Emas Kembali Mempertahankan Area Bulish Momentumnya

NEWS FLASH

Weekend edition

Market Summary

Pasar mengakhiri perdagangan minggu lalu dengan aksi dari beberapa bank sentral utama dunia dan laporan – laporan ekonomi dari AS yang memberikan volatilitas cukup dinamis pada perdagangan mata uang uang, indeks saham dan komoditi emas.

Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter ultra low pada hari Jumat(16/06) meskipun inflasi lebih tinggi dari perkiraan, nilai mata uang yen jatuh ke level terendah 15 tahun terhadap mata uang Euro dan level terendah 6 bulan terhadap mata uang US dollar.

Pada hari kamis(15/06) Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan menaikkan suku bunga untuk kedelapan kalinya berturut-turut sebesar 0,25% dan memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga di masa depan akan terjadi. Presiden ECB Lagarde menyatakan keyakinan tinggi pada kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada bulan Juli.

Federal Reserve dalam pertemuan yang di rilis pada Kamis dinihari WIB memutuskan tidak melakukan perubahan (Jeda) pada kebijakan suku bunganya dan tetap di kisaran 5 – 5,25% tetapi tingkat suku bunga seklanjutnya dapat naik menjadi 5,6% hingga akhir tahun 2023 jika ekonomi dan inflasi tidak melambat lagi. Ini adalah jeda pertama dalam kampanye pengetatan setelah sepuluh kenaikan berturut-turut yang mengangkat suku bunga  pinjaman ke level tertinggi sejak September 2007.

Pada laporan ekonomi AS Indeks Harga Konsumen (US CPI)(13/06) untuk bulan berjalan turun menjadi 0,1%  pada periode bulan Mei, setelah meningkat 0,4 persen pada April. Untuk Tahun berjalan Inflasi harga konsumen Amerika Serikat turun menjadi 4,0 persen pada Mei 2023, terendah sejak Maret 2021 dan sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 4,1 persen, didorong oleh penurunan harga energi.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran (US Jobless Claim) berada di 262.000 pada pekan yang berakhir 10 Juni, jauh di atas ekspektasi pasar 245.000 untuk menyamai nilai revisi naik minggu sebelumnya, tertinggi sejak Oktober 2021. Hasil ini selaras dengan data terbaru lainnya yang mencerminkan beberapa pelemahan di sektor pasar tenaga kerja AS.

Secara keseluruhan volatilitas dan pergerakan pasar memberikan tekanan yang cukup kuat terhadap  mata uang US Dollar pada perdagangan terakhir di hari Jumat(16/06)

1. Dollar Index (DXY)

Indeks dolar turun 1,4% pada perdagangan minggu lalu dan melemah selama tiga minggu berturut -turut, bertahan di area 102,1 pada hari Jumat(16/06) setelah Federal Reserve menghentikan kampanye pengetatannya pada saat bank sentral utama lainnya masih menaikkan suku bunga.

2. XAU/USD

Harga emas berubah arah untuk diperdagangkan lebih tinggi didukung oleh rilis Jobless Claim AS yang jauh di atas ekspektasi pasar (262.000 vs 145.000).  Emas naik 0,3% pada perdagangan terakhir di hari Jumat namun ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di Amerika Serikat oleh Federal Reserve membatasi kenaikan emas lebih lanjut.

XAU/USD Weekly Movement : Open : 1,959.60   High: 1,970.77  Low: 1,924.78   Close: 1,956.67                                 Range : $46.29

3. OIL – CLSK 

Minyak mentah berjangka WTI bertahan di atas $71/barrel pada hari Jumat setelah naik hampir 4% di sesi sebelumnya, karena penurunan suku bunga di China dan jeda dalam kampanye pengetatan Federal Reserve AS memperkuat prospek permintaan di dua konsumen minyak terbesar dunia. Badan Energi Internasional mengatakan dalam laporan bulanan terbarunya bahwa permintaan minyak global akan meningkat sebesar 6% antara tahun 2022 dan 2028.

OIL – CLSK  Weekly Movement : Open : 70.23   High: 71.86  Low: 66.79   Close: 71.68     Range : $5.07

4.  EUR/USD

Euro melonjak melewati angka $1,09358 (Closing Price), mencapai level terkuatnya sejak 10 Mei, menyusul keputusan Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga untuk kali kedelapan berturut-turut dan memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga di masa depan akan terjadi. 

ECB juga merevisi naik proyeksi inflasi sementara sedikit menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya. Tingkat inflasi inti, yang tidak termasuk harga energi dan pangan, diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 5,1% pada tahun 2023 sebelum secara bertahap menurun menjadi 3,0% pada tahun 2024.

Weekly Movement : Open : 1.07431   High:1.09701   Low: 1.07327  Close: 1.09358  Range : 237.4 pts

5.  GBP/USD

Pound Inggris melonjak mencapai level harga tertinggi di 1.28476 menyentuh level tertinggi sejak April 2022 dan mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak awal Desember, karena investor mengantisipasi pertemuan kebijakan moneter Bank of England yang akan datang pada hari Kamis. Data terbaru mengungkapkan kenaikan upah Inggris yang lebih cepat dari perkiraan dan berlanjutnya ekspansi ekonomi di bulan April meningkatkan ekspektasi investor terhadap Bank of England yang beralih ke kenaikan suku bunga lebih lanjut sebagai tanggapan atas tekanan inflasi yang terus-menerus.

GBP/USD Weekly Movement : Open : 1.25603    High: 1,28476   Low: 1.24865  Close: 1.28476 Range : 361.1 pts

6.  USD/JPY

Yen Jepang melemah melewati 141.887 (closing price)turun 1,07%  setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar, memilih untuk mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh yang terhambat oleh perlambatan pertumbuhan global. Bank sentral Jepang mempertahankan target suku bunga jangka pendeknya di -0,1% dan imbal hasil obligasi 10 tahun di sekitar 0% selama pertemuan bulan Juni dengan suara bulat, sejalan dengan ekspektasi.

Sikap dovish BOJ membuat yen mendekati level terendah multi-bulan, karena bank sentral utama lainnya mempertahankan sikap agresif terhadap inflasi.

USD/JPY Weekly Movement : Open : 139.279  High: 141.892  Low: 139.006  Close: 141.887  Range : 288.600pts

7. AUD/USD

Dolar Australia terapresiasi menuju $0,69, level terkuatnya sejak pertengahan Februari. Bank sentral Australia (RBA)  secara tak terduga menaikkan suku bunga lagi bulan ini, membawa biaya pinjaman ke level tertinggi 11 tahun sebesar 4,1%. RBA mengatakan kenaikan tersebut akan memberikan kepercayaan yang lebih besar bahwa inflasi akan kembali ke target dalam jangka waktu yang masuk akal, dan menambahkan bahwa beberapa pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan.

Inflasi konsumen Australia mencapai 7% pada kuartal pertama tahun 2023, melambat dari level tertinggi selama 30 tahun sebesar 7,8% pada kuartal sebelumnya tetapi melebihi perkiraan sebesar 6,9%

AUD/USD Weekly Movement : Open : 0.67308  High: 0.68991  Low: 0.67300  Close: 0.68746  Range : 169.1 pts

8. US STOCK INDEX

Dow Jones Industrial Average turun 108,94 poin, atau 0,32%, menjadi 34.299,12, S&P 500 kehilangan 16,24 poin, atau 0,37%, menjadi 4.409,6 dan Nasdaq Composite turun 93,25 poin, atau 0,68%, menjadi 13.689,57

Untuk mempelajari ulasan pasar News Flash Weekend Edition minggu lalu, klik link ini

 

WEEK AHEAD

19 – 23 Juni  2023

1. US Market

Minggu depan, kalender ekonomi relatif ringan di AS, tetapi investor akan memantau dengan cermat pidato-pidato utama oleh beberapa pembuat kebijakan Federal Reserve untuk mengukur potensi lintasan kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang. Selain itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan rekan-rekannya Lisa Cook dan Philip N. Jefferson akan bersaksi di depan Kongres.

Pasar AS akan ditutup pada 19 Juni untuk memperingati hari libur Juneteenth. Beralih ke data ekonomi, sektor perumahan diperkirakan akan menunjukkan sedikit peningkatan pada izin bangunan dan pembangunan rumah baru untuk bulan Mei.

Selain itu, investor akan mengikuti angka IMP Global S&P bulan Juni yang diharapkan menunjukkan bahwa pertumbuhan di sektor jasa dan manufaktur melambat. Indikator lain yang harus diikuti meliputi: sentimen pembangun rumah, penjualan rumah yang ada, neraca berjalan Q1, dan Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago.

2. European Market

Pada kalender data ekonomi, flash PMI untuk bulan Juni akan menunjukkan perlambatan pertumbuhan lebih lanjut di sektor jasa dan penurunan tajam dalam produksi manufaktur di seluruh Kawasan Euro. selain itu  perkiraan awal menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen di Kawasan Euro sedikit meningkat selama tiga bulan berturut-turut di bulan Juni. Rilis lain menyusul: harga produsen Jerman,

3. England Market

Bank of England diperkirakan akan menaikkan suku bunga bank sebesar 25 bps lagi menjadi 4,75%, menandai kenaikan ke-13 berturut-turut dan mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak Oktober 2008. Langkah ini muncul sebagai inflasi harga konsumen tahunan di Inggris diperkirakan turun menjadi 8,5% di bulan Mei, level terendah sejak Maret 2022 namun masih jauh di atas target Bank of England sebesar 2%. Rilis data lainnya kepercayaan konsumen Gfk Inggris, pengukur CBI dari pesanan tren industri dan perdagangan distributif dan pinjaman bersih sektor publik.

4. Asia – Pasifik Market

People’s Bank of China terlihat memangkas suku bunga pinjaman 1 tahun dan 5 tahun sebesar 10bps, selaras dengan pemotongan baru-baru ini untuk suku bunga jangka pendek, untuk mendukung pemulihan ekonomi negara.

Di Jepang, minggu yang sibuk akan ditandai oleh angka inflasi untuk bulan Mei, diikuti oleh risalah dari pertemuan penetapan suku bunga terbaru Bank Jepang dan data PMI terbaru dari bulan Juni. 

Australia, semua mata akan tertuju pada risalah dari risalah terbaru RBA untuk wawasan tentang kenaikan suku bunga tak terduga dan sikap kebijakan. Investor juga sangat menantikan data PMI Juni. Sementara itu, Selandia Baru akan mengungkap angka perdagangan.

 

 

GOLD PRE ANALYSIS

WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY  RESISTANCE
S1   1,939 R1   1,973
S2   1,922 R2   1,986
S3   1,905 R3   2,001

Gold Outlook : Mixed

 

OIL PRE ANALYSIS

WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY RESISTANCE
S1   68.07 R1   74.71
S2  65.21 R2  77.44
S3   62.44  R3   80.47

Oil Outlook : Bullish

 

image-artikel