Peluang Trading di Pair GBP/USD Setelah Data Inflasi Inggris, Fokus ke The Fed

Trading Opportunity Pair (TOP)

Market Summary

Pound Inggris mencapai level tertinggi satu tahun sebesar $1.3032 setelah data pada hari Rabu menunjukkan inflasi Inggris naik sedikit lebih dari yang diharapkan. Para analis melihat bahwa penembusa resistance tersebut membuka peluang kenaikan lebih lanjut, menurut para analis.

Pound Sterling naik setelah rilis data inflasi Inggris untuk bulan Juni, yang menunjukkan kekuatan berkelanjutan dalam inflasi sektor jasa meskipun tingkat utama tetap pada target 2,0% Bank of England (BoE).

Bacaan kedua berturut-turut sebesar 2,0% y/y dalam inflasi CPI biasanya akan cukup untuk mendorong Bank of England untuk menurunkan suku bunga, mengurangi keuntungan imbal hasil yang telah menguntungkan Pound selama sebagian besar tahun 2024. Namun, detailnya menunjukkan tekanan inflasi yang kuat di sektor jasa yang dominan dalam ekonomi Inggris, yang membuat para ekonom memperingatkan bahwa inflasi akan mulai naik lagi.

Peluang pemotongan suku bunga BoE pada bulan Agustus sekarang menurun menjadi sekitar 25% dari 50% sebelum rilis inflasi.

Jalur pemotongan suku bunga yang lebih lambat di bulan-bulan berikutnya juga diperkirakan. Perkembangan ini mendukung Pound, yang akan mendapat manfaat karena modal global dialihkan ke aset dengan imbal hasil tinggi di Inggris.

Data Inggris ini datang beberapa hari setelah AS melaporkan angka inflasi di bawah konsensus, yang membuat para analis meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan September, dan mungkin sekali lagi pada tahun 2024. Pembentukan ekspektasi untuk pemotongan suku bunga September di The Fed telah membebani Dolar secara luas, dan membuka peluang kenaikan oleh GBP/USD.

Dari sisi AS, tidak ada data ekonomi penting yang dirilis hari ini. Investor akan fokus pada pernyataan dari para pejabat The Fed yang akan tampil di hadapan publik malam nanti. Ada dua pejabat The Fed yang akan menyampaikan pidatonya, yaitu Thomas Barkin dan Christopher Waller. Lewat pernnyataan mereka, pasa akan mencermati arah kebijakan moneter di masa mendatang.

Sebelumnya, Ketua Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral tidak perlu menunggu inflasi mencapai 2% sebelum memotong suku bunga. Dia mengutip data inflasi terbaru yang positif yang menunjukkan tekanan harga mereda dan menekankan perlunya tanda-tanda yang lebih kuat dari pergerakan berkelanjutan menuju target 2%, daripada menunggu hingga benar-benar mencapai target tersebut. Nada yang sama juga disampaikan oleh anggota The Fed lainnya, Adriana Kugler yang mengatakan data terbaru menunjukkan inflasi kembali ke target 2% bank sentral. Komentar tersebut dipandang sebagai komentar yang dovish, yang meningkatka ekspektasi pemangkasan suku bunga di September. Investor memperkirakan pemotongan setidaknya 25 basis poin (bps) pada pertemuan bank sentral AS bulan September, menurut Alat FedWatch CME.

Jika Barkin dan Waller menggaungkan pernyataan yang sama, seperti yang disampaikan Powell dan Kugler, maka hal ini bisa kembali melemahkan dollar AS dan menjadi sentiment positif buat mata uang pound Inggris.

Analisis Teknikal

Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa tren GBP/USD masih bullish pada time frame H4 ini, dengan level pivot di 1.2990. Selama harga bertahan di atas level support tersebut, kenaikan GBP/USD bisa berlanjut, dengan target menguji resistance di kisaran 1.3050-1.3100.

Sebagai skenario alternatif, Trading Central juga mencatat bahwa jika harga turun di bawah 1.2990, tren akan berbalik menjadi bearish, dengan potensi penurunan lanjutan menuju 1.2965-1.2940.

Resistance 1: 1.3050, Resistance 2: 1.3080, Resistance 3: 1.3100.

Support 1: 1.2990, Support 2: 1.2965, Support 3: 1.2940.

image-artikel