Dollar Melemah Setelah Data Inflasi Produsen dan Kebijakan Tarif AS

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dollar mengalami pelemahan pada Kamis setelah data indeks harga produsen (PPI) bulan Januari mengindikasikan tekanan inflasi yang lebih rendah. Pelemahan dollar semakin dalam setelah Gedung Putih menyatakan bahwa tarif timbal balik terhadap negara-negara lain tidak akan diterapkan secara langsung. Data PPI menunjukkan bahwa inflasi inti berdasarkan Personal Consumption Expenditures (PCE), yang menjadi acuan Federal Reserve, kemungkinan lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya untuk bulan Januari. Meskipun PPI mencatat kenaikan 0,4% pada Januari, melebihi proyeksi kenaikan 0,3%, beberapa komponen dalam laporan tersebut mengindikasikan bahwa PCE mungkin tidak akan setinggi yang disiratkan oleh laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) sebelumnya. Hal ini mendorong harapan bahwa tekanan inflasi akan mereda, meskipun CPI menunjukkan percepatan terbesar dalam hampir satu setengah tahun terakhir. Data ini juga membuat pelaku pasar memprediksi penurunan suku bunga Fed sebanyak 33 basis poin hingga akhir tahun, meskipun lebih rendah dibandingkan ekspektasi sebelum rilis CPI. Sementara itu, pengumuman dari Presiden AS, Donald Trump, mengenai rencana tarif timbal balik memicu respons pasar yang beragam. Meskipun tarif ini belum akan diterapkan segera, kebijakan tersebut diproyeksikan dapat mulai berlaku dalam beberapa pekan ke depan setelah adanya kajian lebih lanjut terhadap hubungan perdagangan bilateral. Gedung Putih juga membuka peluang untuk negosiasi penurunan tarif dengan negara-negara lain. Pernyataan ini menenangkan sebagian pasar, meskipun prospek perang dagang global tetap menjadi perhatian utama. Dollar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama. Indeks dollar turun 0,61% ke level 107,25, level terendah sejak akhir Januari. Euro menguat 0,58% menjadi $1,0442, sementara yen Jepang menguat signifikan hingga 1,05% ke level 152,8 per dollar. Mata uang Eropa lainnya, termasuk franc Swiss dan krona Norwegia, juga mengalami penguatan, didukung oleh optimisme mengenai potensi tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Di sisi lain, ekonomi AS tetap menunjukkan kekuatan yang solid meskipun ada tekanan dari inflasi dan kebijakan perdagangan. Ekonom mencatat bahwa kebijakan tarif dan pembatasan imigrasi AS dapat menambah tekanan inflasi domestik, sementara juga membebani pertumbuhan di zona euro. Sterling juga menguat setelah data menunjukkan bahwa ekonomi Inggris tumbuh secara tak terduga sebesar 0,1% pada kuartal terakhir tahun lalu. Pasar saham AS ditutup lebih tinggi pada Kamis, didukung oleh optimisme investor terhadap kebijakan tarif Trump dan prospek ekonomi. Dow Jones naik 0,77%, S&P 500 melonjak 1,04%, dan Nasdaq mencatat kenaikan 1,5%. Harga minyak mentah sedikit menurun karena harapan adanya pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. Minyak mentah AS ditutup turun 0,11% di $71,29 per barel, sementara Brent turun 0,21% menjadi $75,02 per barel. Harga emas bergerak naik di tengah kekhawatiran mengenai kebijakan perdagangan global yang dipicu oleh rencana tarif AS. Spot emas naik 0,4% menjadi $2.915,76 per ons, mendekati rekor tertingginya yang dicapai awal pekan ini. Futures emas AS juga ditutup 0,6% lebih tinggi di $2.945,40 per ons, menegaskan perannya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global. Prospek Harga Emas Hari Jumat (14/02) Harga emas saat ini sedang menguji resistance di level 2.931 tetapi belum berhasil menembusnya. Jika harga tidak mampu melewati level ini, potensi koreksi ke bawah bisa terjadi, dengan support pertama berada di 2.905 dan support kunci berikutnya di 2.880. Penurunan lebih dalam di bawah 2.880 dapat membuka peluang untuk melanjutkan koreksi ke level 2.862. Namun, jika harga mampu menembus 2.931 dengan kuat, target berikutnya berada di level 2.944, dengan potensi mencapai 2.973 jika momentum bullish tetap kuat. Level 2.931 – 2.944 saat ini menjadi penentu arah pergerakan berikutnya. Data Perdagangan pada hari Kamis (13/02)
Open: 2.904,01    High: 2.928,97   Low: 2.900,37    Close: 2.928,36  Range: 28,60

GOLD INTRADAY AREA

R1  2.931  R2  2.944   R3 2.974

S1  2.905   S2  2.880  S3 2.862

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.905
Profit Target Level 2.930
Stop Loss Level 2.880
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.931-2.944
Profit Target Level 2.905
Stop Loss Level 2.950

Prospek Harga Minyak Hari Jumat (14/02)

Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat menunjukkan rebound setelah menyentuh support di 70.37. Namun, kenaikan ini masih terbatas karena harga belum mampu menembus resistance penting di 72.06, yang bertepatan dengan SMA 50, memberikan tekanan tambahan pada potensi kenaikan. Indikator RSI berada di sekitar 44.68, mengindikasikan adanya peluang koreksi naik, tetapi momentum bullish belum cukup kuat untuk membalikkan tren bearish. Jika harga gagal menembus resistance 72.06, tekanan jual dapat kembali mendorong harga turun ke level support di 70.37, dengan target lebih jauh di 69.28 (FE 100%) jika tekanan bearish berlanjut. Sebaliknya, jika resistance berhasil ditembus, harga dapat melanjutkan penguatan menuju resistance berikutnya di 72.81. Data perdagangan pada hari Kamis (13/02)

Open: 71,18  High: 71,46   Low: 70,19   Close: 71,38  Range:  2,05

OIL INTRADAY AREA

R1   72,06   R2  72,81  R3 73,65

S1  70,95   S2 70,37   S3 69,28

OPEN POSITION BUY
Price Level 70.95
Profit Target Level 72.00
Stop Loss Level 70,30
OPEN POSITION SELL
Price Level 72,05
Profit Target Level 71.00
Stop Loss Level 72,90
image-artikel