertahan di sekitar level tersebut hingga akhir tahun 2023.