Intermarket Analysis

asar keuangan adalah ekosistem yang kompleks, di mana berbagai aset seperti saham, obligasi, komoditas, dan mata uang saling berinteraksi secara dinamis. Oleh karena itu, memahami korelasi antar aset menjadi kunci untuk mengelola risiko dan memaksimalkan keuntungan. Salah satu pendekatan analitis yang telah berkembang untuk memahami interaksi ini adalah intermarket analysis. Metode ini mempelajari hubungan antara berbagai pasar keuangan dan bagaimana pergerakan di satu pasar dapat mempengaruhi pasar lainnya. Dengan menggunakan intermarket analysis, para trader dan investor dapat mengidentifikasi tren, mengkonfirmasi sinyal trading, dan mengantisipasi potensi pembalikan pasar. Selain membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih informatif, intermarket analysis juga memberikan wawasan yang lebih holistik tentang bagaimana faktor-faktor makroekonomi, seperti kebijakan moneter dan pergerakan mata uang, berdampak pada pasar keuangan global. Kita akan membahas Intermarket Analysis, Kunci Memahami Dinamika Pasar Global.

Apa itu Intermarket Analysis?

Intermarket analysis adalah pendekatan analisis yang melihat hubungan antara berbagai pasar keuangan, termasuk pasar saham, obligasi, komoditas, dan mata uang. Ide utamanya adalah bahwa pergerakan harga di satu pasar dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh pergerakan di pasar lain. Dengan memahami hubungan ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih informatif tentang investasi mereka.

Pendekatan ini berfokus pada korelasi antara aset-aset tersebut, apakah mereka bergerak searah (korelasi positif) atau berlawanan arah (korelasi negatif). Intermarket analysis sering digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi tren, mengkonfirmasi sinyal teknis, dan mengantisipasi potensi perubahan arah pasar.

Aset-Aset yang Saling Berkorelasi di Intermarket Analysis

Dalam intermarket analysis, ada beberapa aset utama yang sering dianalisis karena mereka menunjukkan korelasi yang signifikan:

1. Saham dan Obligasi

Korelasi antara pasar saham dan obligasi umumnya bersifat negatif. Artinya jika harga saham naik, harga obligasi cenderung turun, dan sebaliknya. Korelasi ini terjadi karena keduanya sering dilihat sebagai alternatif investasi yang saling bersaing. Ketika investor optimis tentang prospek ekonomi, mereka cenderung mengalokasikan lebih banyak modal ke saham karena potensi pengembalian yang lebih tinggi. Dalam kondisi ini, permintaan terhadap obligasi menurun, menyebabkan harga obligasi turun dan yield atau imbal hasilnya meningkat.
Sebaliknya, ketika ekonomi melambat atau menghadapi ketidakpastian, investor cenderung mencari aset yang lebih aman seperti obligasi, terutama obligasi pemerintah yang dianggap bebas risiko. Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga obligasi naik dan yield turun. Contoh nyata dari dinamika ini dapat dilihat selama masa resesi atau krisis keuangan. Dimana saham biasanya mengalami penurunan tajam, sementara harga obligasi pemerintah meningkat karena investor mencari perlindungan dari volatilitas pasar saham.

2. Dolar AS dan Komoditas

Komoditas seperti emas, minyak, dan bahan baku lainnya sering menunjukkan korelasi negatif dengan Dolar AS. Hubungan ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar komoditas diperdagangkan dalam mata uang dolar di pasar internasional. Ketika nilai Dolar AS menguat, komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Akibatnya, permintaan global untuk komoditas tersebut bisa menurun, yang menyebabkan harga komoditas turun.
Sebagai contoh, jika Dolar AS menguat terhadap Euro, pembeli di zona Euro perlu mengeluarkan lebih banyak euro untuk membeli jumlah komoditas yang sama. Hal ini dapat mengurangi permintaan dari pasar internasional, menekan harga komoditas seperti emas dan minyak. Sebaliknya, ketika Dolar AS melemah, harga komoditas cenderung naik karena menjadi lebih murah bagi pembeli internasional.

3. Minyak dan Pasar Saham

Harga minyak memiliki korelasi positif dengan pasar saham, terutama di negara-negara yang merupakan produsen minyak utama. Dalam konteks ini, kenaikan harga minyak sering dikaitkan dengan peningkatan pendapatan perusahaan minyak dan gas. Dimana keduanya merupakan komponen besar dalam indeks pasar saham negara-negara tersebut. Ketika harga minyak naik, pendapatan perusahaan-perusahaan ini meningkat. Sehingga menyebabkan kenaikan harga saham mereka dan, pada gilirannya, mendorong indeks pasar saham secara keseluruhan.
Selain itu, harga minyak yang tinggi juga dapat mengindikasikan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, yang mendorong permintaan energi. Pertumbuhan ini biasanya disertai dengan optimisme di pasar saham. Namun, korelasi ini bisa menjadi negatif jika harga minyak yang tinggi mulai membebani perekonomian global, misalnya dengan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan margin keuntungan perusahaan di sektor-sektor lain.

4. Emas dan Dolar AS

Emas sering dianggap sebagai aset safe-haven, yang berarti bahwa investor membelinya untuk melindungi kekayaan mereka selama masa ketidakpastian ekonomi atau gejolak pasar. Korelasi negatif antara emas dan Dolar AS sering terjadi karena ketika Dolar AS melemah, daya tarik emas sebagai penyimpan nilai meningkat, terutama di negara-negara yang mengalami penurunan nilai mata uang mereka terhadap dolar.
Selama periode inflasi tinggi atau ketidakpastian ekonomi, investor cenderung mencari perlindungan dalam bentuk emas. Misalnya, pada saat krisis keuangan atau ketegangan geopolitik, harga emas sering naik karena permintaan untuk aset yang aman meningkat, sementara Dolar AS mungkin melemah karena kebijakan moneter yang lebih longgar atau persepsi risiko yang lebih tinggi terhadap ekonomi AS.
Di sisi lain, ketika Dolar AS menguat, terutama jika didorong oleh kenaikan suku bunga atau optimisme ekonomi, harga emas cenderung turun karena investor lebih memilih untuk memegang dolar, yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan emas yang tidak memberikan bunga atau dividen.

Tokoh Dunia Keuangan yang Memopulerkan Intermarket Analysis

Salah satu tokoh terkemuka dalam intermarket analysis adalah John Murphy. Ia dianggap sebagai salah satu pionir dalam bidang ini, terutama melalui buku klasiknya yang berjudul “Intermarket Technical Analysis”. Dalam bukunya, Murphy menjelaskan bagaimana pasar keuangan saling berkaitan dan bagaimana trader dapat menggunakan hubungan ini untuk meningkatkan hasil trading mereka.

 Murphy memulai karirnya di pasar keuangan pada tahun 1960-an dan kemudian menjadi salah satu analis teknikal paling disegani. Buku-buku dan ajaran Murphy tentang intermarket analysis telah membantu banyak trader dan investor memahami hubungan antar pasar dan bagaimana mereka dapat dimanfaatkan dalam strategi investasi.

Kesimpulan

Intermarket analysis merupakan pendekatan esensial bagi para trader dan investor yang ingin memahami dinamika kompleks antar pasar keuangan. Dengan mengeksplorasi hubungan antara berbagai kelas aset seperti saham, obligasi, komoditas, dan mata uang, analisis ini memungkinkan para pelaku pasar untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai arah pergerakan pasar. Korelasi antara aset-aset tersebut, baik yang bersifat positif maupun negatif, membantu dalam mengidentifikasi tren pasar, mengelola risiko dengan lebih efektif, dan menemukan peluang investasi yang mungkin tidak terlihat jika hanya berfokus pada satu jenis aset.

Pendekatan ini menjadi semakin relevan dalam lingkungan ekonomi global yang saling terkait, di mana peristiwa di satu bagian dunia dapat berdampak besar pada pasar lainnya. John Murphy, sebagai salah satu pionir dalam pengembangan dan popularisasi intermarket analysis, telah memberikan sumbangsih besar terhadap pemahaman ini. Melalui karya-karyanya, banyak profesional pasar keuangan yang kini memiliki alat tambahan yang berharga untuk meningkatkan efektivitas strategi trading dan investasi mereka.

 Dengan memanfaatkan intermarket analysis, para investor dapat mengidentifikasi sinyal awal pergerakan pasar, mengantisipasi perubahan tren, dan mengoptimalkan portofolio mereka dengan lebih baik. Oleh karena itu, menguasai intermarket analysis bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membuka peluang untuk mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana di tengah ketidakpastian pasar.

Anda bisa ikut kelas gratis TPFx dengan click ini. Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.

Selamat trading dan semoga sukses!

 

image-artikel