NEWS FLASH
Economic News & analysis
Weekend edition
Market Summary
Setelah mencapai rekor tertinggi sekitar $2,150 per ounce pada awal minggu, harga emas memasuki akhir pekan dengan penurunan lebih dari 3%. Pasar emas mengalami volatilitas paling besar sejak pertengahan Agustus 2020, tepat setelah emas mencapai rekor tertinggi sebelumnya.
Emas turun kembali ke bawah $2.000 per ounce pada hari setelah para pedagang memangkas perkiraan penurunan suku bunga AS akan terwujud pada bulan Maret menyusul data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan.
Harga emas turun tajam dengan mencapai sesi terendah di $1,994.60 dan menutup perdagangan di hari Jumat di area $2,003.59, iinggu terburuk bai emas dalam sepuluh minggu terakhir.
Pertumbuhan lapangan kerja AS yang diwakili oleh data US Non Farm Payroll meningkat pada bulan November menjadi 199,000 dari data sebelumnya di 150,000 dan di atas perkiraan pasar sebesar 170,000.
Tingkat pengangguran yang diwakili oleh data US Unemployment Rate turun menjadi 3,7%, dari data bulan lalu sebesar 3,9%.
Hal ini menandakan kekuatan pasar tenaga kerja yang membuat para pelaku pasar optimis bahwa Federal Reserve memerlukan waktu hingga bulan Mei untuk melakukan serangkaian kebijakan penurunan suku bunga (Fed lower Interest Rate Policy) di tahun depan.
Selanjutnya Imbal hasil acuan 10-tahun AS naik 12 basis poin di 4,245%, setelah sebelumnya mencapai 4,278%, tertinggi sejak Senin.
Berada pada kecepatan kenaikan basis poin harian terbesar sejak Oktober. Imbal hasil dua tahun naik 15 basis poin menjadi 4,727% dan mencapai 4,740%, tertinggi sejak 28 November.
Indeks dolar naik menjadi 104,2 sebelum memangkas kenaikan menjadi level 104.00 pada hari Jumat setelah data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan pasar.
Dalam Perdagangan mata uang, Euro semakin melemah dengan mencapai harga terendah di 1.07227 titik terendah sejak pertengahan November, karena investor mengalihkan fokus mereka ke USD.
mata uang bersama negara – negara Eropa ini telah menghadapi tekanan karena investor mencerna komentar dovish dari pengambil kebijakan ECB.
Pound Inggris melanjutkan penurunannya hingga mencapai harga terendah di $1,25015 menyentuh level terlemahnya sejak 22 November.
Pelaku pasar menantikan pertemuan kebijakan Bank of England yang akan datang pada hari Kamis.
USD melemah terhadap Yen Jepang dengan mencapai harga terendah di 142.485, Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda mengisyaratkan bahwa bank sentral mungkin akan meninggalkan kebijakan suku bunga negatifnya lebih awal dari perkiraan.
Minyak mentah berjangka WTI naik di atas $71 per barel pada hari Jumat faktor pembelian teknis, namun masih diperkirakan akan turun lebih dari 5% minggu ini di tengah tanda-tanda peningkatan pasokan global dan melemahnya permintaan.
Ketiga indeks saham utama AS ditutup naik pada hari Jumat, dengan S&P 500 mencapai level tertinggi baru pada tahun 2023, didorong oleh optimisme data – data ekonomi AS yang meningkatkan harapan akan terjadinya soft landing ekonomi.
Dow Jones naik 0,36% berada di 36248, S&P 500 naik 0,41% di 4604.37, Nasdaq naik 0,39% di 160.85
Untuk perdagangan minggu depan, pasar akan mengawasi dengan ketat data – data Inflasi AS dan pernyataan ketua Fed Jerome Powell dalam FOMC Meeting yang akan dirilis pada tanggal 13 Desember 2023.
Data Ekonomi AS Minggu Depan
Selasa : Consumere Price Index (CPI) MoM, Core CPI MoM, CPI YoY, Core CPI YoY
Rabu : Producer Price Index MoM, Core PPI MoM, PPI YoY, Core PPI YoY, FOMC
Interest Rate Decision, Fed Chairman Jerome Powell Press Conference
Kamis : Weekly Jobless Claims, US Retail Sales
Jumat : Empire State Manufacturing Index, Industrial Production, Capacity Utilization
Untuk ulasan dan analisa pasar edisi weekend sebelumnya bisa di pelajari melalui link ini,
AGENDA DATA EKONOMI HIGH IMPACT MINGGU DEPAN
04 Desember – 08 Desember 2023
1. US Market
Minggu depan, semua perhatian akan tertuju pada pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve pada tahun 2023. Para pengambil kebijakan AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 22 tahun.
Investor juga akan menganalisis dengan cermat pernyataan The Fed dan konferensi pers Ketua Jerome Powell mengenai potensi penurunan suku bunga pada tahun 2024.
AS juga akan merilis data inflasi utama termasuk harga konsumen, produsen, dan perdagangan luar negeri. Harga konsumen diperkirakan naik tipis sebesar 0,1% di bulan November setelah tidak berubah di bulan Oktober.
Pada saat yang sama, penjualan ritel diperkirakan menurun selama dua bulan berturut-turut sebesar 0,1%, sementara aktivitas industri diperkirakan akan pulih sebesar 0,3%, menyusul kontraksi 0,6% di bulan Oktober.
2. European Market
ECB diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat ini, mengingat tanda-tanda menurunnya inflasi namun investor akan mencermati indikasi penurunan suku bunga yang akan datang.
Selain itu, bank sentral Swiss akan memutuskan arah kebijakan moneter. Di sisi ekonomi, pembacaan PMI S&P awal diharapkan terjadi di Kawasan Euro, Jerman dan Perancis. Aktivitas sektor swasta di Zona Euro diperkirakan akan terus mengalami kontraksi pada bulan Desember, meskipun dengan laju yang lebih lambat.
Sektor manufaktur mengalami kontraksi paling parah dalam tujuh bulan terakhir, sementara sektor jasa juga mengalami kontraksi paling lambat dalam lima bulan terakhir.
Selain itu, produksi industri diperkirakan menurun untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Oktober. Di Jerman, Indikator Sentimen Ekonomi ZEW diperkirakan turun dari level tertinggi dalam delapan bulan. Rilis data lainnya termasuk neraca perdagangan Kawasan Euro.
3. United Kingdom Market
Di Inggris, Bank Of England di perkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunganya pada pertemuan Hari Kamis. selanjutnya ONS (Office Of National Statistic) akan menerbitkan laporan penting mengenai lapangan kerja dan pertumbuhan, termasuk PDB bulanan, manufaktur, konstruksi, dan perdagangan luar negeri. Sentimen konsumen akan diukur oleh GfK, sementara S&P akan memberikan update kinerja sektor manufaktur dan jasa.
4. Asia Pasifik Market
Indikator-indikator ekonomi China untuk bulan November akan terus memberikan gambaran mengenai dampak dari serangkaian langkah-langkah stimulus dan suntikan likuiditas dari Beijing.
Investor menunggu produksi industri, penjualan ritel, tingkat pengangguran, harga rumah, dan pinjaman yuan baru.
Sementara itu, Indeks Produsen Besar Tankan BoJ diperkirakan akan naik ke level tertinggi dalam beberapa tahun pada kuartal keempat.
Terakhir, Di Australia, investor menunggu sejumlah data ketenagakerjaan penting dan indeks kepercayaan bisnis NAB untuk bulan November. Selain itu, Selandia Baru akan merilis PDB kuartal ketiganya.
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 1,970 | R1 2,033 |
S2 1,935 | R2 2,069 |
S3 1,900 | R3 2,102 |
Gold Outlook : Bearish
OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 68.15 | R1 74.17 |
S2 65.04 | R2 77.28 |
S3 61.63 | R3 80.49 |
Oil Outlook : Bearish
D