Saham Walt Disney (DIS) mengalami kenaikan sebesar 8% selama pekan awal di Januari 2023. Hal ini, menjadi satu langkah kecil dari kondisi berat yang dialami oleh Disney di bawah kendali CEO Bob Chapek sepanjang 2022. Saham Disney sebelumnya mengalami penurunan hingga 44%, sebelum Bob Iger kembali menduduki posisinya sebagai CEO dan menjadi harapan baru bagi para investor.
Perjalanan Bob Iger di Disney cukup panjang dan berdampak besar. Ia mulai menduduki bangku CEO pertamanya di Disney pada Juli 2005 silam. Pada tahun 2006, Iger memulai magis pertamanya dengan membeli Pixar, mengakuisisi Marvel Entertainment di tahun 2009, hingga membeli salah satu asset milik Fox, yakni 21st Century Fox pada tahun 2018.
Berkaitan dengan bisnis streaming yang dilakukan, Disney sebenernya sudah memulai hal tersebut dari 2009 silam di bawah kendali Iger. Pada saat itu, Disney menggandeng Hulu sebagai pemegang saham minor sebelum pada tahun 2016 Disney menginvestasikan 33% saham pada BAMTECH Media. Selanjutnya, pada 2018, Disney mengambil alih saham mayoritas di BAMTECH Media dan melakukan rebranding menjadi Disney Streaming Service. Selain itu, Disney juga meluncurkan Disney+ dan ESPN.
Salah satu pesaing terbesar Disney di panggung streaming online adalah Netflix. Dengan pengalaman dan modal yang dimiliki, tidak butuh waktu lama bagi Disney untuk merebut panggung utamanya. Pada Q2 2022, kerajaan streaming Disney (Disney+, Hulu, dan ESPN) telah berhasil mengungguli jumlah pelanggan Netflix. Pada Q3 2022 tercatat Disney berhasil mencatatkan jumlah pelanggan sebanyak 235 Juta orang berbanding dengan Netflix yang memiliki pelanggan di kisaran 223 Juta orang.
Pada tahun 2020 bertepatan dengan dimulainya wabah COVID-19, Bob Iger mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO Disney. Sosok yang kemudian ditunjuk sebagai penerusnya adalah Bob Chapek yang sebelumnya adalah chairman dari Disney Park, Experiences and Products. Pada 20 November 2022, Bob Iger kembali mengisi jabatan CEO di Disney untuk dua tahun kedepan sembari mencari suksesor lain yang akan memimpin perusahaan.
Kembalinya Bob Iger sebagai CEO dirasa mampu membuat saham Disney mendapatkan momentum bounce back dari situasi kelam di 2022, terlebih jika Iger mampu menghapuskan catatan buruk di platform streamingnya (ESPN, Disney+, Hulu). Pasalnya, kendati Disney terus mengalami peningkatan dari segi pelanggan, namun secara mengejutkan Disney+ sempat menelan kerugian hingga $1.5 miliyar.
Disney Land menjadi salah satu revenue yang cukup cemerlang di laporan akhir dari Disney, ditambah segmen tersebut mendapatkan perhatian besar di musim liburan. Keuntungan yang didapat oleh Disney bahkan diperkirakan meningkat 40% per pengunjung. Disney juga mendapatkan keuntungan besar melalui produksi film Avatar: The Way of Water saat rilis di bulan desember lalu. Diperkirakan tiga minggu paska penayangan film, Disney mampu meraup laba di $1.7 miliyar dan menjadi produksi film dengan laba terbesar di tahun 2022.
Iger dengan segala ‘magis’ nya mampu menempatkan Disney pada momentum yang kuat di segala lini. Namun, pertanyaannya adalah, bisakah dia melawan realitas atas kondisi krisis yang menghadang: inflasi, kenaikan suku bunga, dan ancaman resesi di 2023? Pembacaan ini juga sekaligus sebagai refleksi bagi banyak saham yang masih terus berjuang di momen pasar bearish, layaknya membaca ulang kisah David dan Goliath.