Dollar AS Melemah Setelah Komentar Powell

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar melemah pada hari Selasa dalam perdagangan tipis dan tidak stabil setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan nada yang cukup dovish dalam komentarnya, menyarankan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan memulai siklus pelonggaran pada akhir tahun ini.

Dalam konferensi kebijakan moneter di Portugal, Powell mengatakan ekonomi AS telah mencapai kemajuan signifikan dalam mengatasi inflasi dan kembali ke jalur disinflasi. Komentarnya dianggap dovish oleh para analis.

Komentar Powell mengesampingkan data yang menunjukkan pembukaan lapangan kerja AS meningkat pada bulan Mei setelah penurunan besar dalam dua bulan sebelumnya. Pembukaan lapangan kerja, sebagai ukuran permintaan tenaga kerja, naik 221.000 menjadi 8,140 juta pada akhir Mei, menurut laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS). Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ada 7,910 juta pembukaan lapangan kerja pada bulan Mei. Data untuk bulan April direvisi turun menjadi 7,919 juta posisi yang belum terisi, dibandingkan dengan laporan sebelumnya sebanyak 8,059 juta.

Setelah laporan JOLTS dan komentar Powell, Fed Fund Futures memproyeksikan peluang 69% untuk pemotongan suku bunga pada bulan September, naik dari sekitar 63% pada hari Senin, menurut perhitungan LSEG. Pasar juga memperkirakan satu hingga dua pemotongan suku bunga pada tahun 2024.

Pada perdagangan sore, indeks dolar, yang mengukur unit AS terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,1% menjadi 105,71. Dolar baru-baru ini didukung oleh kenaikan imbal hasil Treasury yang terus-menerus. Imbal hasil Treasury 10-tahun naik hampir 14 basis poin (bps) menjadi 4,479% semalam, dengan analis mengaitkan kenaikan tersebut dengan ekspektasi bahwa Donald Trump akan memenangkan pemilihan presiden AS, yang pada gilirannya akan mengarah pada tarif yang lebih tinggi dan peningkatan pinjaman pemerintah. Pada hari Selasa, imbal hasil obligasi 10-tahun turun 4,3 bps menjadi 4,435%.

Terhadap yen, dolar stabil di 161,48. Dolar mencapai 161,745 sebelumnya pada hari Selasa, tertinggi dalam hampir 38 tahun, terutama didorong oleh kesenjangan suku bunga yang lebar antara AS dan Jepang. Menteri Keuangan Jepang mengatakan pada hari Selasa bahwa otoritas waspada terhadap pergerakan tajam pasar mata uang, tetapi tidak memberikan peringatan intervensi yang jelas. Terhadap euro, yen menyentuh level terendah sepanjang masa di 173,67 pada hari Senin dan hanya sedikit di bawah level tersebut pada hari Selasa, sementara terhadap dolar Australia, yen mendekati level terendah dalam 33 tahun karena perdagangan carry tetap menarik.

Euro stabil terhadap dolar pada $1,0741, menunjukkan sedikit reaksi terhadap komentar Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde pada hari Selasa, yang berada di forum kebijakan moneter yang sama dengan Powell. Lagarde mengatakan zona euro “sangat maju” dalam jalur disinflasi tetapi masih ada “tanda tanya” tentang prospek pertumbuhan ekonomi.

Inflasi zona euro menurun bulan lalu tetapi komponen layanan yang krusial tetap tinggi, memicu kekhawatiran bahwa tekanan inflasi domestik masih tetap tinggi. Pasar kini menantikan putaran kedua pemilihan Prancis pada akhir pekan ini.

Dalam mata uang lainnya, sterling naik 0,3% terhadap dolar menjadi $1,2683, tetapi tidak jauh dari level terendah sekitar dua bulan yang dicapai minggu lalu. Dolar Australia naik 0,1% menjadi US$0,6668, dengan pedagang menimbang notulen bank sentral, yang menunjukkan banyak diskusi tentang apakah kebijakan sudah cukup ketat untuk memastikan inflasi melambat seperti yang diinginkan.

Dari sektor komoditas, harga emas turun pada hari Selasa karena imbal hasil Treasury tetap kuat, sementara investor mencerna komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan menantikan data pekerjaan AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk lebih banyak sinyal tentang pemotongan suku bunga AS. Harga emas spot turun 0,3% menjadi $2,324.88 per ons pada 14:01 (1801 GMT). Kontrak emas berjangka AS ditutup 0,2% lebih rendah pada $2,333.40.

Komoditas lainnya, minyak mentah berjangka WTI AS turun sekitar 0,7% menjadi $82,81 per barel pada hari Selasa, mundur dari level tertinggi dua bulan sesi sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena kekhawatiran akan gangguan pasokan dari Badai Beryl mereda di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Para trader tidak terlalu khawatir tentang masalah pasokan setelah perkiraan terbaru menunjukkan bahwa Badai Beryl tidak mungkin secara signifikan mempengaruhi produksi minyak lepas pantai.

Prospek Harga Emas Hari Rabu (03/7)

Belum ada perubahan trend yang berarti, harga emas masih terjebak di antara support 2319 dan resistance 2340. Saat ini harga kembali bergerak di atas SMA 50, memungkinkan harga untuk menguji kembali resistance 2340. Namun, selama resistance tersebut bertahan, potensi koreksi menuju area 2319-2310 masih bisa terjadi.

Data Perdagangan pada hari Selasa (02/7)

Open: 2,331.50    High: 2,336.66   Low: 2,318.98    Close: 2,329.24  Range: $17.68

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,340   R2  2,350   R3 2,365

S1  2,319    S2  2.310     S3 2,301

OPEN POSITION BUY
Price Level 2,319
Profit Target Level 2,335
Stop Loss Level 2,310
OPEN POSITION SELL
Price Level 2,340
Profit Target Level 2,325
Stop Loss Level 2,350

Prospek Harga Minyak Hari Rabu (03/7)

US OIL terkoreksi setelah tertahan di resistance 84.45, dengan indikator RSI yang sempat menyentuh area overbought di 70. Meski begitu, trend tetap bullish dan harga masih bertahan di atas support 82.53. Selama support bertahan, kenaikan untuk kembali menguji area resistance 84.45 masih bisa terjadi.

Data perdagangan pada hari Selasa (02/7)

Open: 83.42   High: 84.36   Low: 82.71  Close: 83.02  Range:  $1.65

OIL INTRADAY AREA

R1   84.45   R2 85.54  R3 86.54

S1  82.53     S2 81.45    S3 80.19

OPEN POSITION BUY
Price Level 82.53
Profit Target Level 84.30
Stop Loss Level 81.40
OPEN POSITION SELL
Price Level 84.30
Profit Target Level 83.00
Stop Loss Level 85.55
image-artikel