Economic News & Analysis
Weekend Edition
Market Summary
Indeks saham menguat pada hari Jumat setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi yang baik, meskipun dampak dari kebijakan tarif pemerintahan Trump terhadap inflasi belum dapat dipastikan. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun juga mengalami kenaikan.
Sebelumnya, saham dan imbal hasil obligasi sempat melemah setelah laporan tenaga kerja menunjukkan penciptaan lapangan kerja di AS lebih rendah dari yang diharapkan bulan lalu. Hal ini memicu kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi. Laporan tersebut mendorong ekspektasi pasar akan lebih banyak penurunan suku bunga dari Federal Reserve tahun ini.
Pada Februari, jumlah lapangan kerja nonpertanian meningkat sebanyak 151.000, sementara tingkat pengangguran sedikit naik. Laporan ini dirilis di tengah ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan AS dan meningkatnya biaya pinjaman secara global.
Powell berbicara setelah pekan yang penuh gejolak, di mana Presiden Trump memberlakukan dan kemudian menunda tarif sebesar 25% pada mitra dagang utama seperti Meksiko dan Kanada. Tarif ini direncanakan berlaku pada awal April, dengan potensi tarif tambahan untuk impor lainnya.
Menurut seorang analis, meskipun terdapat banyak berita negatif, ekonomi tetap bertahan. Ia juga mencatat bahwa setelah aksi jual tajam baru-baru ini, pasar saham memang memerlukan rebound yang signifikan.
Indeks S&P 500 mencatat penurunan mingguan terbesar sejak September, sementara Nasdaq memasuki koreksi, yang didefinisikan sebagai penurunan lebih dari 10% sejak puncaknya pada Desember. Ketidakpastian akibat kebijakan tarif Trump terus membayangi investor.
Data tenaga kerja yang dirilis meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan Juni. Saat ini, pasar memperkirakan akan ada tiga kali penurunan suku bunga pada 2025. Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun naik 3,8 basis poin menjadi 4,32%, dengan kenaikan mingguan sekitar 9 basis poin setelah sebelumnya turun selama lima minggu berturut-turut.
Sementara itu, di zona euro, aksi jual besar-besaran pada obligasi pemerintah mereda setelah dua hari pelemahan terbesar sejak 1970-an. Imbal hasil obligasi Jerman bertenor 10 tahun, yang menjadi acuan bagi zona euro, turun 5,5 basis poin menjadi 2,83%.
Euro mencatat kenaikan mingguan terbesar terhadap dolar AS sejak 2009, dengan nilai tukar terakhir di $1,0838. Indeks dolar melemah 0,32% menjadi 103,86.
Di pasar komoditas, harga emas melemah tipis pada hari Jumat, tetapi mencatatkan kenaikan mingguan sekitar 1,7% karena aliran investasi safe-haven. Harga emas spot turun 0,1% menjadi $2.906,04 per ons. Ketidakpastian akibat kebijakan tarif AS terus mendukung kenaikan harga emas.
Harga minyak naik pada hari Jumat tetapi menurun dari level tertingginya setelah Presiden Trump mengancam sanksi terhadap Rusia jika tidak menghentikan serangan di Ukraina. Minyak mentah Brent ditutup pada $70,36 per barel, naik 1,3%, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 1,02% menjadi $67,04 per barel.
WEEK AHEAD
(10-14 Maret 2025)
Di minggu mendatang, perhatian pasar global akan tertuju pada serangkaian data ekonomi penting yang berpotensi memberikan gambaran lebih jelas tentang arah kebijakan moneter, pertumbuhan ekonomi, dan dinamika pasar keuangan di berbagai wilayah dunia. Di Amerika, fokus utama adalah data inflasi yang akan menjadi indikator apakah kebijakan tarif mulai memengaruhi harga konsumen dan produsen. Sementara itu, Kanada menghadapi tekanan untuk menurunkan suku bunga setelah data tenaga kerja yang lemah.
Di Eropa, pemulihan produksi industri di zona euro dan Jerman diharapkan menjadi tanda awal perbaikan ekonomi, meskipun beberapa sektor seperti manufaktur di Inggris masih menunjukkan kelemahan. Di Asia, perhatian akan tertuju pada kebijakan ekonomi China pasca-pertemuan penting “Two Sessions,” di tengah tekanan dari deflasi dan penurunan pinjaman. Sementara itu, Australia, Jepang, dan India juga menghadirkan data penting yang mencerminkan kondisi ekonomi masing-masing.
Berikut data-data ekonomi dan peristiwa yang berlangsung di beberapa negara.
Amerika
Di Amerika Serikat, perhatian pasar minggu ini akan tertuju pada data inflasi. Investor akan mencermati apakah tarif yang diberlakukan sudah mulai mendorong kenaikan biaya. Diperkirakan inflasi utama (headline CPI) dan inti (core CPI) masing-masing naik 0,3% pada Februari, melambat dari 0,5% dan 0,4% pada Januari. Data Produsen Harga (PPI) juga diprediksi meningkat 0,3%, sedikit lebih rendah dibandingkan 0,4% pada bulan sebelumnya, sementara Core PPI diperkirakan stabil di 0,3%.
Selain itu, laporan pembukaan lowongan kerja (JOLTS), angka awal indeks sentimen konsumen Michigan, serta ekspektasi inflasi konsumen menjadi indikator penting lainnya. Data seperti Indeks Optimisme Bisnis NFIB dan Laporan Anggaran Bulanan juga akan menjadi sorotan.
Di tempat lain di benua Amerika, Bank of Canada diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin setelah data tenaga kerja Kanada menunjukkan hasil yang lemah, di tengah berlakunya tarif AS.
Eropa
Di zona euro, produksi industri diperkirakan mengalami pemulihan sebesar 0,8% pada Januari setelah turun 1,1% pada Desember. Jerman, sebagai motor ekonomi utama, juga diperkirakan mencatat kenaikan output industri sebesar 1,5% pada Januari, pulih dari penurunan 2,4% di bulan sebelumnya. Jerman juga akan merilis data perdagangan, inflasi akhir, dan harga grosir.
Di negara-negara Eropa lainnya, beberapa data yang akan menjadi perhatian adalah harga produsen dan produksi industri Italia, penjualan ritel Spanyol, inflasi akhir Prancis dan Spanyol.
Di Inggris, pekan ini penuh dengan pembaruan ekonomi yang diprediksi memberikan gambaran kinerja ekonomi negara tersebut. GDP Inggris diperkirakan hanya tumbuh 0,1% pada Januari, melambat dari kenaikan 0,4% pada Desember 2024. Produksi manufaktur dan industri Inggris kemungkinan kembali mencatat kontraksi secara tahunan.
Asia dan Australia
Di Asia, perhatian investor di China tertuju pada hasil pertemuan “Two Sessions” untuk memperoleh wawasan tentang rencana pemerintah dalam membiayai defisit anggaran, pengendalian produksi komoditas, dan respons terhadap tarif AS. Data inflasi juga diperkirakan menunjukkan adanya deflasi pada harga konsumen dan produsen, sementara agregat kredit baru menunjukkan penurunan pinjaman yuan dibandingkan tahun sebelumnya.
Data Mingguan Perdagangan Emas (03 – 07 Maret 2025)
Open : 2,859.96 High : 2,930.31 Low : 2,858.82 Close : 2,911.26 Range : 71.49
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 2.870 | R1 2.941 |
S2 2.829 | R2 2.971 |
S3 2.798 | R3 3.013 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Crude Oil (03 – 07 Maret 2025)
Open : 69,92 High : 70,57 Low : 65,20 Close : 67,05 Range : 5,37
OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 64,64 | R1 70,01 |
S2 62,24 | R2 72,98 |
S3 59,27 | R3 75,38 |
Oil Outlook : Bearish