Trading tanpa indikator merupakan suatu teknik trading dengan melakukan pengamatan atas pergerakan harga tanpa menerapkan indikator apapun pada layer grafik (chart). Banyaknya indikator yang digunakan oleh seorang trader, tidak menjamin hasil bagi yang bersangkutan. Berbagai indikator yang dipasang pada layar grafik, yang awalnya diharapkan dapat memberikan “clue”. Namun karena terlalu banyak, justru terkadang membuat pusing bagi penggunanya. Ditambah, seringkali indikator yang digunakan bersifat kontradiktif. Yang satu memberikan suggest untuk beli sedangkan yang satunya memberikan suggest untuk jual. Dan akhirnya membuat seorang trader tidak mengambil kesempatan sama sekali.
Dalam hal ini, naked trading dapat dijadikan sebagai alternatif. Kita cukup mempelajari bagaimana struktur pasar bekerja. Serta mengenal dan memahami lebih jauh tentang price action dan price pattern. Dimana dapat memberikan keakurasian informasi kepada seorang trader. Dan berikut ini adalah beberapa tips bagaimana cara kita memulai bertransaksi tanpa menggunakan indikator :
1. Pahami Struktur Pasar
Selain sideway, kita sama-sama sudah megetahui bahwa trend di pasar ada 2, yakni uptrend (bullish) dan downtrend (bearish). Dan dalam pergerakannya, sebuah trend pasti akan membentuk gelombang, yakni impulse dan correction. Kecermatan serta kemampuan seorang trader dalam membaca gelombang pasar adalah keuntungan dan keunggulan bagi trader yang bersangkutan.
Bagaimana tidak?
Dengan kemampuannya tersebut, seorang trader dapat memprediksi kapan trend akan terjadi. Dimana koreksi akan terjadi. Hingga dapat memprediksi sejauh mana koreksi akan terjadi bahkan dapat mengetahui kemana kemungkinan potensi harga akan bergerak dan lain sebagainya.
2. Identifikasikan Struktur Pasar
Dalam kondisi uptrend (buliish), hal pertama yang harus perhatikan dimana level LOW dan level HIGH yang terbentuk. Begitupun sebaliknya, untuk kondisi downtrend (bearish), perhatikan dimana level HIGH serta level LOW nya.
Seperti yang disampaikan di atas, bahwa dalam pembentukkan sebuah trend (baik untuk kondisi bullish maupun bearish), akan terjadi gelombang. Dan dalam hal ini, seorang trader wajib mengetahui beberapa istilah dalam struktur pasar.
Untuk kondisi bullish, pasca terbentuk level LOW dan HIGH, maka harga akan terkoreksi dan membentuk level HIGHER LOW. Dan setelah itu, harga akan melakukan impulse dengan melampaui level HIGH sebelumnya untuk melanjutkan kenaikkannya dan membentuk level HIGHER HIGH. Begitupun sebaliknya. Untuk kondisi bearish, pasca terbentuk level HIGH dan LOW, maka harga akan terkoreksi dan membentuk level LOWER HIGH. Dan setelah itu, harga akan melakukan impulse dengan melampaui level LOW sebelumnya untuk melanjutkan penurunannya dan membentuk level LOWER LOW.
Dalam kondisi terjadinya sebuah koreksi, juga terdapat beberapa ketentuan guna mengetahui validitasnya. Untuk kondisi bullish, letak level HIGHER LOW harus berada di atas level LOW namun berada di bawah level HIGH. Sedangkan untuk kondisi bearish, letak level LOWER HIGH harus berada di bawah level HIGH dan berada di atas nilai LOW.
Dari penjelasan tersebut di atas, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa setiap trend yang terjadi, pasti akan terkoreksi. Dan secara dimensi, hal tersebut juga dapat membantu kita untuk sama-sama mengetahui bagaimana seluruh kegiatan yang tengah terjadi di bursa.
Lantas bagaimana, apabila pergerakkan harga tidak sesuai struktur pasar?
Dimana dalam kondisi uptrend tiba-tiba level higher low menabrak level low atau dalam kondisi downtrend level lower high menyundul level high?
Dalam smart money concept disebut dengan istilah change of character (atau choch). Sebuah sinyalemen awal bahwa ada kemungkinan terjadinya pembailkan arah harga.
3. Buatlah Zona Struktur Pasar
Dengan memahami struktur pasar dengan baik, hal ini dapat memudahkan kita dalam mengidentifikasi. Dimana letak level support dan resistance secara akurat, termasuk cikal bakal terbentuknya area supply dan demand.
Dalam pengaplikasiannya, zona dalam struktur pasar outputnya dapat menjadi sebuah mapping (atau peta) yang dapat membantu para trader dalam mengetahui kondisi pasar, apakah sedang terjadi uptrend / downtrend / sideways serta akan memudahkan untuk pengambilan keputusan termasuk dalam penempatan batasan-batasan resiko.
4. Padukan dengan Price Action & Price Pattern
Disadari atau tidak, meski bertransaksi dilakukan secara naked trading, (tanpa bantuan indikator), sebetulnya struktur pasar maupun pola-pola price action & price pattern yang terbentuk adalah indikator yang sebenarnya.
Oleh karena itu, seorang naked trader akan selalu mencari pola-pola candlestick yang terbentuk, seperti hammer, shooting star, harami, engulfing dan lain sebagainya serta pola-pola harga yang mendasarinya, seperti head and shoulder, flag & pennant, ascending dan descending triangle serta pattern-pattern lainnya, diantara impulse dan correction yang terbentuk pada struktur pasar.
Kemampuan mengkolaborasikan hal tersebut memang membutuhkan jam terbang dengan waktu yang tidak sebentar, namun hal itu sangat memungkinkan untuk dapat dipelajari oleh siapapun. Terlebih lagi, untuk mempelajari hal-hal tersebut, saat ini sangat mudah bagi kita untuk mendapatkan akses dari manapun, termasuk dari progam-program edukasi yang ada di TPFx. Dan yang paling penting adalah practice, karena dengan seringnya kita melakukan latihan, maka hal itu dapat melatih kemampuan dan kejelian kita dalam membaca struktur pasar yang tengah terjadi.
Baca Juga : Catat! Tiga Parameter untuk Waktu Trading Forex Terbaik
5. Kenali Smart Money Concept
Pernahkah Anda mendengar tentang smart money concept (atau SMC) dalam trading ?, atau mungkin Anda sudah sering mendengarnya tapi masih bertanya-tanya apa dan bagaimana konsep SMC itu serta pengaplikasiannya di dalam trading ?
Smart Money Concept berasal dari The Inner Circle Trader (ICT), yakni sebuah program yang ditawarkan oleh seorang trader bernama Michael J. Huddleston, dimana ICT menawarkan beberapa pengetahuan gratis serta mentorship Forex berbayar.
Smart Money Concept adalah filosofi dari metode trading yang didasarkan pada sebuah analisa “smart money” dengan merujuk dari aktivitas dan kebiasaan para market maker serta mencobanya untuk mengikuti cara trading mereka.
Meski banyak yang masih menganggap metode ini kontroversial, namun juga tidak sedikit para pelaku pasar (trader) yang menganggapnya cukup efektif dan menguntungkan. Hal pertama yang paling mudah untuk menjelaskan tentang smart money concept adalah dengan menyatakan bahwa metode ini merupakan nama lain dari price action. Smart money concept sebenarnya menggunakan konsep trading forex klasik yang sudah lama digunakan oleh para trader, seperti price action (supply dan demand), price pattern (support dan resisten), hanya saja semuanya diberi nama baru dan dijelaskan dengan cara yang berbeda.
Para trader SMC, menggunakan istilah-istilah baru seperti liquidity grab atau mitigation block dan lain sebagainya. Meski istilah-istilah tersebut (mungkin) masih terdengar asing, namun saat Anda mencoba untuk mempelajari smart money concept, Anda akan menyadari bahwa istilah-istilah tersebut adalah pendekatan trading yang kurang lebih sama dengan teori klasik price action.
Jadi, dari ulasan yang disampaikan dalam artikel ini dapat sama-sama kita simpulkan bahwa semakin professional seorang trader, biasanya semakin sedikit dalam menggunakan indikator. Ingin belajar trading forex lebih lanjut? Download Ebook TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.