FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Wall Street mengalami penguatan dalam sesi perdagangan yang volatil pada hari Rabu, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS menurun setelah Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap, sesuai ekspektasi pasar. Meskipun pernyataan dari The Fed dan komentar dari Ketua Jerome Powell sempat memicu pergerakan harga yang tidak menentu, saham berhasil menguat pada sesi akhir setelah muncul laporan dari Bloomberg bahwa pemerintahan Donald Trump berencana mencabut pembatasan terhadap chip kecerdasan buatan (AI) yang sebelumnya diberlakukan oleh administrasi Biden. Kabar ini memicu lonjakan saham-saham chipmaker yang mengangkat indeks secara keseluruhan.
Dalam pernyataannya, The Fed menyampaikan bahwa perekonomian AS masih tumbuh dalam laju yang solid. Namun, lembaga tersebut juga menekankan bahwa risiko inflasi dan pengangguran yang lebih tinggi meningkat, terutama sebagai dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump. Situasi ini menciptakan dilema bagi bank sentral karena terbatasnya ruang gerak untuk melakukan penyesuaian kebijakan moneter. Di satu sisi, potensi pemangkasan suku bunga untuk menopang pertumbuhan ekonomi terhambat oleh tekanan inflasi yang masih tinggi. Di sisi lain, upaya menaikkan suku bunga guna menahan inflasi dapat memperburuk risiko pelemahan ekonomi. Inilah yang disebut sebagai kondisi stagflasi—ketika inflasi tinggi bersamaan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Beberapa analis menilai bahwa The Fed baru akan melakukan pelonggaran kebijakan secara signifikan jika data pertumbuhan ekonomi benar-benar menunjukkan kinerja yang sangat mengecewakan. Dalam kondisi saat ini, The Fed dinilai perlu mempertahankan keyakinan dan ketegasannya, meski harus merasa tidak nyaman dengan situasi yang serba terbatas ini.
Selain fokus pada kebijakan The Fed, para investor juga mencermati perkembangan hubungan dagang antara AS dan China. Menteri Keuangan AS dan negosiator utama perdagangan dijadwalkan untuk bertemu dengan pejabat ekonomi tertinggi China pada akhir pekan di Swiss. Pertemuan ini dipandang sebagai langkah awal menuju potensi de-eskalasi ketegangan dagang yang kembali meningkat sejak Trump memicu perang dagang bulan lalu. Pejabat AS mengindikasikan bahwa pertemuan tersebut kemungkinan besar akan berfokus pada upaya meredakan ketegangan. Sementara itu, China menanggapi lebih hati-hati dan menyampaikan pepatah bahwa tindakan lebih penting daripada kata-kata.
Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average naik 284,97 poin atau 0,70% ke level 41.113,97, S&P 500 menguat 24,37 poin atau 0,43% ke 5.631,28, dan Nasdaq Composite naik 48,50 poin atau 0,27% ke 17.738,16. Indeks saham global MSCI juga naik 0,25% setelah sempat melemah sekitar 0,4% di awal sesi. Sementara itu, indeks STOXX 600 di kawasan Eropa ditutup melemah 0,54%.
Di pasar mata uang, dollar AS bergerak volatil menyusul pernyataan The Fed dan sesi tanya jawab dengan Powell. Namun pada akhirnya, dollar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama, termasuk yen dan euro. Indeks dollar naik 0,42% ke 99,92. Euro turun 0,62% menjadi $1,1297, sementara dollar AS menguat terhadap yen sebesar 1,03% ke 143,88. Poundsterling melemah 0,64% ke $1,3282, dan dollar Kanada juga melemah 0,41% ke C$1,38 per dollar AS.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS menurun setelah pengumuman dari The Fed. Yield obligasi tenor 10 tahun turun 4,9 basis poin ke 4,269%, sedangkan yield obligasi 30 tahun turun 4,1 basis poin ke 4,7718%. Yield obligasi 2 tahun, yang sensitif terhadap kebijakan suku bunga The Fed, turun tipis sebesar 0,8 basis poin ke 3,781%.
Sementara itu, harga minyak mentah AS turun lebih dari $1 per barel, karena pasar meragukan hasil dari pertemuan dagang AS-China akan menghasilkan kemajuan yang signifikan. Selain itu, harapan akan tercapainya kesepakatan nuklir antara AS dan Iran juga mulai mereda, mengurangi kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan. Harga minyak WTI ditutup turun 1,73% atau $1,02 menjadi $58,07 per barel, sedangkan minyak Brent turun 1,66% atau $1,03 menjadi $61,12 per barel.
Di pasar logam mulia, harga emas mengalami penurunan lanjutan karena penguatan dollar AS dan meredanya ketegangan antara AS dan China. Selain itu, komentar Powell yang berhati-hati terkait prospek ekonomi AS membuat pelaku pasar merasa kurang puas. Harga emas spot turun 1,8% ke $3.367,70 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS melemah 1,37% ke $3.364,70 per ons.
Prospek Harga Emas Hari Kamis (08/05)
Pergerakan emas pada time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini sedang mengalami koreksi setelah reli signifikan dari area sekitar 3.200 menuju level tertinggi mendekati 3.430. Harga terlihat ditolak dari resistance di sekitar 3.398–3.430 dan kini menguji area support di kisaran 3.350 yang berdekatan dengan SMA 50, yang berfungsi sebagai support dinamis. Jika harga mampu bertahan di atas area ini dan muncul konfirmasi bullish, ada peluang untuk rebound menuju resistance 3.398, 3.430, hingga 3.450. Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga menembus support 3.350 dan 3.330, maka peluang penurunan menuju support berikutnya di 3.300 akan terbuka, bahkan berpotensi menuju area 3.200 sebagai target selanjutnya.
RSI yang berada di sekitar level 57 menunjukkan bahwa momentum masih berada di zona netral cenderung bullish, mendukung kemungkinan kelanjutan tren naik jika support dapat dipertahankan.
Data Perdagangan pada hari Rabu (07/05)
Open: 3.425,98 High: 3.430,56 Low: 3.360,19 Close: 3.368,07 Range: 70,37
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.398 R2 3.430 R3 3450
S1 3.350 S2 3.330 S3 3.300
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.355 |
Profit Target Level | 3.398 |
Stop Loss Level | 3.325 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.430 |
Profit Target Level | 3.400 |
Stop Loss Level | 3.455 |
Prospek Harga Minyak Hari Kamis (08/05)
Setelah menutup gap yang terbentuk sebelumnya, harga WTI Crude Oil pada grafik H4 terlihat melakukan rebound dan berhasil naik hingga menguji area resistance di 59,78, yang juga bertepatan dengan garis SMA 50 sebagai resistance dinamis. Namun, upaya menembus resistance tersebut gagal, sehingga harga kembali mengalami tekanan turun. Saat ini harga sedang menguji area support di 57,61. Pergerakan selanjutnya akan sangat bergantung pada kemampuan harga bertahan di atas level ini. Jika support 57,61 mampu bertahan dan terjadi pantulan, maka ada potensi harga kembali menguji resistance 59,78.
Sebaliknya, jika support ini ditembus, tekanan jual kemungkinan besar akan mendorong harga turun lebih dalam ke area support berikutnya di 56,38 hingga 55,09. RSI yang berada di bawah level 50 mengindikasikan bahwa momentum masih cenderung lemah, namun peluang untuk koreksi naik tetap terbuka jika support dapat dipertahankan.
Data perdagangan pada hari Rabu (07/05)
Open: 59,19 High: 60,21 Low: 57,78 Close: 57,84 Range: 2,43
OIL INTRADAY AREA
R1 59,78 R2 61,03 R3 62,03
S1 57,61 S2 56,38 S3 55,09
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 57,65 |
Profit Target Level | 59,60 |
Stop Loss Level | 56,30 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 59,77 |
Profit Target Level | 58,00 |
Stop Loss Level | 61,03 |
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!