Peluang Trading di Pair USD/JPY di Tengah Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga BoJ

Trading Opportunity Pair (TOP)

Market Summary

Pasar dunia menunjukkan stabilitas pada hari Selasa, dengan investor mengalihkan fokus mereka ke data ekonomi setelah keluarnya Joe Biden dari pemilihan presiden AS. Langkah Biden ini telah menimbulkan keraguan mengenai kemenangan Partai Republik di bawah kepemimpinan Donald Trump. Hal ini dapat menyebabkan investor berhati-hati dalam perdagangan, karena kemenangan tersebut diperkirakan akan menambah tekanan fiskal dan inflasi di AS. Sementara itu, Wakil Presiden Kamala Harris akan berkampanye di negara bagian Wisconsin pada hari Selasa sebagai calon dari Partai Demokrat.

Dolar AS, yang mengalami penguatan pada hari Senin, tetap stabil terhadap sejumlah mata uang pada hari Selasa. Di sisi lain, Yen Jepang terapresiasi menuju 156 per dolar, naik untuk sesi kedua berturut-turut. Ini terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan minggu depan. Pejabat senior partai yang berkuasa, Toshimitsu Motegi, mendesak BOJ untuk lebih jelas mengkomunikasikan rencananya untuk menormalisasi kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga yang stabil. Ia menambahkan bahwa penurunan yen yang berlebihan berdampak negatif terhadap perekonomian. Perdana Menteri Fumio Kishida juga menyatakan bahwa normalisasi kebijakan moneter bank sentral akan mendukung transisi Jepang menuju perekonomian yang didorong oleh pertumbuhan.

Yen telah menguat sekitar 2% selama dua minggu terakhir karena dugaan intervensi pemerintah. Data dari BOJ menunjukkan bahwa pihak berwenang mungkin telah membeli hampir 6 triliun yen pada 11-12 Juli melalui intervensi. Data juga menunjukkan bahwa Jepang menjual sekitar $22 miliar obligasi AS pada bulan Mei untuk mengumpulkan dolar guna mendukung operasi di pasar valuta asing.

Fokus pasar selanjutnya masih tetap pada kebijakan bank sentral. Pasar telah memperkirakan dua kali penurunan suku bunga AS tahun ini, yang pertama pada bulan September. Namun, ekspektasi tersebut dapat berubah oleh data pertumbuhan dan harga konsumen yang akan dirilis pada minggu ini.

Produk domestik bruto (PDB) AS diperkirakan akan menunjukkan peningkatan pertumbuhan hingga 2% secara tahunan pada kuartal kedua. Indikator GDPNow dari Fed Atlanta yang diawasi ketat menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,7%, menunjukkan beberapa risiko ke arah positif. Data ekonomi AS lainnya, indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, diperkirakan naik 0,1% pada bulan Juni, menurunkan laju inflasi tahunan menjadi 2,5%.

Analisis Teknikal

Menurut analisis Trading Central, pair USD/JPY masih cenderung bearish, dengan level pivot berada di 156.60. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, USD/JPY cenderung turun untuk menguji support di kisaran 155.45-154.50.

Sebagai alternatif, jika harga bergerak naik di atas 156.60, maka arah selanjutnya adalah bullish, dengan potensi kenaikan menuju resistance di kisaran 156.90-157.15.

Resistance 1: 156.60, Resistance 2: 156.90, Resistance 3: 157.15.

Support 1: 155.45, Support 2: 155.10, Support 3: 154.50.

image-artikel