Dolar AS Melemah, Swiss Franc Menguat Setelah SNB Pangkas Suku Bunga

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar melemah dalam perdagangan yang berfluktuasi pada Kamis setelah dorongan dari data ekonomi AS yang positif memudar, sementara franc Swiss menguat setelah bank sentral negara tersebut memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Dolar AS mulai mengurangi penurunan setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun sebesar 4.000 menjadi 218.000, terendah dalam empat bulan, di bawah perkiraan 225.000 yang diprediksi oleh ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Laporan lainnya menunjukkan bahwa laba perusahaan meningkat dengan laju yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal kedua, sementara produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 3% tanpa revisi. Pesanan baru untuk barang modal yang diproduksi di AS secara tak terduga naik pada bulan Agustus, meskipun pengeluaran bisnis untuk peralatan tampaknya menurun pada kuartal ketiga.

Indeks dolar, yang mengukur nilai greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,42% menjadi 100,52, menuju penurunan keenam dalam tujuh sesi, setelah sempat naik hingga 100,95 di awal hari. Euro naik 0,41% menjadi $1,1178.

Federal Reserve baru-baru ini mengalihkan fokus dari inflasi ke upaya menjaga kesehatan pasar tenaga kerja, tetapi pekan lalu memotong suku bunga sebesar 50 basis poin, lebih besar dari biasanya. Pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Fed 6-7 November mendatang, dengan peluang 51,3% untuk pemotongan 50 basis poin yang lebih besar.

Terhadap franc Swiss, dolar melemah 0,55% menjadi 0,846 setelah Swiss National Bank (SNB) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, mengikuti langkah yang diambil oleh Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa, serta membuka peluang untuk pemotongan lebih lanjut seiring inflasi yang mereda. Langkah ini mengecewakan sebagian pihak yang mengharapkan pemotongan lebih besar setelah keputusan Fed pekan lalu.

Beberapa pejabat bank sentral AS berbicara pada Kamis, namun sebagian, termasuk Ketua Fed Jerome Powell, tidak memberikan komentar terkait kebijakan moneter. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan data pasar tenaga kerja dan inflasi menunjukkan ekonomi AS berada di jalur “soft landing,” namun langkah terakhir dalam upaya mengendalikan inflasi adalah menurunkan biaya perumahan.

Yen Jepang menguat 0,1% terhadap dolar menjadi 144,6 per dolar. Pembuat kebijakan Bank of Japan terbagi terkait seberapa cepat bank sentral harus menaikkan suku bunga lebih lanjut, menurut risalah pertemuan bulan Juli, menyoroti ketidakpastian mengenai waktu kenaikan suku bunga berikutnya. Pound sterling naik 0,71% menjadi $1,3417, berada di jalur untuk mencatat kenaikan harian terbesar dalam sebulan.

Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 260,36 poin atau 0,62% menjadi 42.175,11, S&P 500 naik 23,11 poin atau 0,40% menjadi 5.745,37, dan Nasdaq Composite naik 108,09 poin atau 0,60% menjadi 18.190,29.

Di pasar komoditas, perak spot naik 0,6% menjadi $32,03 per ons pada Kamis sore, setelah mencapai level tertinggi sejak Desember 2012 di $32,71. Emas spot naik 0,5% menjadi $2.670,52 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi $2.685,42 sebelumnya.

Minyak mentah AS turun $2,02 menjadi $67,67 per barel, sementara Brent turun $1,86 menjadi $71,60. Arab Saudi dilaporkan bersiap meninggalkan target harga tidak resmi sebesar $100 per barel untuk minyak mentah karena mereka bersiap untuk meningkatkan produksi.

Prospek Harga Emas Hari Jumat (27/9)

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren naik yang cukup kuat, terlihat dari pergerakan harga yang konsisten di atas garis moving average 50. Harga saat ini berada di sekitar level resistance pertama (R1) di kisaran 2686 setelah berhasil menembus level pivot di kisaran 2671.  Jika harga berhasil menembus resistance R1, target berikutnya berada di level resistance R2 pada 2701 dan kemudian resistance R3 di 2717.

Sebaliknya, jika harga mengalami koreksi, support pertama (S1) di 2656 akan menjadi area penting untuk menguji kekuatan support. Penurunan lebih lanjut akan membawa harga ke S2 di 2640 dan S3 di 2625.

Indikator RSI (14) menunjukkan kondisi mendekati overbought dengan nilai 68,04, mengindikasikan potensi adanya koreksi atau konsolidasi dalam waktu dekat sebelum melanjutkan tren naik. Namun, selama harga tetap di atas moving average dan support pivot, bias bullish tetap dominan.

Data Perdagangan pada hari Kamis (26/9)

Open: 2,656.61    High: 2,685.53   Low: 2,654.69    Close: 2,672.05  Range: 30.84

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,687  R2  2,701   R3 2,717

S1  2,656    S2  2,640     S3 2,625

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.656
Profit Target Level 2.670
Stop Loss Level 2.640
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.700
Profit Target Level 2.690
Stop Loss Level 2.718

Prospek Harga Minyak Hari Jumat (27/9)

Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan tren bearish yang kuat, dengan harga bergerak di bawah level resistance kunci di 68,51 dan saat ini mendekati support di 66.85. Moving average 50 menandakan tekanan jual yang konsisten, karena harga tetap di bawahnya, yang mengindikasikan bahwa tren penurunan dapat berlanjut dalam jangka pendek.

Jika harga menembus level support  tersebut , ada potensi pergerakan turun lebih lanjut menuju level support berikutnya di 66,30, dengan target selanjutnya berada di 65,54. Sebaliknya, jika terjadi rebound, harga perlu menembus resistance di 68,51 untuk membuka jalan menuju level resistance yang lebih tinggi di 69,20 dan 70,00.

RSI (14) saat ini berada di level 27,36, yang menandakan bahwa pasar berada dalam kondisi oversold, sehingga mungkin ada potensi rebound jangka pendek.

Data perdagangan pada hari Kamis (26/9)

Open: 69.87  High: 69.97   Low: 66.92  Close: 67.45  Range:  3.05

OIL INTRADAY AREA

R1   68.51  R2 69.20  R3 70.00

S1  66.85    S2 66.30    S3 65.54

OPEN POSITION BUY
Price Level 66.85
Profit Target Level 67.80
Stop Loss Level 66.30
OPEN POSITION SELL
Price Level 68.51
Profit Target Level 67.00
Stop Loss Level 69.20
image-artikel