Dalam dunia trading yang dinamis dan penuh tantangan, strategi Bounce menggunakan Exponential Moving Average (EMA) dan Bar Chart dapat menjadi alat yang efektif untuk meraih keuntungan dari pergerakan harga yang berbalik arah di pasar finansial. Dengan pendekatan yang cermat dan kombinasi analisis teknis yang tepat, strategi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi titik masuk dan keluar posisi dengan akurasi lebih tinggi. Artikel ini akan membahas dengan lengkap tentang konsep dasar strategi Bounce, penggunaan EMA dan Bar Chart, serta strategi anti rugi yang dapat membantu trader meningkatkan kesuksesan trading mereka. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Strategi Bounce Trading?
Strategi trading “Bounce” adalah pendekatan trading yang berfokus pada memanfaatkan pergerakan harga yang berbalik arah (bouncing) dari level support atau resistance. Support adalah level harga di mana harga cenderung berhenti turun dan berbalik naik, sementara resistance adalah level harga di mana harga cenderung berhenti naik dan berbalik turun. Dalam strategi “Bounce,” trader mencari peluang untuk masuk ke pasar ketika harga mendekati level support atau resistance dan berharap bahwa harga akan memantul (bounce) kembali ke arah sebaliknya.
Untuk mengidentifikasi peluang “Bounce,” trader menggunakan analisis teknis dan indikator seperti Moving Average, Bollinger Bands, atau RSI (Relative Strength Index). Pada saat harga mendekati level support, trader mencari konfirmasi dari indikator teknis yang menunjukkan bahwa harga telah mencapai level tersebut dan berpotensi memantul kembali naik. Sebaliknya, pada saat harga mendekati level resistance, trader mencari konfirmasi bahwa harga telah mencapai level tersebut dan berpotensi memantul kembali turun.
Keuntungan dari strategi “Bounce” adalah trader dapat mengambil posisi di dekat level support atau resistance yang kuat dan mengambil keuntungan dari pergerakan harga yang berbalik. Namun, strategi ini juga memiliki risiko, karena harga dapat menembus level support atau resistance dan melanjutkan pergerakan dalam tren yang sebaliknya (breakout). Oleh karena itu, manajemen risiko yang baik sangat penting dalam strategi “Bounce,” dengan menempatkan stop loss yang tepat untuk melindungi modal trading dari pergerakan harga yang tidak sesuai dengan prediksi.
Strategi “Bounce” cocok digunakan dalam pasar yang sedang bergerak sideways (datar) atau berada dalam kisaran harga yang terdefinisi dengan jelas. Pada kondisi seperti itu, harga cenderung berbalik arah di dekat level support atau resistance, dan trader dapat mengambil keuntungan dari pergerakan harga yang konsisten antara dua level tersebut.
Dalam menggunakan strategi ini, trader perlu disiplin dan bersabar, karena harga mungkin tidak selalu memantul secara tepat di dekat level support atau resistance. Diperlukan latihan dan pengalaman untuk mengenali setup yang tepat dan mengoptimalkan keuntungan dari strategi “Bounce.”
Baca juga: Catat! Ini Teknik Scalping Time Frame 15 Menit dengan EMA 20
Bagaimana Cara Kerja Strategi Bounce?
Trader dapat masuk ke pasar dengan harga yang lebih baik, karena membuka posisi di dekat level support atau resistance yang kuat. Namun, strategi ini juga memiliki risiko, karena harga bisa saja melanjutkan pergerakannya melewati level support atau resistance, menyebabkan whipsaws atau breakout palsu.
Nah, strategi trading Bounce akan menggunakan pantulan tersebut sebagai peluang untuk entry posisi. Anda bisa menggunakan grafik Bar Chart di time frame 1-menit hingga 5-menit dan Exponential Moving Average periode 34 (EMA 34). Namun, jangan khawatir! Sebab, time frame dan periode EMA dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing.
Langkah Menggunakan Strategi Bounce
Langkah trading menggunakan strategi “Bounce” adalah sebagai berikut:
-
Buka Grafik Bar Chart
-
Tambahkan Indikator EMA 34
-
Perhatikan Harga di Sekitar EMA
Jika harga bergerak di atas garis EMA, ini menunjukkan tren bullish (naik), dan jika harga bergerak di bawah garis EMA, ini menunjukkan tren bearish (turun). Pergerakan harga yang mendekati atau menyentuh garis EMA juga bisa menjadi sinyal penting. Misalnya, ketika harga mendekati atau menyentuh garis EMA dari bawah dan berbalik naik, ini bisa menjadi sinyal bounce (pantulan) dan menunjukkan potensi harga untuk bergerak lebih tinggi. Sebaliknya, jika harga mendekati atau menyentuh garis EMA dari atas dan berbalik turun, ini bisa menjadi sinyal bounce ke arah yang berlawanan.
Perhatikan pergerakan harga di sekitar EMA juga membantu trader mengenali potensi titik masuk (entry) atau keluar (exit) posisi. Misalnya, trader bisa mempertimbangkan untuk membuka posisi beli ketika harga memantul kembali dari garis EMA yang berfungsi sebagai level support dinamis. Sebaliknya, trader bisa mempertimbangkan untuk membuka posisi jual ketika harga memantul kembali dari garis EMA yang berperan sebagai level resistance dinamis.
-
Konfirmasi dengan Menunggu Harga Menyentuh EMA
Dalam strategi ini, trader menunggu sampai harga benar-benar menyentuh atau mendekati garis EMA sebelum memutuskan untuk membuka posisi atau keluar dari posisi yang sudah ada.
Jika harga bergerak ke atas dan menyentuh garis EMA dari bawah, ini bisa menjadi sinyal untuk membuka posisi beli (buy). Pergerakan harga ke atas dan mencapai atau menyentuh garis EMA menandakan potensi support dinamis, di mana harga berpotensi untuk berbalik naik.
Sebaliknya, jika harga bergerak ke bawah dan menyentuh garis EMA dari atas, ini bisa menjadi sinyal untuk membuka posisi jual (sell). Pergerakan harga ke bawah dan mencapai atau menyentuh garis EMA menandakan potensi resistance dinamis, di mana harga berpotensi untuk berbalik turun.
-
Ambil Posisi Entry dan Exit
Setelah konfirmasi harga dengan EMA, Anda harus mengambil entry posisi ketika harga tertinggi (atau terendah) pada bar harga pertama telah tertembus.
Untuk masuk ke posisi Buy, ikuti beberapa acuan berikut:
- Bar harga membuat lower low.
- Bar harga menyentuh garis EMA.
- Bar harga selanjutnya gagal membuat lower low baru.
- Bar menembus higher high harga sebelumnya.
Kemudian untuk entry Sell, ikuti acuan berikut:
- Bar harga membuat higher high.
- Bar harga menyentuh garis EMA.
- Bar harga selanjutnya gagal membuat higher high baru.
- Bar menembus lower low harga sebelumnya.
Baca juga: Waspada Whipsaws dalam Trading Menggunakan EMA
Setelah itu, Anda bisa memasang stop loss dan target profit sebagai aba-aba untuk exit trade. Jika harga berhasil menyentuh target profit, artinya trader sudah berhasil exit dengan hasil profit. Sebaliknya, jika menyentuh stop loss, maka posisi ditutup dengan kondisi loss.
Selain itu, Anda bisa menggunakan trailing stop untuk mengautomatisasi stop loss berdasarkan jarak pip yang sudah Anda tetapkan.
Strategi “Tunggu Harga Menyentuh EMA” membantu trader untuk mengkonfirmasi level support dan resistance yang relevan berdasarkan pergerakan harga terkini. Dengan menggunakan garis EMA sebagai acuan, trader mencoba untuk menghindari sinyal palsu. Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.