Dolar Masih Kokoh, Fokus ke FOMC Meeting Minutes dan Data Inflasi AS

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar AS bertahan kuat pada hari Selasa, bergerak mendekati level tertinggi tujuh minggu yang dicapai minggu lalu. Para investor terus mencermati prospek pemangkasan suku bunga AS lebih lanjut, sementara kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah serta pelemahan ekonomi China memberikan dukungan bagi mata uang tersebut.

Data ekonomi AS relatif ringan pekan ini. Investor akan mencari petunjuk perdagangan dari risalah rapat Federal Reserve bulan September yang akan dirilis pada hari Rabu, di mana hampir seluruh pejabat sepakat untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Selain itu, laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk bulan September yang dirilis pada hari Kamis juga menjadi fokus pasar.

Pada hari Jumat lalu, banyak investor yang memegang posisi short terhadap dolar, sehingga sebelum data CPI keluar, kehati-hatian dan kesabaran menjadi tema dominan di pasar. Sementara itu, euro melemah 0,03% ke level $1,0971, masih dekat dengan level terendah tujuh minggu di $1,09515 yang dicapai pada hari Jumat. Poundsterling sedikit menguat 0,02% ke $1,3085 setelah sempat menyentuh level terendah tiga minggu di $1,30595 pada hari Senin.

Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dari Federal Reserve tahun ini mengalami pergeseran. Laporan pekerjaan yang kuat pekan lalu memberikan dukungan terhadap pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell, bahwa bank sentral akan tetap melakukan penurunan suku bunga sebesar seperempat persen pada setiap kali pemangkasan, setelah memulai siklus pelonggaran dengan pemangkasan besar pada bulan September.

Presiden Federal Reserve New York, John Williams, yang merupakan anggota voting tetap di Komite Penetapan Suku Bunga, menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga bulan September tidak bisa dijadikan patokan untuk kebijakan di masa depan. Pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 87% untuk pemangkasan 25 basis poin pada bulan November, berdasarkan alat CME FedWatch, dengan sebagian investor bahkan memprediksi tidak ada pemangkasan sama sekali. Total pemangkasan yang diharapkan hingga Desember turun menjadi 50 basis poin dari sebelumnya lebih dari 70 basis poin seminggu sebelumnya.

Hal ini mendorong penguatan dolar terhadap mata uang utama seperti euro, poundsterling, dan yen. Yen Jepang sempat mendapatkan dukungan sebagai aset safe-haven karena meningkatnya kekhawatiran geopolitik, namun kemudian melemah sehingga dolar/yen ditutup 0,06% lebih tinggi di level 148,27. Pada hari Senin, pasangan mata uang ini sempat mencapai level tertinggi tujuh minggu di 149,10 di tengah kekhawatiran Bank of Japan akan segera menaikkan suku bunga.

Di Timur Tengah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan dua penerus pemimpin Hezbollah yang terbunuh sebelumnya. Pengumuman ini muncul beberapa jam setelah wakil pemimpin Hezbollah membuka peluang gencatan senjata yang dapat dinegosiasikan.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,06% menjadi 102,54. Jika laporan CPI Kamis nanti menunjukkan data yang lebih lunak, hal ini bisa menenangkan kekhawatiran pejabat dovish The Fed dan mencegah dolar AS masuk ke fase konsolidasi bullish jangka menengah terhadap mayoritas mata uang utama. Namun, jika tidak, ekspektasi tidak adanya pemangkasan di bulan November dapat menguat, yang berpotensi mendorong imbal hasil lebih tinggi, memperkuat dolar AS, melemahkan mata uang lainnya, dan memberikan tekanan negatif pada valuasi ekuitas.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun tetap di atas 4%, setelah menyentuh level tersebut pada hari Senin untuk pertama kalinya dalam dua bulan, seiring dengan berkurangnya taruhan pada pemangkasan suku bunga besar.

Sementara itu, yuan China turun ke level 7,0648 per dolar, meski pasar saham China sempat dibuka dengan kuat setelah libur panjang selama seminggu, namun berakhir di bawah level tertinggi karena kurangnya detail stimulus yang mengikis optimisme pasar. Di Wall Street, saham-saham AS ditutup lebih tinggi, dengan indeks S&P 500 melompat lebih dari 2% berkat dorongan saham teknologi. Hal ini terjadi setelah aksi jual di hari Senin dipicu oleh kekhawatiran atas potensi perluasan konflik di Timur Tengah dan laporan pekerjaan AS yang kuat.

Di sektor komoditas, harga minyak turun tajam setelah reli sebelumnya akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dengan kekhawatiran terhadap gangguan pasokan mulai mereda. Minyak mentah AS turun 4,63% menjadi $73,57 per barel, sementara Brent juga turun 4,63% menjadi $77,18 per barel. Harga emas juga melemah lebih dari 1%, turun ke sekitar $2.615 per ons, setelah data ketenagakerjaan AS yang kuat mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih besar dari The Fed. Investor juga menantikan risalah rapat kebijakan The Fed yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Prospek Harga Emas Hari Rabu (09/10)

Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini bergerak dalam pola channel menurun yang ditandai dengan garis tren biru. Harga sempat turun mendekati level support kunci di $2605, namun menunjukkan tanda rebound. Jika rebound ini berlanjut, target terdekat berada di resistance pada $2632,00. Penembusan level ini bisa membawa harga menuju resistance berikutnya di $2650,00 dan $2665,00, yang berada di bagian atas channel.

Namun, jika tekanan jual kembali meningkat, support kunci yang perlu diperhatikan berada di $2590,00. Penembusan level tersebut bisa membuka jalan untuk penurunan lebih lanjut ke $2575,00.

Tekanan jangka pendek tetap bearish selama harga bergerak di dalam channel menurun ini, tetapi jika ada breakout dari resistance channel, potensi bullish akan kembali dominan.

Data Perdagangan pada hari Selasa (08/10)

Open: 2,642.65    High: 2,652.98   Low: 2,604.69    Close: 2,622.96  Range: 48.29

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,632  R2  2,650   R3 2,665

S1  2,605    S2  2,590     S3 2,575

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.605
Profit Target Level 2.630
Stop Loss Level 2.590
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.650
Profit Target Level 2.635
Stop Loss Level 2.665

Prospek Harga Minyak Hari Rabu (09/10)

Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada dalam tren naik setelah berhasil menembus garis tren turun (biru) yang sebelumnya menjadi resistance kuat. Setelah mencapai level tertinggi di $78.43, harga mulai mengalami koreksi dan saat ini bertahan di atas support di sekitar $72.68.

Jika harga berhasil memantul dari level ini, target selanjutnya berada di $75.02 sebagai resistance terdekat, diikuti oleh level resistance yang lebih kuat di $76.91. Level $78,43 merupakan resistance utama yang perlu diperhatikan jika momentum bullish berlanjut.

Namun, jika harga gagal bertahan di atas $72.68, koreksi lebih lanjut bisa terjadi dengan target support terdekat di $72,68. Jika tekanan jual semakin kuat, level $71,45 dan $69,77 akan menjadi area support berikutnya yang harus diperhatikan.

Indikator RSI saat ini berada di sekitar 50,08, menandakan kondisi netral, di mana pasar masih mencari arah yang lebih jelas. Secara keseluruhan, tren masih bullish selama harga tetap di atas support kritis dan garis SMA 50.

Data perdagangan pada hari Selasa (08/10)

Open: 77.31  High: 78.43   Low: 72.68  Close: 73.91  Range:  5.75

OIL INTRADAY AREA

R1   75.02  R2 76.91  R3 78.43

S1  72.68    S2 71.45   S3 69.77

OPEN POSITION BUY
Price Level 72.68
Profit Target Level 75.00
Stop Loss Level 71.40
OPEN POSITION SELL
Price Level 76.90
Profit Target Level 75.05
Stop Loss Level 78.45
image-artikel