FOREX ZONE BY HAKIM DAN TEGUH
AUDUSD
Opportunity: Stop Loss above 0,65000, Target 0,66500 – 0,67000
Aussie berusaha mempertahankan penguatannya, terlebih reboundnya Dollar Australia ini melewati angka $0,66. Hal ini mendekati level tertinggi sejak pertengahan Januari, terangkat oleh pelemahan Greenback karena data tenaga kerja AS yang lemah mendukung prospek Federal Reserve yang lebih dovish. Dukungan lainnya datang dari Indikator CPI bulanan Australia ini juga meningkat menjadi 3,5% di bulan Maret dari 3,4% di bulan Februari, bertentangan dengan ekspektasi pasar yang menyatakan tidak ada perubahan.
Pivot : 0,66077
R1 : 0,66198 S1 : 0,65929
R2 : 0,66346 S2 : 0,65808
R3 : 0,66467 S3 : 0,65660
Buy below 0,66000
Sell ——
Stop Loss above 0,65000 Target 0,66500 – 0,67000
USDJPY
Opportunity: Stop Loss above 154,500 Target 156,000 – 156,500
Stabilnya mata uang Yen di range level 155,600-155,000. Hal ini karena investor bereaksi terhadap ringkasan pertemuan kebijakan Bank of Japan pada bulan April di mana dewan tersebut menandai risiko kenaikan terhadap inflasi dan mendiskusikan skenario yang memerlukan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Namun, antisipasi pelemahan Yen akan berpeluang berlanjut di tengah selisih yang cukup jauh dari tingkat suku bunga Jepang dengan suku bunga bank sentral mata uang utama dunia lainnya.
Pivot : 155,631
R1 : 156,002 S1 : 155,366
R2 : 156,267 S2 : 154,995
R3 : 156,638 S3 : 154,730
Buy below 155,500
Sell ——-
Stop Loss above 154,500 Target 156,000 – 156,500
GBPUSD
Opportunity: Bullish menuju 1.2562 – 1.2583
Pergerakan Pounds akhir minggu kemarin masih dikisaran 1.2520-1.2540, pagi ini GBP open di bawah area Pivot. GBP masih berpotensi untuk menguat mengingat laporan GDP jumat kemarin menunjukan ekspansi ke arah positif yang dapat dinyatakan bahwa Inggris keluar dari Zona Resesi.
Open : 1.2514 Pivot : 1.2523
R1 : 1.2545 S1 : 1.2506
R2 : 1.2562 S2 : 1.2484
R3 : 1.2583 S3 : 1.2468
EURUSD
Opportunity: Bullish menuju 1.0802 – 1.0816
Pergerakan mata-uang EUR tertahan oleh penguatan USD pada Jumat kemarin, masih berkisar antara 1.0760 – 1.0789, EUR masih berpotensi menguat apabila dapat menembus level pivot pada hari ini, yang didukung adanya forecast Economic EU pada hari ini dan jadwal Euro Group Meeting pada sore nanti.
Open : 1.0768 Pivot : 1.0773
R1 : 1.0786 S1 : 1.0757
R2 : 1.0802 S2 : 1.0743
R3 : 1.0816 S3 : 1.0727
USDCHF
Opportunity: Bullish menuju 0.9097 – 0.9109
Pergerakan mata-uang Swiss CHF pada akhir minggu kemarin sedikit terkoreksi setelah adanya penguatan. Hal ini didukung adanya laporan tenaga kerja U.S memburuk. CHF hari ini masih berpotensi untuk koreksi apabila berhasil menembus level Pivot pada hari ini.
Open : 0.9063 Pivot : 0.9066
R1 : 0.9079 S1 : 0.9048
R2 : 0.9097 S2 : 0.9035
R3 : 0.9109 S3 : 0.9017
DXY
Opportunity: Peluang penurunan/melemah akan berlanjut menuju level 105,10 – 104,90
Menutup akhir perdagangan pada pekan kemarin, kondisi indeks Dollar AS dalam kondisi tertekan. Sebelumnya, setelah klaim pengangguran mingguan secara tak terduga melonjak ke level tertinggi dalam 8 bulan. Hal ini menunjukkan melemahnya pasar tenaga kerja dan memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Fed tahun ini. Kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September meningkat menjadi 69% dari 65% sebelum klaim dirilis. Malam nanti pukul 20:00 WIB akan ada agenda pernyataan dari petinggi The Fed diantaranya adalah dari Cleveland “Phillip Jefferson” dan “Loretta Mester”. Secara teknikal, peluang pelemahan Dollar AS masih terbuka lebar, imbas ekspektasi pemangkasan suku bunga. Pekan ini focus para pelaku pasar tertuju pada rilis data inflasi (CPI & PPI) yang akan memperjelas arah kebijakan The Fed.
DXY kembali tertekan dari level 105,74 ke level 105,28.
INDICES ZONE BY FEDI
NIKKEI
Opportunity: Stop Loss 38.450, Target 37.950 – 37.690
Blackrock melalui Bloomberg menyatakan bahwa melemahnya Yen bisa menjadi faktor larinya para investor asing dari saham-saham Jepang. Hal ini tidak sepenuhnya tepat. Faktanya, kenaikan rata-rata indeks Nikkei di tahun ini bahkan mampu mencapai 14%. Peluang Nikkei untuk kembali meneruskan rallynya masih terbuka besar, hanya saja setelah anjloknya saham Toyota sebesar 2,9% pada sesi market Jumat lalu. BoJ harus lebih serius melihat dampak pelemahan Yen terhadap perusahaan-perusahaan lokal. Dengan melemahnya yen tidak lagi memberikan banyak peningkatan pendapatan, investor semakin fokus pada dampak negatifnya dibandingkan manfaatnya. Investor luar negeri yang mengukur kinerja portofolio dalam dolar menghadapi penurunan imbal hasil ekuitas Jepang ketika yen melemah.
Pivot : 38348
R1 : 38591 S1 : 37941
R2 : 38998 S2 : 37698
R3 : 39648 S3 : 37048
Buy ——
Sell Below 3844
Stop Loss 38.450 Target 37.950 – 37.690
HANGSENG
Opportunity: Stop Loss 19.140, Target 18.870
Tiongkok menghentikan arus masuk modal asing untuk membeli saham di hari ini. Arus masuk dana terus berlanjut bulan ini dengan tambahan 4,8 miliar yuan. Hal ini berarti dana luar negeri telah menambah lebih dari setengah dana yang telah mereka jual sejak bulan Agustus.
Pivot : 18.862,33
R1 : 19.123 S1 : 18.662
R2 : 18.862 S2 : 18.401
R3 : 20.245 S3 : 17.940
Buy ——
Sell 18.900
Stop Loss 19.140 Target 18.870
NASDAQ
Opportunity: Sideways Area: 18.174 – 18.400
Indeks saham berjangka AS sedikit bergerak pada transaksi malam hari Minggu, karena kehati-hatian mulai dilakukan menjelang data inflasi utama (CPI) yang akan dirilis akhir pekan ini. Hal ini kemungkinan akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga. Wall Street diperkirakan tidak akan bergerak banyak, setidaknya untuk beberapa sesi berikutnya. Untuk mengantisipasi pembacaan inflasi indeks harga produsen dan indeks harga konsumen yang masing-masing akan dirilis pada hari Selasa dan Rabu.
Pivot : 18.260,50
R1 : 18.333,25 S1 : 18.174,50
R2 : 18.419,25 S2 : 18.101,75
R3 : 18.578,00 S3 : 17.493,00
Buy ——
Sell ——
Stop Loss:
Sideways Area: 18.174 – 18.400
COMMODITY ZONE BY DANI
Gold
Opportunity: Bullish menuju area 2.379
Setelah dua minggu konsolidasi, emas menarik perhatian bullish baru setelah mempertahankan support awal di sekitar $2.300 per ounce, menurut beberapa analis.
Memantul dari posisi terendahnya di awal minggu, emas diperkirakan akan mengakhiri hari Jumat di dekat level tertinggi dalam dua minggu. Emas terakhir diperdagangkan pada $2,363.40 per ounce, naik hampir 3% dari penutupan Jumat lalu.
Beberapa analis mencatat bahwa emas mendapat keuntungan dari ekspektasi suku bunga yang berubah-ubah menyusul data ekonomi yang mengecewakan. Pada hari Kamis, lonjakan klaim pengangguran mingguan menunjukkan semakin lesunya pasar tenaga kerja AS dan membawa fokus baru pada laporan nonfarm payrolls yang mengecewakan pada minggu lalu.
Pada hari Jumat, survei awal sentimen konsumen Universitas Michigan menunjukkan optimisme turun ke level terendah dalam lima bulan, sementara ekspektasi inflasi naik ke level tertinggi dalam hampir dua tahun.
Dengan perhatian baru terhadap fundamental ekonomi, beberapa analis mencatat bahwa minggu depan akan menjadi minggu yang penting bagi potensi pemulihan emas dan mendorongnya ke rekor tertinggi.
Peristiwa ekonomi utama minggu depan adalah Indeks Harga Konsumen bulan April setelah Federal Reserve mengisyaratkan bahwa perjuangannya melawan inflasi tidak cukup karena harga masih jauh di atas target 2%.
“Jika harga [konsumen] sekali lagi naik lebih kuat, harapan kenaikan suku bunga yang sedikit baru-baru ini kemungkinan akan kembali berkurang. Emas kemudian akan turun kembali,”
Bersamaan dengan data CPI AS, beberapa ekonom mengatakan bahwa setelah data sentimen konsumen yang mengecewakan pada hari Jumat, data penjualan ritel AS juga akan menarik perhatian pasar.
Secara tradisional, konsumen yang kurang optimis terhadap kesehatan perekonomian akan mengeluarkan uang lebih sedikit, sehingga akan membebani aktivitas perekonomian.
R1 2.366 R2 2.379 R3. 2.392
S1 2.353 S2 2.345 S3 2.337
Oil
Opportunity: Bearish area 77.53
Harga minyak turun lebih dari 1% menjadi $78,26 per barel pada hari Jumat, naik lebih dari 1% pada minggu ini. Menyusul komentar dari pejabat bank sentral AS yang menyatakan bahwa suku bunga dapat tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Hal ini berpotensi membatasi permintaan dari konsumen minyak mentah utama.
Lorie Logan dari Fed Dallas mempertanyakan efektivitas kebijakan moneter saat ini dalam mengendalikan inflasi. Sehingga, membebani harga minyak. Suku bunga yang lebih tinggi biasanya memperlambat aktivitas ekonomi, sehingga dapat melemahkan permintaan minyak. Selain itu, peningkatan persediaan bahan bakar AS menjelang musim panas juga menekan harga minyak.
R1 79.77 R2 80.83 R3 81.60
S1 77.53 S2 76.31 S3. 75.76
DAILY ECONOMIC DATA (HAKIM)