Wall Street Berbalik Arah Setelah Sentuh Rekor Tertinggi
Wall Street pada Jumat, 5 September 2025, sempat mencatat rekor baru sebelum akhirnya berbalik melemah. Indeks S&P 500 sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa di 6.532,65 poin, sementara Dow Jones Industrial Average juga menyentuh titik rekor pada menit-menit awal perdagangan. Namun, kedua indeks kemudian terkoreksi dengan S&P 500 berakhir turun 0,32% dan Dow Jones melemah 0,5%. Nasdaq Composite relatif stabil dan ditutup tanpa perubahan berarti.
Koreksi ini dipicu oleh data ketenagakerjaan terbaru yang menunjukkan pelemahan signifikan. Nonfarm payrolls hanya bertambah 22.000 pekerjaan pada Agustus, jauh di bawah ekspektasi 75.000 dan turun tajam dari revisi kenaikan 79.000 pada Juli. Angka tersebut memperkuat sinyal bahwa pasar tenaga kerja AS sedang melambat, sehingga meningkatkan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed
Rilis data tenaga kerja yang lemah tersebut membuat para investor semakin yakin bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC 17 September mendatang. Sebagian analis bahkan menilai pemangkasan sebesar 50 basis poin kini kembali menjadi opsi yang serius dipertimbangkan, sementara ekspektasi terhadap total pemangkasan 75 basis poin hingga akhir tahun dianggap semakin kuat.
Analis mengatakan bahwa angka ketenagakerjaan kali ini “menempatkan opsi pemangkasan 50 basis poin kembali ke meja.” Analis juga menambahkan bahwa menjelang akhir tahun, peluang pemangkasan total 75 basis poin semakin terbuka lebar.
Tekanan pada Obligasi dan Nilai Tukar Dollar
Ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar langsung tercermin di pasar obligasi. Imbal hasil Treasury tenor dua tahun turun 6,4 basis poin menjadi 3,53%, sementara yield 10 tahun merosot 8,3 basis poin ke 4,09%. Penurunan yield ini secara otomatis menekan daya tarik dollar AS di pasar global.
Indeks dollar melemah 0,5% ke posisi 97,75. Mata uang euro menguat 0,6% ke level 1,1762 dollar AS, sementara dollar terhadap yen turun 0,7% ke 147,5. Pelemahan dollar juga didorong oleh kesepakatan perdagangan baru antara AS dan Jepang terkait tarif otomotif.
Harga Emas Catat Rekor Baru, Minyak Terus Melemah
Di pasar komoditas, harga emas melonjak tajam hingga mencetak rekor baru. Logam mulia tersebut naik 1,2% menjadi 3.589 dollar AS per ons, setelah sempat menembus level tertinggi sepanjang sejarah di 3.597,66 dollar AS. Lonjakan harga emas ini sekaligus menandai pekan terbaik dalam hampir empat bulan terakhir, mencerminkan minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan prospek penurunan suku bunga.
Sebaliknya, harga minyak mentah terus tertekan untuk hari ketiga berturut-turut menjelang pertemuan OPEC+ akhir pekan ini. Minyak Brent ditutup turun 2,2% ke 65,50 dollar AS per barel, sedangkan minyak WTI anjlok 2,5% ke 61,87 dollar AS per barel.
Sentimen Pasar Eropa dan Prospek Global
Kondisi pasar di Eropa juga menunjukkan tren yang cenderung melemah. Indeks STOXX 600 turun 0,2%, indeks CAC 40 melemah 0,3%, sementara FTSE 100 stagnan. Ketidakpastian ekonomi di kawasan euro semakin terlihat setelah data menunjukkan pesanan industri Jerman kembali anjlok pada Juli.
Pasar obligasi Eropa yang sempat mencatat lonjakan yield akibat kekhawatiran fiskal kini mulai mereda. Yield obligasi 30 tahun Prancis turun ke 4,39% dari level puncak 4,52% pada pertengahan pekan, sementara yield obligasi 30 tahun Inggris bertahan di 5,55%, setelah sempat mencapai titik tertinggi sejak 1998.
Fokus ke Pertemuan The Fed 17 September
Secara keseluruhan, data ketenagakerjaan AS yang lemah menjadi katalis utama pergerakan pasar global. Investor kini menanti kepastian dari pertemuan Federal Reserve pada 17 September, yang kemungkinan besar akan menghasilkan pemangkasan suku bunga.
Pasar saham masih menunjukkan volatilitas tinggi, emas bergerak sebagai aset aman dengan mencetak rekor baru, sementara harga minyak tetap tertekan akibat ketidakpastian permintaan global dan dinamika kebijakan OPEC+. Prospek pasar ke depan akan sangat bergantung pada arah kebijakan moneter AS, yang diperkirakan menjadi faktor penentu utama hingga akhir 2025.
WEEK AHEAD
(08 – 12 September 2025)
Pasar keuangan global bersiap menghadapi pekan penting dengan sederet rilis data ekonomi dan keputusan kebijakan moneter yang berpotensi mengubah arah sentimen. Di Amerika Serikat, sorotan utama akan tertuju pada laporan inflasi konsumen (CPI) dan produsen (PPI), yang menjadi indikator kunci menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve. Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneter serta proyeksi ekonomi terbaru. Dari Asia, investor akan menanti data perdagangan dan inflasi dari Tiongkok, serta pembaruan GDP dari Jepang.
Amerika
Di Amerika Serikat, data inflasi bulan Agustus akan menjadi pusat perhatian. Inflasi konsumen diperkirakan meningkat menjadi 2,9%, level tertinggi sejak Januari, sementara inflasi inti diperkirakan tetap di atas 3%. Produsen diperkirakan mencatat kenaikan harga sebesar 0,3% dibanding bulan sebelumnya.
Meski pasar sudah hampir pasti memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed 17 September, laju inflasi akan sangat menentukan arah kebijakan di kuartal IV. Dengan kurva imbal hasil AS yang semakin curam, data harga ini dapat menjadi pemicu pergerakan pasar obligasi yang lebih tajam.
Selain inflasi, revisi tahunan terhadap data nonfarm payroll hingga Maret 2025 juga akan menjadi sorotan. Hal ini semakin penting setelah serangkaian laporan ketenagakerjaan yang lemah dalam beberapa bulan terakhir. Data lain yang perlu dicermati antara lain indeks sentimen konsumen Universitas Michigan untuk September, ekspektasi inflasi dari New York Fed, indeks optimisme bisnis NFIB, serta laporan anggaran bulanan pemerintah. Dari kawasan lain di benua Amerika, Kanada akan merilis data penjualan manufaktur.
Eropa
Di Eropa, fokus utama akan tertuju pada keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa. ECB diperkirakan menahan suku bunga deposito di level 2% untuk pertemuan kedua berturut-turut, seiring pertumbuhan yang stabil dan inflasi yang mendekati target. Pasar akan mencermati proyeksi makroekonomi terbaru, terutama terkait panduan untuk sisa tahun 2025 di tengah perdebatan mengenai apakah siklus pengetatan telah berakhir atau masih ada ruang untuk pelonggaran lebih lanjut.
Di Jerman, data produksi industri Juli diperkirakan rebound 1,3% setelah turun 1,9% di Juni, dengan surplus perdagangan diproyeksikan melebar. Perancis justru diperkirakan melaporkan kontraksi produksi industri 1,2% setelah lonjakan 3,8% di bulan sebelumnya, sementara Italia diperkirakan mencatat pertumbuhan tipis 0,3%. Sejumlah negara Eropa lainnya, termasuk Swedia, Denmark, Yunani, dan Rusia, juga akan merilis laporan inflasi bulanan.
Asia Pasifik
Di Asia, sorotan utama akan jatuh pada Tiongkok. Negara tersebut diperkirakan melaporkan perlambatan ekspor dan impor pada Agustus, sejalan dengan tekanan pada perdagangan global. Selain itu, inflasi konsumen diproyeksikan turun 0,2% dan inflasi produsen anjlok 2,9%, menambah kekhawatiran risiko deflasi. Investor juga menunggu potensi pengumuman kebijakan dari pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional.
Di Jepang, rilis PDB kuartal II final, data inflasi produsen, neraca transaksi berjalan, serta survei sentimen bisnis seperti Reuters Tankan akan menjadi bahan evaluasi arah ekonomi. India akan melaporkan inflasi Agustus serta data perbankan dan cadangan devisa. Sementara itu, Australia menyiapkan laporan kepercayaan konsumen dan bisnis, inflasi ekspektasi, serta data konstruksi perumahan.
Data Mingguan Perdagangan Emas (01 – 08 September 2025)
Open : 3.444,78 High : 3.600,08 Low : 3.437,05 Close : 3.590,14 Range : 163,03
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 3.485 | R1 3.647 |
S2 3.379 | R2 3.705 |
S3 3.322 | R3 3.811 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Oil (01 – 08 September 2025)
Open : 63,97 High : 66,01 Low : 61,44 Close : 62,00 Range : 4,57 OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 60,29 | R1 64,86 |
S2 58,58 | R2 67,72 |
S3 55.72 | R3 69,43 |
Oil Outlook : Bearish
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!