Peluang Trading di EUR/USD Menjelang Data ADP AS

Trading Opportunity Pair (TOP)

Market Summary

Nilai dollar Amerika Serikat (AS) mencapai titik terendah dalam tiga bulan terakhir pada Rabu, di tengah eskalasi perang dagang yang melibatkan AS dan mitra dagangnya. Sementara itu, Jerman mengguncang pasar keuangan dengan perubahan besar dalam kebijakan fiskalnya, yang memicu aksi jual terbesar obligasi pemerintah negara itu sejak akhir 1990-an.

Reformasi ekonomi Jerman ini mencakup pembentukan dana infrastruktur senilai 500 miliar euro dan pelonggaran batas pinjaman negara. Langkah ini digambarkan oleh para ekonom sebagai salah satu perubahan fiskal terbesar dalam sejarah pasca-perang negara tersebut. Ahli strategis dari Deutsche Bank mengatakan bahwa perombakan ini sebagai momen besar yang akan mengubah perspektif ekonomi Jerman secara menyeluruh.

Dalam perdagangan obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah Jerman dengan tenor 30 tahun melonjak hampir seperempat poin persentase pada awal perdagangan, kenaikan terbesar sejak Oktober 1998. Obligasi serupa di Prancis dan AS juga mencatat kenaikan imbal hasil, menandakan dampak luas dari kebijakan ini terhadap pasar global.

Di sisi lain, euro mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir, didorong oleh penguatan pasar saham Eropa. Indeks STOXX 600 Eropa naik lebih dari 1%, dengan saham sektor pertahanan melonjak akibat peningkatan belanja keamanan di kawasan tersebut. Pasar juga menantikan keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB), di mana pemotongan suku bunga deposito sebesar 25 basis poin diperkirakan akan diumumkan.

Di AS, kebijakan tarif Presiden Donald Trump mulai memberikan tekanan pada prospek ekonomi negara tersebut. Tarif baru sebesar 25% untuk Kanada dan Meksiko, serta 10% untuk Tiongkok, efektif diberlakukan pada Selasa. Kebijakan ini memicu kekhawatiran investor bahwa tarif tersebut akan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS alih-alih mendukungnya seperti yang sebelumnya diproyeksikan.

Laporan Citi menyebutkan bahwa rantai pasokan yang erat di kawasan Amerika Utara, terutama di sektor otomotif, dapat mengalami gangguan signifikan jika tarif ini diterapkan dalam jangka panjang. Bank tersebut juga memprediksi penurunan 0,1% pada Produk Domestik Bruto (PDB) riil kuartal pertama dan peluang besar bagi Federal Reserve untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter pada Mei.

Kombinasi dari tarif, perlambatan inflasi, penurunan pasar saham, dan melemahnya pengeluaran konsumen menambah tekanan pada ekonomi AS. Hal ini turut berkontribusi pada pelemahan dollar, dengan Indeks Dollar AS (DXY) turun ke level terendah dalam tiga bulan terakhir di angka 105,15.

Fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada data ADP Non-Farm Employment Change, yang diharapkan memberikan gambaran tentang kekuatan sektor tenaga kerja AS. Perkiraan menunjukkan pertumbuhan sebesar 141 ribu untuk bulan Februari, melambat dibandingkan angka bulan sebelumnya yang mencapai 183 ribu. Jika hasilnya lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang pada akhirnya berpotensi melemahkan USD dan mendorong penguatan EUR/USD.

Analisis Teknikal

Dari perspektif teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan EUR/USD cenderung bullish pada time frame H4, dengan level pivot berada di 1.0640. Selama harga tetap di atas level ini, pasangan tersebut berpotensi melanjutkan kenaikan untuk menguji area resistance di kisaran 1.0750-1.0830.

Sebagai alternatif, jika harga turun di bawah 1.0640, pasangan ini diperkirakan akan bergerak lebih rendah menuju area support di kisaran 1.0600-1.0560.

Resistance 1: 1.0750, Resistance 2: 1.0800, Resistance 3: 1.0830

Support1:  1.0640,  Support 2: 1.0600, Support 3: 1.0560

image-artikel