Peluang Trading di US OIL Menjelang Data Inflasi AS

Trading Opportunity Pair (TOP)

Market Summary

Harga minyak stabil pada hari Selasa setelah naik selama lima sesi berturut-turut, karena pasar kembali fokus pada kekhawatiran terhadap permintaan setelah OPEC pada hari Senin memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan untuk tahun 2024 akibat ekspektasi yang lebih lemah di Tiongkok.

Futures minyak mentah Brent turun 30 sen, atau 0,36%, menjadi $82,00 per barel pada pukul 08:20 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 29 sen, atau 0,36%, menjadi $79,77 per barel. Pada hari Senin, Brent naik lebih dari 3% sementara futures minyak mentah AS naik lebih dari 4% karena ekspektasi meningkatnya konflik di Timur Tengah yang dapat memperketat pasokan minyak mentah global.

Pemangkasan perkiraan permintaan 2024 dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyoroti dilema yang dihadapi oleh kelompok OPEC+ yang lebih luas saat mereka berupaya meningkatkan produksi mulai Oktober.

“Setiap cerminan risiko ekonomi yang lebih tinggi dapat membebani harga minyak, pada saat OPEC+ telah memangkas perkiraan permintaan 2024 mereka dan bersiap untuk mengurangi pemotongan produksi mulai Oktober, yang mungkin menunjukkan pasar minyak yang tidak terlalu ketat ke depannya,” menurut Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.

Namun, dia menambahkan bahwa investor tetap waspada terhadap ketegangan geopolitik terbaru. Konflik di Timur Tengah telah meningkat, dengan AS mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan serangan signifikan oleh Iran atau proksinya di wilayah tersebut pada minggu ini, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, pada hari Senin.

Setiap serangan dapat memperketat akses ke pasokan minyak mentah global dan mendorong harga. Serangan juga bisa menyebabkan Amerika Serikat memberlakukan embargo pada ekspor minyak mentah Iran, yang berpotensi memengaruhi pasokan sebesar 1,5 juta barel per hari, kata para analis.

Hal ini menyusul angka-angka yang lebih lemah dari perkiraan untuk paruh pertama tahun ini dan ekspektasi yang lebih rendah untuk pertumbuhan permintaan minyak di Tiongkok, khususnya.

“Jika serangan balasan Iran terjadi dalam lingkup yang disebut sebagai respon yang seimbang, dan situasi makroekonomi mengecewakan, maka mempertahankan harga Brent di level $80 bisa menjadi tantangan,” menurut kepala riset di Onyx Capital Group.

Fokus selanjutnya akan tertuju pada laporan indeks harga konsumen AS pada hari Rabu yang akan memberikan pembacaan penting tentang inflasi.

Analisis Teknikal

Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US OIL masih bullish, dengan level pivot di 78.75. Selama harga bergerak di atas level tersebut, arah selanjutnya akan naik menguji resistance di 80.15, sebelum melanjutkan kenaikan menuju 80.90-81.75.

Sebagai skenario alternatif, Trading Central juga mengamati bahwa jika harga turun di bawah 78.75, maka arah selanjutnya akan menurun menguji support di 78.00-77.10.

Resistance 1: 80.15, Resistance 2: 80.90, Resistance 3: 81.75

Support 1: 78.75, Support 2: 78.00, Support 3: 77.10

image-artikel