Komoditas jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang diperdagangkan di pasar berjangka komoditi. Harga jagung pada pasar berjangka seringkali berubah-ubah sesuai dengan jumlah transaksi di pasar berjangka. Harga yang cenderung berfluktuasi menyebabkan tingginya tingkat risiko investasi pada pasar berjangka. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir risiko kerugian yaitu dengan pengendalian risiko. Simak penjelasan lebih lengkapnya pada ulasan berikut ini!
Komoditas Jagung
Perdagangan berjangka komoditi merupakan sarana perdagangan yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk berupa kerugian yang akan terjadi baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang akibat fluktuasi harga. Perdagangan berjangka dimanfaatkan oleh investor sebagai sarana lindung nilai (hedging) dari pengaruh fluktuasi harga yang dapat terjadi setiap waktu. Komoditas jagung adalah salah satu komoditas pertanian yang diperdagangkan di pasar berjangka.
Jagung memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan menjadi salah satu komoditas penting di Indonesia karena jagung merupakan makanan pokok setelah beras. Selain sebagai makanan pokok, komoditas jagung juga menjadi bahan industri makanan misalnya, tepung jagung, gula jagung, dan minyak jagung. Jagung juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Produktivitas jagung di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun, diimbangi dengan luas panen dan jumlah produksi yang terus meningkat setiap tahunnya. Produktivitas jagung mengalami peningkatan berimbas pada jumlah permintaan jagung. Permintaan komoditas jagung di pasar berjangka dapat dilihat berdasarkan volume transaksi pada pasar berjangka. Harga komoditas jagung juga mempengaruhi jumlah permintaan atau volume transaksi jagung di pasar berjangka. Harga komoditas jagung ditentukan oleh kondisi pasar dunia.
Baca juga: Pemula Wajib Tahu! Perbedaan Growth Stocks dan Value Stocks
Saat harga komoditas jagung turun volume transaksi cenderung naik dikarenakan banyak investor yang melakukan pembelian. Harga komoditas jagung selama satu tahun terakhir cenderung berfluktuasi diakibatkan oleh jumlah permintaan maupun penawaran yang ada di pasar berjangka.
Pengendalian Risiko Investasi Komoditas Jagung
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, harga komoditas jagung mengalami fluktuasi yang cukup signifikan sehingga meningkatkan pula faktor risiko pada komoditas jagung. Pengendalian risiko digunakan untuk menganalisis adanya risiko pergerakan harga dan meminimalisasi risiko-risiko kerugian yang terjadi dalam berinvestasi suatu komoditas, misalnya komoditas jagung di pasar berjangka. Pengendalian risiko juga sangat penting untuk memperkecil kerugian dalam berinvestasi di pasar berjangka pada komoditas jagung.
Penerapan pengendalian risiko komoditas jagung dapat menggunakan beberapa indikator pada analisis teknikal, dan trader atau investor harus menguasai teknik untuk mendapat keuntungan dan meminimalisir kerugian dengan cara melihat histori pergerkan harga. Penerapan pengendalian risiko secara teknikal dapat menggunakan teknik sebagai berikut:
-
Cut Loss
Cut loss merupakan aksi keluar atau menutup posisi saat transaksi secara berlawanan terhadap pergerakan harga pasar. Cut loss digunakan saat investor dalam keadaan rugi dan untuk menghindari kerugian yang lebih besar maka investor menutup transaksi tanpa membuka transaksi baru. Cut loss digunakan untuk meminimalisir kerugian yang dialami oleh investor.
-
Switching
Switching adalah tindakan keluar menutup posisi transaksi, kemudian masuk transaksi kembali dengan posisi yang berlawanan. Teknik switching mirip dengan cut loss, namun bedanya setelah menutup transaksi dengan keadaan merugi lalu membuka transaksi baru dengan arah yang berlawanan. Teknik switching dilakukan pada saat investor mengalami kerugian dan masih ingin melakukan transaksi, sehingga investor memilih untuk menutup transaksi kemudian membuka transaksi baru dengan arah yang berlawanan dari transaksi awal.
-
Locking
Teknik locking sering dilakukan pada saat keadaan floating profit atau loss, untuk mengurangi kerugian yang lebih besar atau mempertahankan keuntungan, investor mengunci kerugian atau keuntungan tesebut dengan cara memesan harga tertentu.
-
Averaging
Averaging adalah tindakan yang dilakukan oleh investor yaitu mengulangi posisi yang sama pada saat transaksi dalam keadaan floating loss (keadaan saat investor dalam keadaan rugi sementara posisi transaksi belum ditutup). Teknik averaging ini memerlukan modal yang cukup besar untuk mempertahankan posisi. Teknik averaging dilakukan oleh investor pada saat investor mengalami kerugian namun masih mau menanggung risiko kerugian yang lebih besar lagi dengan melakukan transaksi kedua pada posisi yang sama tanpa menutup transaksi awal, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Baca juga: Mari Kenali 2 Jenis Trader Di Dalam Perdagangan Komoditas
Penerapan manajemen risiko bermanfaat bagi investor untuk meminimalkan kerugian agar kerugian yang ditanggung oleh investor tidak terlalu besar. Adapun manajemen risiko yang sering dipakai oleh investor adalah teknik locking, karena teknik tersebut paling aman digunakan oleh investor. Investor dapat memesan harga tertentu untuk membatasi kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
Adanya penerapan manajemen risiko menggunakan teknik cut loss, switching, locking dan averaging dilakukan untuk mengidentifikasi risiko perubahan harga di pasar dengan menganalisa terhadap risiko yang dapat menghambat keuntungan (profit) yang akan diperoleh investor.
Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.