Ringkasan Pergerakan Pasar dan Proyeksi Ekonomi Minggu Depan

Economic News & Analysis

Weekend Edition

Market Summary

Bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak pada Jumat, ditopang data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini memberikan angin segar bagi investor untuk mengabaikan ancaman penutupan pemerintahan dan rencana tarif baru yang diajukan Presiden AS terpilih, Donald Trump. Ketiga indeks saham utama AS—Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq—naik lebih dari 1%, sementara harga emas melonjak dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dari level tertinggi beberapa bulan terakhir.

Data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan indeks harga PCE, yang menjadi acuan utama inflasi Federal Reserve, lebih rendah dibandingkan ekspektasi analis. Hal ini mendukung pandangan bahwa inflasi berada dalam jalur menuju target 2% yang ditetapkan bank sentral. Penurunan tekanan inflasi ini disambut positif oleh pasar, memberikan sinyal bahwa situasi inflasi mungkin tidak seburuk yang dikhawatirkan sebelumnya.

Sementara itu, pimpinan Partai Republik di Dewan Perwakilan AS berencana mengadakan pemungutan suara untuk mencegah penutupan pemerintahan menjelang tenggat tengah malam. Penutupan ini dinilai dapat mengganggu aktivitas ekonomi selama musim liburan Natal.

Pada akhir perdagangan, Dow Jones Industrial Average naik 1,17% ke 42.839,46, S&P 500 menguat 1,09% ke 5.931,01, dan Nasdaq bertambah 1,03% ke 19.572,60. Namun demikian, ketiga indeks tersebut tetap berada di jalur pelemahan mingguan.

Di Eropa, saham mencatat pekan terburuk dalam tiga bulan terakhir. Komentar Donald Trump mengenai potensi tarif baru terhadap Uni Eropa memicu aksi jual di pasar saham regional. Indeks STOXX 600 turun 0,88%, sementara FTSEurofirst 300 melemah 0,96%. Di pasar negara berkembang, indeks saham turun 0,68%, dengan indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang merosot 0,97%. Di Jepang, indeks Nikkei melemah tipis 0,29% ke 38.701,90.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun setelah data inflasi yang lebih rendah meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga tambahan oleh Federal Reserve pada tahun depan. Imbal hasil obligasi 10 tahun turun 4,2 basis poin menjadi 4,528%, sementara obligasi 30 tahun turun 2,2 basis poin menjadi 4,719%.

Di pasar mata uang, dolar melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia, meski masih mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Indeks dolar turun 0,59% ke 107,79, dengan euro menguat 0,64% ke $1,0428. Terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,69% ke 156,35.

Harga emas melonjak setelah rilis data inflasi, meski tetap menuju kerugian mingguan. Emas spot naik 1,11% ke $2.622,62 per ons, sementara emas berjangka AS meningkat 1,41% ke $2.628,70 per ons.

Harga minyak menguat tipis didukung pelemahan dolar dan ekspektasi pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Fed pada 2025. Minyak mentah AS naik 0,12% ke $69,46 per barel, sementara Brent menguat 0,08% ke $72,94 per barel.

WEEK AHEAD
(23-27 Desember 2024) 

Pekan mendatang akan diwarnai oleh penurunan aktivitas bisnis dan pasar keuangan akibat libur akhir tahun yang jatuh pada pertengahan pekan. Tahun ini, Natal dan Tahun Baru jatuh pada hari Rabu, yang merupakan pola langka sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang pada tahun 1973. Lebih istimewa lagi, tahun 2024 juga bertepatan dengan tahun pemilihan presiden AS, yang hanya pernah terjadi sekali sebelumnya pada tahun 1996, ketika Bill Clinton bersiap menjalani masa jabatan keduanya. Dengan jadwal rilis data yang lebih sedikit dibandingkan biasanya, aktivitas pasar kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh transaksi akhir tahun. Namun, dinamika berita politik global, termasuk potensi penutupan pemerintahan AS, bisa menjadi faktor penentu.

Pada Hari Natal, hanya pasar Jepang yang tetap beroperasi, sementara banyak negara lainnya, seperti Australia, Selandia Baru, Kanada, Inggris, Swiss, Jerman, Prancis, dan Italia, akan tutup hingga Kamis untuk memperingati Boxing Day atau St. Stephen’s Day.

Rilis Data Penting di AS
Beberapa data ekonomi penting yang dijadwalkan di AS meliputi survei kepercayaan konsumen, pesanan barang tahan lama, penjualan rumah baru, indeks harga rumah Case-Shiller dan FHFA, estimasi awal defisit perdagangan barang, survei manufaktur Richmond Fed, serta indeks aktivitas nasional Chicago Fed. Selain itu, laporan mingguan terkait klaim pengangguran, penjualan ritel rantai toko, persediaan energi, dan aplikasi hipotek juga akan menjadi fokus perhatian.

Di bagian belahan Amerika lainnya, Kanada akan merilis data PDB bulanan dan harga produsen, sementara Meksiko akan mempublikasikan data neraca perdagangan.

Rilis Data dari Jepang dan China
Di Jepang, data utama yang akan dirilis mencakup produksi industri, penjualan ritel, tingkat pengangguran, indeks harga konsumen Tokyo, harga jasa korporasi, data perumahan, pesanan konstruksi, dan indikator utama ekonomi. Sementara itu, China akan melaporkan data laba perusahaan.

Rilis Data dari Inggris dan Swiss
Di Inggris, data ekonomi yang ditunggu adalah PDB, neraca berjalan, dan penjualan ritel. Sementara itu, Swiss akan merilis indeks ekspektasi ZEW yang mencerminkan sentimen investor.

Meskipun pekan depan cenderung diwarnai oleh aktivitas yang lebih lambat, perhatian pasar tetap tertuju pada faktor-faktor global seperti perkembangan politik dan prospek kebijakan moneter di awal tahun baru.

Data Mingguan Perdagangan Emas (16-20 Desember 2024)

Open : 2,650.16   High : 2,664.37     Low  : 2,583.10     Close : 2,620.82     Range  : 81.27

GOLD PRE ANALYSIS

WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY  RESISTANCE
S1   2,581 R1   2,662
S2   2,541 R2   2,704
S3   2,500 R3   2,743

Gold Outlook : Bearish 

Data Mingguan Perdagangan US Crude Oil (16-20 Desember 2024)

Open : 67.15      High : 70.92      Low  : 67.05      Close : 70.59     Range  : 3.87

                                                 OIL PRE ANALYSIS

                                                                  WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY RESISTANCE
S1   68.33 R1 70.70
S2   67.19 R2   71.93
S3   65.96 R3    73.03

Oil Outlook : Bearish

image-artikel