Peluang Trading di pair XAU/USD Menjelang Data NFP AS

Trading Opportunity Pair (TOP)

Market Summary

Harga emas menguat pada hari Jumat dan diperkirakan akan mencatatkan kenaikan mingguan kedua berturut-turut, sementara para pedagang menunggu data ketenagakerjaan AS untuk menilai kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.

Spot emas naik 0,3% menjadi $2.363,25 per ons pada pukul 07.09 GMT dan naik lebih dari 1% sepanjang minggu. Kontrak berjangka emas AS <GCcv1> meningkat 0,1% menjadi $2.372,30.

Data ekonomi pada hari Rabu, termasuk laporan sektor jasa dan ketenagakerjaan ADP yang lemah, menunjukkan perlambatan ekonomi AS. Laporan terpisah menunjukkan peningkatan dalam aplikasi awal untuk tunjangan pengangguran di AS minggu lalu.

Trader saat ini memperkirakan sekitar 73% kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas yang tidak menghasilkan bunga.

Emas mendapat manfaat dari permintaan yang meningkat akibat faktor geopolitik dan makro yang lebih luas. Konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Ukraina, serta meningkatnya risiko kepresidenan Trump, masih menjadi faktor yang mendorong investor yang cemas untuk menyimpan kekayaan mereka dalam bentuk emas.

Perluasan blok perdagangan BRICS dan tujuannya untuk mendesak de-dolarisasi perdagangan global juga meningkatkan permintaan untuk emas, yang dipandang sebagai pengganti paling realistis bagi negara-negara yang dilarang mengakses pasar yang didenominasi dalam dolar karena sanksi.

Namun, risiko politik yang menurun di Eropa, meskipun ada pergeseran yang signifikan ke sayap kanan, kemungkinan besar tetap berada di tangan koalisi moderat.

Permintaan tinggi dari bank sentral, yang menyumbang sekitar seperempat pasar emas, mungkin juga mereda. Sebagian besar pembelian didorong oleh bank sentral Asia yang menggunakan emas sebagai lindung nilai untuk mendukung mata uang domestik mereka yang terdepresiasi terhadap dolar AS ketika menguat pada musim semi, setelah The Fed harus merevisi ekspektasi untuk normalisasi kebijakan.

Analis di NAB memperkirakan harga emas rata-rata akan berada di sekitar $2.200 per ons pada tahun 2024 sebelum turun ke $2.050 pada tahun 2025. “Permintaan emas pada awal 2024 didukung oleh pembelian bank sentral – dengan prioritas utama institusi-institusi ini tampaknya adalah diversifikasi aset dalam cadangan mereka,” kata NAB dalam sebuah riset-nya.

Fokus berikutnya adalah data ketenagakerjaan AS bulan Juni yang akan dirilis nanti malam. Ada tiga data yang perlu diperhatikan, diantaranya; Average Hourly Earnings, yang diperkirakan naik 0.3%, sedikit melambat jika dibandingkan kenaikan 0.4% di bulan Mei. Kemudian, Non-Farm Employment Change (NFP), yang diperkirakan tumbuh 191 ribu, juga melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan 272 ribu di bulan sebelumnya. Terakhir, Unemployment Rate, yang diperkirakan tetap berada di 4.0%.

Jika data pekerjaan meleset dari perkiraan ke sisi yang lebih rendah, kemungkinan investor akan semakin mempertimbangkan penurunan suku bunga dari The Fed pada bulan September, yang dapat mendorong emas mendekati level $2.400. Sebaliknya, jika ternyata data tersebut lebih baik dari perkiraan, maka ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bisa berkurang dan kemungkinan akan melemahkan harga emas.

Analisis Teknikal

Dari perspektif teknikal, analisis dari Trading Central menunjukkan bahwa harga emas cenderung bullish, dengan level pivot berada di 2354. Selama harga bergerak di atas level ini, arah naik selanjutnya adalah menuju 2374-2387.

Sebagai alternatif skenario, Trading Central juga memperkirakan bahwa jika harga kembali turun di bawah 2354, tren akan berbalik menjadi bearish, dengan potensi penurunan lebih lanjut menguji support di kisaran 2347-2342.

Resistance 1: 2.374, Resistance 2: 2.380, Resistance 3: 2.387.

Support 1: 2.354, Support 2: 2.347, Support 3: 2.342.

image-artikel