Dolar AS Cetak Level Tertinggi 2,5 Bulan di Tengah Ekspektasi Perlambatan Pemangkasan Suku Bunga The Fed

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar AS naik ke level tertinggi dalam 2,5 bulan pada hari Selasa, melanjutkan penguatannya seiring dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju pemangkasan suku bunga. Di sisi lain, para investor bersiap menghadapi pemilihan presiden AS yang diprediksi berlangsung ketat.

Penguatan dolar telah berlangsung selama tiga minggu berturut-turut dan berada di jalur untuk meraih kenaikan ke-15 dalam 17 sesi perdagangan terakhir. Data ekonomi positif dari AS menurunkan ekspektasi terkait besaran dan kecepatan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang menyebabkan imbal hasil obligasi AS meningkat.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mencapai 4,222% pada hari Selasa, tertinggi sejak 26 Juli. Berdasarkan alat FedWatch dari CME, pasar memperkirakan peluang sebesar 89,6% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan November, sementara 10,4% lainnya memperkirakan suku bunga akan tetap stabil. Sebulan lalu, pasar sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan minimal 25 basis poin dengan kemungkinan sebesar 50,4% untuk pemangkasan 50 basis poin.

Indeks dolar, yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, termasuk yen dan euro, naik sebesar 0,12% menjadi 104,08, setelah sebelumnya mencapai 104,10, level tertinggi sejak 2 Agustus. Selama bulan ini, indeks tersebut telah menguat sekitar 3,3%, menuju bulan terkuatnya sejak April 2022. Sementara itu, pound sterling turun tipis 0,04% ke level $1,2979.

Pemilihan presiden AS yang akan datang juga berpengaruh pada pergerakan nilai tukar mata uang, terutama setelah ekspektasi pasar meningkat terkait kemungkinan kemenangan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump. Hal ini diasumsikan dapat memicu kebijakan yang berpotensi inflasi, seperti pengenaan tarif perdagangan.

Di sisi lain, euro turun 0,15% menjadi $1,0798. Sejumlah pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa menyatakan kekhawatiran bahwa inflasi dapat turun di bawah target 2%, menandakan adanya perubahan fokus setelah bertahun-tahun menghadapi kenaikan harga yang berlebihan.

Dolar AS juga menguat terhadap yen Jepang sebesar 0,17% menjadi 151,08 setelah sebelumnya mencapai 151,19, tertinggi sejak 31 Juli. Bank of Japan terus memantau risiko kenaikan harga impor seiring pelemahan yen, sementara Jepang bersiap menghadapi pemilihan umum pada 27 Oktober. Beberapa jajak pendapat terbaru menunjukkan kemungkinan koalisi yang berkuasa kehilangan mayoritas di parlemen, yang dapat memicu ketidakstabilan politik dan mempersulit Bank of Japan dalam proses penghentian kebijakan stimulus moneter yang sudah berlangsung selama beberapa dekade.

Di pasar saham, indeks acuan S&P 500 dan Dow Jones ditutup lebih rendah setelah perdagangan yang berfluktuasi, dengan saham sektor industri, material, dan utilitas mencatatkan penurunan. Namun, Nasdaq berhasil menguat seiring para investor mencerna hasil laporan keuangan dari berbagai perusahaan di AS.

Harga minyak juga mengalami kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut, didorong oleh kekhawatiran terkait ketegangan di Timur Tengah serta fokus pada ketatnya keseimbangan suplai dan permintaan global. Harga minyak Brent untuk pengiriman Desember naik 2,36% menjadi $76,04 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman November naik 2,17% menjadi $72,09 per barel.

Sementara itu, harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Harga emas spot naik 1,03% menjadi $2.747,56 per ons, dan kontrak emas berjangka AS ditutup naik 0,8% pada $2.759,8.

Prospek Harga Emas Hari Rabu (23/10)

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren naik yang signifikan, dengan harga saat ini diperdagangkan di atas pivot point di 2739.55. Harga sepertinya akan menguji resistance pertama (R1) di 2758.22, kemudian resistance kedua (R2) di 2768.49. Indikator RSI menunjukkan kondisi overbought di level 74.92, yang bisa mengindikasikan adanya potensi koreksi jangka pendek sebelum melanjutkan kenaikan lebih lanjut.

Level resistance berikutnya di 2788.16 (R3) menjadi target potensial jika momentum bullish terus berlanjut, didukung oleh harga yang berada di atas garis moving average. Namun, jika terjadi pembalikan arah, level support pertama (S1) di 2728.28 dan support kedua (S2) di 2708.61 akan menjadi area kunci untuk menahan penurunan.

Data Perdagangan pada hari Selasa (21/10)

Open: 2,719.79    High: 2,748.81   Low: 2,718.87    Close: 2,747.96  Range: 29.94

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,758  R2  2,768   R3 2,788

S1  2,728    S2  2,709     S3 2,698

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.739
Profit Target Level 2.757
Stop Loss Level 2.728
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.758
Profit Target Level 2.745
Stop Loss Level 2.770

Prospek Harga Minyak Hari Rabu (23/10)

Pergerakan US Oil di time frame H4 saat ini mencoba pulih setelah sempat mengalami tekanan bearish. Harga saat ini berada sedikit di atas support pada 70.69, tetapi menghadapi tantangan di sekitar area gap di antara 72.27-73.39.

Jika harga mampu menembus area 72.27 dan menutup gap, maka target selanjutnya akan berada di level resistance 74.41. Namun, apabila harga gagal bertahan di atas 72.27, ada potensi penurunan menuju support terdekat di 70.69. Support lebih rendah berada di level 69.66 dan 68.80 jika tekanan jual meningkat.

Data perdagangan pada hari Selasa (22/10)

Open: 69.86   High: 72.06   Low: 69.33  Close: 71.42  Range:  2.73

OIL INTRADAY AREA

R1   72.27  R2 73.39  R3 74.41

S1  70.69    S2 69.66   S3 68.80

OPEN POSITION BUY
Price Level 70.70
Profit Target Level 71.50
Stop Loss Level 69.60
OPEN POSITION SELL
Price Level 72.25
Profit Target Level 71.00
Stop Loss Level 73.40
image-artikel