FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Pasar saham di Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada hari Senin. Di tengah kondisi tersebut, dollar AS menguat terhadap euro, didukung oleh sentimen positif terhadap ekonomi AS serta gejolak politik di Prancis. Saham Prancis (.FCHI) ditutup mendatar setelah perdagangan yang fluktuatif, seiring rencana mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Michel Barnier, yang berpotensi mengguncang stabilitas pemerintahan Prancis minggu ini. Sementara itu, indeks saham Eropa yang lebih luas (.STOXX) sempat mengalami tekanan akibat berita tersebut, namun berhasil naik 0,66% pada akhir sesi.
Di Amerika Serikat, data menunjukkan sektor manufaktur berkontraksi dengan tingkat moderat pada bulan November. Meskipun demikian, terdapat pertumbuhan pesanan untuk pertama kalinya dalam delapan bulan terakhir, ditambah dengan penurunan signifikan harga bahan baku. Laporan ekonomi lainnya, termasuk data pekerjaan bulanan yang akan dirilis pada hari Jumat, diperkirakan akan memberikan gambaran lebih jelas tentang perekonomian AS. Wall Street mencatat pergerakan saham yang beragam, di mana saham teknologi seperti Meta Platforms (META.O) dan Amazon.com Inc (AMZN.O) masing-masing naik 3,2% dan 1,4%. Namun, saham Intel (INTC.O) turun 0,5% setelah pengumuman pengunduran diri CEO Pat Gelsinger. Indeks Dow Jones (.DJI) melemah 0,29% ke level 44.782, sementara S&P 500 (.SPX) naik 0,24% ke 6.047, dan Nasdaq Composite (.IXIC) meningkat sekitar 1% ke 19.403.
Di pasar valuta asing, euro melemah 0,75% ke level $1,0498, seiring penguatan dollar yang didukung oleh pernyataan Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang memperingatkan negara-negara BRICS untuk tidak mencoba menggantikan dollar sebagai mata uang global. Dalam tiga bulan terakhir, euro telah melemah 14%, salah satunya disebabkan oleh kekhawatiran bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin perlu melakukan pemotongan suku bunga lebih dalam. Ketidakpastian politik di Prancis juga meningkatkan risiko premi obligasi pemerintah Prancis, yang tercermin dari selisih imbal hasil obligasi Prancis dan Jerman yang melebar hingga 87 basis poin, mendekati level tertinggi 12 tahun.
Dollar AS juga mendapat dukungan dari stabilnya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat stabil di 4,194%. Indeks dollar, yang mengukur kekuatan mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,33% ke 106,39 dan mencatat kenaikan sebesar 1,8% selama bulan November. Fokus pasar kini tertuju pada laporan payrolls yang akan dirilis Jumat, yang dapat menjadi penentu keputusan The Fed dalam memangkas suku bunga pada pertemuan 18 Desember mendatang.
Beberapa pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, dijadwalkan akan memberikan pernyataan minggu ini. Sementara itu, Gubernur Fed Christopher Waller menyatakan bahwa ia mendukung pemangkasan suku bunga lebih lanjut untuk menjaga tekanan terhadap inflasi sambil memastikan keseimbangan di pasar tenaga kerja tetap terjaga.
Di pasar Asia, saham Tiongkok (.CSI300) menguat 0,8% setelah data survei manufaktur swasta menunjukkan hasil yang solid. Yen Jepang tetap stabil mendekati level tertinggi enam minggu di 149,47 terhadap dollar.
Di sektor komoditas, harga emas melemah 0,6% ke $2.637 per troy ounce, tertekan oleh penguatan dollar, setelah mencatat penurunan bulanan sebesar lebih dari 3% di November, kinerja terburuk sejak September 2023. Harga minyak relatif stabil, didukung oleh optimisme terhadap aktivitas manufaktur Tiongkok yang kuat, meskipun kekhawatiran atas kebijakan suku bunga The Fed menahan sentimen positif lebih lanjut.
Prospek Harga Emas Hari Selasa (03/12)
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan bahwa, harga saat ini berada di bawah garis SMA 50, yang menunjukkan tekanan bearish masih mendominasi. RSI berada di kisaran 46,86, mendekati level netral, yang mengindikasikan momentum bearish mulai terlihat tanpa adanya kondisi jenuh jual. Pola candlestick menunjukkan potensi pelemahan lebih lanjut setelah penembusan garis tren biru (uptrend minor).
Level support kunci berada di 2.622, 2.605, dan 2.590, sementara resistance terdekat di 2.652, 2.666, dan 2.678. Penurunan harga di bawah 2.622 dapat membuka peluang menuju target berikutnya di 2605. Sementara penembusan di atas 2.652 akan mengakhiri trend bearish, dan harga berpeluang naik menuju 2.666-2.678.
Data Perdagangan pada hari Senin (02/12)
Open: 2,652.01 High: 2,652.80 Low: 2,621.85 Close: 2,637.06 Range: 30.95
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,652 R2 2,666 R3 2,678
S1 2,622 S2 2,605 S3 2,590
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.622 |
Profit Target Level | 2.640 |
Stop Loss Level | 2.605 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.652 |
Profit Target Level | 2.635 |
Stop Loss Level | 2.666 |
Prospek Harga Minyak Hari Selasa (03/12)
Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan bahwa harga telah menembus support di 67.96, namun harga kembali bertahan di atas level tersebut. SMA 50 (garis merah) tetap berperan sebagai resistance dinamis, menjaga tekanan bearish dalam tren jangka pendek. Pola candlestick memperlihatkan adanya tekanan jual yang kuat, namun support di 67.96 memberikan reaksi beli yang signifikan. RSI berada di level 42.76, masih mendukung momentum bearish meskipun belum memasuki area oversold.
Jika harga berhasil mempertahankan level 67.96, ada potensi konsolidasi atau rebound menuju resistance 69.27, tetapi jika level ini kembali ditembus dengan validasi, penurunan menuju level support berikutnya di 67.56 hingga 67.07 menjadi lebih mungkin terjadi.
Data perdagangan pada hari Senin (02/12)
Open: 68.05 High: 69.09 Low: 67.68 Close: 68.14 Range: 1.41
OIL INTRADAY AREA
R1 69.27 R2 70.23 R3 71.49
S1 67.96 S2 67.56 S3 67.07
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 67.96 |
Profit Target Level | 69.00 |
Stop Loss Level | 67.00 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 69.20 |
Profit Target Level | 68.00 |
Stop Loss Level | 70.25 |