FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar Amerika Serikat (AS) menguat untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Kamis meskipun imbal hasil obligasi Treasury AS sedikit menurun. Kenaikan dollar ini dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terkait tarif yang mungkin diberlakukan oleh pemerintahan Trump yang akan datang. Di sisi lain, pelemahan nilai tukar pound sterling terus berlanjut, mencatat tren negatif selama tiga sesi berturut-turut.
Imbal hasil obligasi Treasury AS terus mengalami tren kenaikan. Obligasi acuan 10 tahun mencapai level tertinggi dalam 8,5 bulan di angka 4,73% pada hari Rabu. Lonjakan ini didorong oleh data ekonomi yang tetap solid dan kekhawatiran inflasi akibat potensi tarif, yang meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mengambil langkah lebih lambat dalam memangkas suku bunga. Data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat, sementara risalah rapat The Fed di bulan Desember mengindikasikan kekhawatiran baru terhadap inflasi. Rencana pemerintahan baru ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan pengangguran.
Investor kini menantikan laporan tenaga kerja utama pemerintah yang akan dirilis pada hari Jumat. Laporan ini dianggap penting untuk memahami sejauh mana agresivitas The Fed dalam menyesuaikan kebijakan suku bunga. Analis mengatakan bahwa data tenaga kerja yang lebih baik dari ekspektasi akan menjadi indikator bahwa ekonomi belum melambat dan tekanan inflasi masih akan meningkat. Ia juga menambahkan bahwa kebijakan pemerintahan Trump yang akan datang dapat membawa berbagai perubahan besar.
Indeks dollar, yang mengukur kinerja dollar AS terhadap sejumlah mata uang utama, naik 0,12% menjadi 109,15. Di sisi lain, euro melemah 0,16% ke level $1,0301. Beberapa pejabat The Fed, seperti Presiden Federal Reserve Boston Susan Collins, menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi membutuhkan kehati-hatian dalam memutuskan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Sementara itu, Presiden Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengakui bahwa pemangkasan suku bunga tetap memungkinkan, namun tidak mendesak untuk dilakukan segera.
Pasar saham AS ditutup stabil pada hari Rabu, dengan investor mencermati data ketenagakerjaan yang bertolak belakang dan laporan bahwa Presiden terpilih Donald Trump mempertimbangkan deklarasi darurat ekonomi terkait inflasi. Di samping itu, pejabat seperti Presiden Federal Reserve Kansas City Jeff Schmid dan Gubernur The Fed Michelle Bowman menekankan bahwa kebijakan moneter ke depan tidak seharusnya tergesa-gesa diputuskan tanpa bukti yang jelas.
Pound sterling melemah 0,46% menjadi $1,2306, melanjutkan penurunannya hingga mencapai level terendah sejak 13 November 2023. Tekanan terhadap mata uang Inggris ini dipicu oleh meningkatnya biaya pinjaman pemerintah Inggris di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan Trump. Deputi Gubernur Bank of England Sarah Breeden mendukung pemangkasan suku bunga berdasarkan bukti terbaru, meskipun sulit memperkirakan kecepatan pemulihan. Sementara itu, analis Wells Fargo, Erik Nelson, memperkirakan pelemahan lebih lanjut pada pound sterling.
Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,17% menjadi 158,06 per dollar. Data pemerintah Jepang menunjukkan bahwa upah riil yang disesuaikan dengan inflasi turun untuk bulan keempat berturut-turut pada November, meskipun kenaikan gaji pokok tercatat sebagai yang tercepat dalam lebih dari tiga dekade. Analis Goldman Sachs yakin Bank of Japan dapat menaikkan suku bunga pada Januari berdasarkan diskusi di pertemuan cabang manajer mereka.
Harga minyak naik lebih dari 1% karena cuaca dingin yang melanda sebagian AS dan Eropa, yang meningkatkan permintaan bahan bakar musim dingin. Minyak mentah Brent ditutup naik 1% menjadi $76,92 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,82% menjadi $73,92 per barel.
Di pasar emas, harga logam mulia mencapai level tertinggi dalam hampir empat minggu terakhir karena meningkatnya permintaan aset aman. Harga emas spot naik 0,27% menjadi $2.669,38 per ons, mendekati level tertinggi sejak pertengahan Desember. Kontrak berjangka emas AS juga menguat 0,77% menjadi $2.685,00 per ons.
Pasar saham AS pada hari Kamis ditutup untuk memperingati pemakaman mantan Presiden Jimmy Carter, sementara pasar obligasi AS ditutup lebih awal pada pukul 2 siang waktu setempat
Prospek Harga Emas Hari Jumat (10/01)
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa level 2.665 yang sebelumnya menjadi resistansi telah berhasil ditembus dan kini berfungsi sebagai support baru. Pergerakan harga menunjukkan kecenderungan bullish yang kuat, didukung oleh garis tren naik (garis biru) dan posisi harga di atas moving average merah, yang mengonfirmasi momentum positif. Jika harga berhasil bertahan di atas level 2.665, ada peluang besar untuk melanjutkan kenaikan ke level resistansi berikutnya di 2.678, 2.686, dan 2.695.
Namun, jika level 2.665 gagal dipertahankan, harga berpotensi turun lebih jauh untuk menguji level support di 2.655 atau bahkan 2.645. Penembusan level 2665 ke bawah juga dapat mengindikasikan pelemahan tren bullish, terutama jika harga menembus garis tren naik. Dalam skenario tersebut, pembeli perlu waspada terhadap potensi pembalikan tren ke arah bearish.
Data Perdagangan pada hari Kamis (09/01)
Open: 2,661.20 High: 2,678.11 Low: 2,655.42 Close: 2,669.67 Range: 22.69
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,678 R2 2,686 R3 2,695
S1 2,665 S2 2,655 S3 2,645
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.665 |
Profit Target Level | 2.678 |
Stop Loss Level | 2.655 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.678 |
Profit Target Level | 2.668 |
Stop Loss Level | 2.686 |
Prospek Harga Minyak Hari Jumat (10/01)
Pergerakan US Oil di time frame H4 bahwa harga menunjukkan tren naik yang didukung oleh garis tren biru sebagai support dinamis dan posisi harga yang berada di atas moving average merah. Level support signifikan berada di 73.44, 73.18, dan 72.90, sementara resistansi utama terletak di 74.37, 74.98, dan 75.29. Jika harga berhasil menembus resistansi 74.37, potensi penguatan lebih lanjut dapat membawa harga ke target berikutnya di 74.98 dan 75.28.
Namun, jika level support 73.44 gagal dipertahankan, harga dapat terkoreksi lebih dalam ke area 73.18 atau bahkan 72.90. Indikator RSI yang berada di level 56.81 menunjukkan momentum bullish masih ada.
Data perdagangan pada hari Kamis (09/01)
Open: 73.30 High: 74.26 Low: 72.81 Close: 74.15 Range: 1.45
OIL INTRADAY AREA
R1 74.37 R2 74.98 R3 75.29
S1 73.44 S2 72.90 S3 72.39
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 73.45 |
Profit Target Level | 74.35 |
Stop Loss Level | 72.80 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 74.98 |
Profit Target Level | 74.35 |
Stop Loss Level | 75.30 |