Economic News & Analysis
Weekend Edition
Market Summary
Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada hari Jumat, didorong oleh meningkatnya ketidakpastian akibat ancaman perang dagang global yang dipicu oleh kebijakan tarif terbaru Presiden AS, Donald Trump. Indeks saham global mengalami penurunan tajam, memperburuk kekhawatiran para investor.
Di Wall Street, ketiga indeks utama mencatat kerugian untuk hari ketiga berturut-turut. Sektor teknologi, keuangan, dan komunikasi menjadi yang paling terdampak, sementara saham utilitas sedikit menguat. Indeks Dow Jones turun 1,69% menjadi 41.583,90, S&P 500 merosot 1,97% ke level 5.580,94, dan Nasdaq anjlok 2,7% ke 17.322,99.
Di Eropa, indeks STOXX 600 ditutup melemah 0,77% dengan sektor otomotif menjadi salah satu yang paling terpukul. MSCI World Index juga mencatat penurunan sebesar 1,58%, mencerminkan pelemahan pasar saham secara global.
Kebijakan tarif 25% pada impor mobil AS dianggap lebih agresif dari yang diperkirakan, terutama karena tidak ada pengecualian untuk negara-negara tetangga seperti Kanada dan Meksiko. Kekhawatiran ini semakin diperburuk oleh rencana penerapan tarif yang lebih luas pada minggu depan, menekan sentimen risiko di pasar.
Harga emas terus naik, mencapai $3.086,70 per ons, dan mencatatkan kenaikan lebih dari 17% untuk kuartal ini—kinerja terbaik sejak 1986. Logam mulia ini semakin menarik di tengah meningkatnya inflasi, ketegangan geopolitik, dan risiko fiskal, termasuk defisit anggaran yang tinggi di AS dan negara-negara Barat lainnya.
Ketidakpastian ekonomi global juga mendorong investor untuk melirik emas sebagai aset aman. Emas berjangka AS ditutup naik 0,8% menjadi $3.114,30 per ons, sementara harga spot emas naik 0,6% pada perdagangan sore.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun 12 basis poin ke level 4,249%, mencerminkan kekhawatiran bahwa tarif yang diterapkan akan membebani pertumbuhan ekonomi. Pasar juga memprediksi kemungkinan pemotongan suku bunga sebanyak 66 basis poin tahun ini.
Sementara itu, dolar AS melemah terhadap yen Jepang dan euro setelah data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran lebih lanjut. Yen menguat 0,87% terhadap dolar, sedangkan euro naik 0,29%.
Harga minyak mentah turun pada hari Jumat di tengah kekhawatiran bahwa perang tarif dapat memicu resesi global. Namun, secara mingguan, harga minyak mencatat kenaikan untuk minggu ketiga berturut-turut, didukung oleh ketegangan geopolitik terkait sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran.
Minyak mentah Brent ditutup melemah 0,5% menjadi $73,63 per barel, sementara WTI turun 0,8% ke $69,36 per barel. Secara keseluruhan, harga minyak Brent dan WTI masing-masing naik 1,9% dan 1,6% minggu ini.
WEEK AHEAD
(31 Maret – 04 April 2025)
Pekan depan, pasar global akan dipenuhi dengan rilis data ekonomi penting dan keputusan kebijakan yang dapat memengaruhi sentimen investor di berbagai wilayah. Dari laporan pekerjaan di Amerika Serikat hingga notulen pertemuan ECB di Eropa, serta data PMI dari Asia dan Australia, pelaku pasar akan mencari petunjuk tentang kondisi ekonomi saat ini dan arah kebijakan moneter yang mungkin diambil oleh bank sentral. Di tengah ketidakpastian perdagangan global, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan inflasi yang masih menjadi perhatian, data dan peristiwa mendatang akan menjadi kunci untuk memahami dinamika pasar dan prospek ekonomi lebih lanjut. Berikut data-data dan peristiwa ekonomi di berbagai belahan dunia:
Amerika
Investor di AS akan memperhatikan laporan pekerjaan Maret untuk membaca kondisi pasar tenaga kerja di tengah pemutusan hubungan kerja (layoffs) dan tarif baru yang diberlakukan. Perkiraan menunjukkan ekonomi AS hanya menambahkan 128 ribu pekerjaan, menurun dari 151 ribu pada Februari, sementara tingkat pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 4,2%. Pertumbuhan upah kemungkinan tetap stabil di 0,3%. Selain data pekerjaan, angka lowongan kerja JOLTS, perubahan pekerjaan ADP, dan pemangkasan pekerjaan Challenger akan menjadi sorotan.
Laporan ISM PMI juga menjadi perhatian utama, dengan sektor manufaktur diperkirakan mendekati stagnasi dan aktivitas jasa menunjukkan perlambatan. Data ekonomi lain yang penting termasuk PMI Global S&P, pesanan pabrik, data perdagangan, PMI Chicago, indeks manufaktur & jasa Fed Dallas, serta pengeluaran konstruksi. Pidato sejumlah pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell, juga akan dipantau untuk sinyal arah kebijakan moneter.
Di Kanada, fokus pasar akan tertuju pada data pasar tenaga, perdagangan dan PMI S&P.
Eropa
Fokus di Eropa adalah pada notulen pertemuan kebijakan ECB Maret lalu, yang mencakup pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin. Data inflasi dari kawasan Euro, Jerman, dan Italia akan menarik perhatian, dengan inflasi headline diperkirakan turun menjadi 2,2%, level terendah dalam empat bulan, dan inflasi inti menjadi 2,5%, level terendah sejak awal 2022.
Di Jerman, pesanan pabrik diperkirakan pulih setelah penurunan tajam sebelumnya, sementara penjualan ritel diperkirakan tetap datar. PMI menunjukkan sektor manufaktur Spanyol membaik dan kontraksi Italia berkurang, meski pertumbuhan sektor jasa di kedua negara diperkirakan melambat. Tingkat pengangguran kawasan Euro, Italia, dan Spanyol juga akan dirilis.
Di Turki, inflasi diperkirakan mencapai level terendah dalam 21 bulan sebesar 28,9%. Data penting lainnya mencakup produksi industri Prancis, penjualan ritel Italia, inflasi Swiss, serta neraca perdagangan Turki.
Asia dan Australia
Di China, data PMI dari Biro Statistik Nasional dan Caixin akan diawasi ketat, dengan pertumbuhan yang diperkirakan moderat baik di sektor manufaktur maupun jasa karena melemahnya permintaan global dan lambatnya permintaan domestik.
Di Jepang, indikator ekonomi utama seperti produksi industri, penjualan ritel, pengeluaran rumah tangga, dan survei bisnis Tankan kuartal pertama akan menjadi fokus. Sentimen di kalangan produsen utama diperkirakan sedikit memburuk.
Bank sentral Australia (RBA) diharapkan mempertahankan suku bunga stabil, dengan kemungkinan pemotongan di bulan Mei setelah pengurangan pertama dalam empat tahun terakhir bulan lalu. Data penting lainnya mencakup penjualan ritel Australia, perdagangan luar negeri, dan izin bangunan awal.
Data Mingguan Perdagangan Emas (24 – 28 Maret 2025)
Open : 3,023.11 High : 3,086.81 Low : 3,002.29 Close : 3,082.50 Range : 84.52
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 3.028 | R1 3.112 |
S2 2.973 | R2 3.142 |
S3 2.943 | R3 3.197 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Crude Oil (24 – 28 Maret 2025)
Open : 68,28 High : 70,18 Low : 67,93 Close : 69,15 Range : 2,25
OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 67,99 | R1 70,24 |
S2 66,84 | R2 71,34 |
S3 65,74 | R3 72,49 |
Oil Outlook : Bearish