Dolar AS Tertekan di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar AS turun ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir, sementara yen Jepang naik ke level tertinggi lebih dari seminggu terakhir. Para pelaku pasar menantikan pernyataan dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, minggu ini yang diperkirakan akan mengindikasikan bahwa bank sentral AS akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September.

Pidato Powell di Jackson Hole pada hari Jumat menjadi sorotan utama, terutama apakah dia akan memberikan sinyal bahwa Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin. Peluang pemotongan yang lebih besar telah menurun sejak data pekan lalu menunjukkan inflasi perumahan yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Juli, serta laporan penjualan ritel yang kuat.

Fokus lain adalah apakah Powell akan mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga akan terus dilakukan di setiap pertemuan selanjutnya. Namun, pasar mungkin terlalu melebih-lebihkan seberapa cepat dan sejauh mana Fed akan bertindak.

Eugene Epstein, kepala strukturisasi untuk Amerika Utara di Moneycorp, mengatakan, “Saya pikir kita masih berada pada titik di mana pemotongan pada bulan September dapat dibenarkan. Di satu sisi, akan terasa berlebihan jika Fed menjadi salah satu bank sentral terakhir yang memulai siklus penurunan suku bunga, tetapi kemudian langsung memotong 50 basis poin dan terus memotong di setiap pertemuan setelahnya.”

Powell mungkin juga enggan berkomitmen pada detail apapun minggu ini, mengingat data inflasi dan pekerjaan untuk bulan Agustus masih akan dirilis sebelum pertemuan Fed pada bulan September. Saat ini, para trader memperkirakan peluang 23% untuk pemotongan sebesar 50 basis poin, turun dari 50% seminggu yang lalu, sementara peluang pemotongan sebesar 25 basis poin memiliki peluang 77%.

Pada awal Agustus, para trader memperkirakan pemotongan suku bunga yang cepat setelah kenaikan tak terduga dalam tingkat pengangguran bulan Juli memicu kekhawatiran tentang kemungkinan resesi. Selain itu, penyesuaian besar-besaran dari carry trade dollar/yen yang populer—di mana para trader meminjam yen dengan suku bunga rendah dan membeli aset AS dengan imbal hasil lebih tinggi—juga mengganggu pasar saham dan menyebabkan penyesuaian tajam dalam ekspektasi suku bunga.

Neel Kashkari, Presiden Fed Minneapolis, mengatakan bahwa sangat tepat untuk membahas kemungkinan pemotongan suku bunga AS pada bulan September karena meningkatnya kemungkinan melemahnya pasar tenaga kerja. Sementara itu, Mary Daly, Presiden Federal Reserve San Francisco, mengatakan bahwa sudah waktunya mempertimbangkan penyesuaian suku bunga dari kisaran saat ini di 5,25% hingga 5,5%.

Pada hari Rabu, data yang menunjukkan revisi atas data pekerjaan pemerintah untuk periode April 2023 hingga Maret 2024 bisa mempengaruhi pernyataan Powell pada hari Jumat. Quincy Krosby, Kepala Strategi Global di LPL Financial, mencatat bahwa jika laporan tersebut menunjukkan jumlah pekerjaan yang jauh lebih kecil dari yang diumumkan sebelumnya, kekhawatiran Powell mungkin akan semakin diperjelas dalam komentarnya.

Indeks dolar terakhir turun 0,56% menjadi 101,89, sementara euro naik 0,47% menjadi $1,108, tertinggi sejak 28 Desember. Dolar melemah 0,62% menjadi 146,66 yen Jepang setelah sebelumnya mencapai 145,20, terendah sejak 7 Agustus.

Di pasar komoditas, harga minyak turun karena kekhawatiran tentang permintaan dari China terus menekan sentimen. Sementara itu, emas turun sedikit dari puncak tertingginya, dan bursa saham di Wall Street terus mencatatkan kenaikan. Dow Jones Industrial Average naik 0,58%, S&P 500 naik 0,97%, dan Nasdaq Composite naik 1,39%. Indeks saham global MSCI juga melonjak sekitar 1%.

Prospek Harga Emas Hari Selasa (20/8)

Sempat terkoreksi, namun harga emas masih mampu bertahan di atas support-nya di kisaran 2.480. Dengan begitu, belum ada perubahan trend, di mana potensi bullish emas masih terjadaga, dengan resistance terdekat saat ini berada di 2.509. Penembusan resistance tersebut bisa membuka potensi kenaikan lanjutan menguji Fibonacci extension di kisaran 2.532.

Data Perdagangan pada hari Senin (19/8)

Open: 2,508.53    High: 2,509.86   Low: 2,485.58    Close: 2,504.11  Range: $24.28

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,509  R2  2,532   R3 2,565

S1  2,480    S2  2,462     S3 2,433

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.480
Profit Target Level 2.525
Stop Loss Level 2.460
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.532
Profit Target Level 2.500
Stop Loss Level 2.565

Prospek Harga Minyak Hari Selasa (20/8)

Pergerakan US OIL mengalami tren penurunan yang cukup signifikan. Harga saat ini berada di bawah beberapa level support sebelumnya di sekitar $74.51, yang kini berfungsi sebagai resistance terdekat, serta di bawah moving average, yang menunjukkan momentum bearish. Indikator RSI berada dalam kondisi oversold di sekitar level 27,9437, yang dapat mengindikasikan potensi rebound dalam jangka pendek. Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga tetap tertahan di bawah $74.51, kemungkinan besar harga akan menguji level support berikutnya di sekitar $72.95 atau bahkan turun lebih jauh menuju $72.20 dan $71.66.

Data perdagangan pada hari Senin(19/8)

Open: 75.46   High: 75.70   Low: 73.44  Close: 73.79  Range:  $2.26

OIL INTRADAY AREA

R1   74.51   R2 75.35  R3 76.50

S1  72.95     S2 72.20    S3 71.66

OPEN POSITION BUY
Price Level 72.20
Profit Target Level 73.00
Stop Loss Level 71.60
OPEN POSITION SELL
Price Level 74.50
Profit Target Level 73.00
Stop Loss Level 75.40
image-artikel