Data Inflasi AS Akan Menjadi Petunjuk Bagi Nilai US Dollar Pekan Depan

NEWS FLASH

 Economic News & analysis

Weekend edition

Market Summary

Emas turun lebih dari 1% pada hari Jumat dan menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut karena berkurangnya permintaan safe-haven sementara sikap hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell menjadi kunci utama melemahnya harga emas. 

Emas sejauh ini telah kehilangan sekitar $70 sejak mencapai level diatas $2.000 pada minggu lalu. Harga emas  turun 1,1% pada perdagangan di hari Jumat menjadi $1,936.09 dan turun 2,8% dalam minggu terburuk dalam enam minggu terakhir.

Patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun dan indeks dollar (.DXY) menuju kenaikan mingguan, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor.

Emas akan terus diperdagangkan sideways ke level lebih rendah dalam waktu dekat kecuali Pasar melihat peningkatan peristiwa geopolitik dan laporan ekonomi AS yang lemah.

Rilis data hari Jumat mengenai Sentimen konsumen University of Michigan untuk AS turun menjadi 60,4 pada November 2023, terendah dalam enam bulan, dibandingkan dengan 63,8 pada bulan Oktober dan perkiraan sebesar 63,7, menurut perkiraan awal. 

Indeks yang mengukur kondisi ekonomi saat ini turun menjadi 65,7 dari 70,6 dan ekspektasi konsumen turun menjadi 56,9 dari 59,3, di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak negatif dari tingginya suku bunga dan Konflik Gaza yang tengah berlangsung.

Di pasar mata uang, indeks dolar turun 0,11% menjadi 105,79, dan euro menguat 0,16% menjadi $1,0683.

Yen Jepang melemah karena para pedagang tetap mewaspadai kemungkinan intervensi untuk menopang mata uang yang sedang kesulitan. Yen melemah 0,12% pada 151,51 per dolar.

Dolar menyentuh level tertinggi satu minggu terhadap dolar Australia dan Selandia Baru.

Harga minyak naik hampir 2% karena beberapa spekulan terus mengambil keuntungan dari posisi short, namun tetap berada pada jalur kerugian minggu ketiga karena tanda-tanda melambatnya permintaan.Minyak mentah AS naik $1,43 menjadi $77,17/barrel. 

Wall Street menguat pada hari Jumat, karena imbal hasil Treasury stabil dan investor mencerna data terbaru dan komentar hawkish Fed. S&P 500 naik 1,5%, menyentuh level tertinggi 7 minggu dan Nasdaq melonjak 2% sementara Dow Jones melonjak 391 poin.

Untuk ulasan dan analisa pasar edidi weekend sebelumnya bisa di pelajari melalui link ini,

 

AGENDA DATA EKONOMI HIGH IMPACT MINGGU DEPAN

13 November – 17 November 2023

 

1. US Market

 Rilis yang paling penting adalah CPI bulan Oktober. Harga konsumen terlihat naik 0,1% dari bulan September, yang menandai angka terendah dalam empat bulan, sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga bensin. 

Namun jika tidak termasuk bahan bakar dan energi, CPI inti kemungkinan naik 0,3%, sama seperti pada bulan September, sehingga tingkat tahunan stabil di 4,1%. 

Sementara itu, penjualan ritel diperkirakan turun 0,1%, menandai penurunan pertama dalam tujuh bulan. Indikator penting lainnya yang harus diikuti termasuk harga produsen, produksi industri, Indeks Manufaktur Fed Philadelphia, Indeks Pasar Perumahan NAHB, izin bangunan dan perumahan baru.

Pada saat yang sama, musim pendapatan berlanjut dengan Home Depot, Cisco, Target, Walmart, dan Applied Materials diantara perusahaan-perusahaan yang akan melaporkan hasil pendapatan kuartalnya

2. European Market

 Indikator Sentimen Ekonomi ZEW di Jerman diperkirakan akan meningkat ke level tertinggi dalam delapan bulan, sementara output industri di Kawasan Euro kemungkinan akan menurun pada bulan September. 

Selain itu, Kawasan Euro akan menerbitkan perkiraan kedua PDB Kuartal 3, sementara Belanda, Polandia, dan Rusia akan menerbitkan perkiraan awal. 

Update inflasi di Kawasan Euro, Perancis, dan Italia juga akan dirilis. Data penting lainnya termasuk perdagangan luar negeri Kawasan Euro, harga grosir Jerman, data pengangguran Perancis, dan output industri Swiss.

3. United Kingdom Market

 kalender ekonomi mencakup laporan penting mengenai inflasi, pengangguran, dan penjualan ritel. Tingkat inflasi tahunan di Inggris diperkirakan akan turun ke level terendah dalam 2 tahun sebesar 4,8% dari 6,7% pada bulan September.

Selain itu, penjualan ritel diperkirakan akan meningkat kembali, sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan terus melanjutkan tren kenaikannya di Triwulan ke-3. 

4. Asia Pasifik Market

Semua perhatian akan tertuju pada angka produksi industri, penjualan ritel, pengangguran, pinjaman, dan investasi Tiongkok untuk bulan Oktober.

Data sebelumnya untuk periode tersebut menunjukkan bahwa negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini gagal mempertahankan pemulihan ekonominya sejak kuartal ketiga, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa target pertumbuhan PDB Beijing sebesar 5% untuk tahun ini mungkin tidak dapat tercapai. 

Sementara itu, PDB Jepang diperkirakan akan menunjukkan kontraksi baru pada kuartal ketiga, sementara neraca perdagangan bulan Oktober akan mengungkap dampak berlanjutnya depresiasi yen.

Di Australia, investor menunggu sejumlah indikator berwawasan ke depan, termasuk kepercayaan konsumen Westpac bulan November. , indeks kepercayaan bisnis NAB bulan Oktober, dan data tenaga kerja utama.

 

GOLD PRE ANALYSIS

WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY  RESISTANCE
S1   1,922 R1   1,952
S2   1,907 R2   1,967
S3   1,9892 R3   1,982

Gold Outlook : Bearish

 

OIL PRE ANALYSIS

WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY RESISTANCE
S1   74.87 R1   79.37
S2    72.37 R2   81.62
S3   69.87 R3    84.12

Oil Outlook : Bearish

image-artikel