FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS mengalami pelemahan pada hari Kamis setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell tidak memberikan petunjuk yang cukup kuat mengenai kemungkinan penghentian sementara pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, meskipun Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi pasar. Para trader juga mengambil keuntungan dari beberapa posisi yang menguntungkan terkait kepresidenan Donald Trump pasca-kemenangannya dalam pemilu pada hari Selasa.
Pembuat kebijakan Fed mencatat adanya pelemahan pasar tenaga kerja sementara inflasi terus bergerak menuju target 2% yang ditetapkan oleh bank sentral AS. Laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan untuk bulan September meningkatkan harapan bahwa Fed mungkin akan melakukan lebih sedikit pemotongan suku bunga, meskipun laporan tersebut diikuti oleh data yang lebih lemah dari ekspektasi pada bulan Oktober. Menurut para analis, penurunan pertumbuhan lapangan pekerjaan pada bulan lalu disebabkan oleh badai dan aksi mogok buruh.
Dalam pernyataannya, Powell tidak memberikan indikasi bahwa Fed akan mempertimbangkan untuk menghentikan penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Powell menyebutkan bahwa hasil pemilu tidak akan memengaruhi kebijakan Fed dalam jangka pendek, dan menekankan bahwa bank sentral AS tidak akan berspekulasi mengenai bagaimana kebijakan tersebut akan memengaruhi tujuan mereka.
Menurut alat Fed Watch dari CME Group, para trader memperkirakan peluang sebesar 75% bahwa Fed akan kembali memangkas suku bunga pada bulan Desember, meningkat dari 69% pada hari Rabu. Indeks dollar terakhir tercatat turun 0,67% di level 104,40 setelah mencapai puncak empat bulan di level 105,44 pada hari Rabu, di tengah ekspektasi pasar terhadap kebijakan Trump.
Trump diperkirakan akan memperketat aturan imigrasi ilegal, memberlakukan tarif perdagangan baru, menerapkan pemotongan pajak baru, dan melonggarkan regulasi bisnis, yang diprediksi para analis dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Namun, pada hari Kamis, dollar melemah karena para trader menutup beberapa posisi tersebut.
Selain itu, Partai Republik memenangkan mayoritas kursi di Senat, yang akan membuka jalan bagi perubahan legislatif yang lebih besar. Partai ini juga memimpin dalam pemilihan untuk memenangkan House of Representatives, meskipun hasil ini masih belum dipastikan.
Pound sterling menguat setelah Bank of England memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi bank tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Inggris diharapkan meningkat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Sementara itu, euro menguat sebesar 0,62% menjadi $1,0794, meskipun terjadi krisis politik di Jerman, di mana koalisi yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz mengalami keretakan.
Dollar AS melemah sebesar 1,05% terhadap yen Jepang, mencapai 153,01 yen. Yen berpotensi tertekan oleh perbedaan suku bunga yang signifikan antara AS dan Jepang setelah kemenangan Trump, yang dapat meningkatkan tekanan pada Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga secepatnya pada bulan Desember guna mencegah yen jatuh ke level terendah dalam tiga dekade.
Sementara itu, Riksbank di Swedia menurunkan suku bunga sebesar setengah poin, yang menyebabkan krona Swedia menguat sebesar 1,74% terhadap dollar. Di sisi lain, Norges Bank tidak mengubah suku bunga Norwegia, yang menyebabkan dollar melemah sekitar 1,8% terhadap krona Norwegia.
Di pasar saham, indeks saham di Wall Street mencatat rekor tertinggi pada hari Kamis, yang mendorong penguatan di pasar saham global, sementara imbal hasil Treasury AS terus menurun setelah Fed memotong suku bunga dan para investor menyerap implikasi dari periode kedua kepresidenan Trump. S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada level tertinggi sepanjang masa untuk hari kedua berturut-turut, sementara indeks MSCI untuk saham global juga mencapai rekor tertinggi.
Harga emas naik 1,8% ke $2.707,21 per ounce setelah mengalami penurunan lebih dari 3% pada hari Rabu. Meski demikian, harga emas masih berada tidak jauh dari rekor tertinggi terbaru di $2.790,15.
Harga minyak juga berbalik arah dari penurunan yang dipicu oleh pemilu AS. Harga minyak mentah Brent naik 0,6% menjadi $75,4 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,5% menjadi $72,04 per barel.
Prospek Harga Emas Hari Jumat (08/11)
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa setelah rebound, harga emas saat ini kembali berada di sekitar area neckline di kisaran 2,708, yang kini berperan sebagai resistance penting. Area neckline ini akan menjadi level kunci untuk menentukan arah pergerakan selanjutnya. Jika harga berhasil menembus dan bertahan di atas level 2,708, maka ini dapat mengindikasikan potensi pembalikan arah dari tren bearish sebelumnya. Dalam skenario ini, target kenaikan selanjutnya berada di level resistance berikutnya, yaitu di 2,725 dan 2,750.
Namun, jika harga gagal menembus neckline di 2,708 dan justru berbalik turun, maka harga berpotensi kembali bergerak bearish. Ini akan mengonfirmasi bahwa neckline berfungsi sebagai resistance kuat, dan dapat membawa harga kembali turun menuju level support terdekat di 2,665 dan 2,629, yang merupakan target dari pola Head and Shoulders.
Data Perdagangan pada hari Kamis (07/11)
Open: 2,658.90 High: 2,710.26 Low: 2,643.21 Close: 2,706.11 Range: 67.05
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,708 R2 2,725 R3 2,750
S1 2,685 S2 2,667 S3 2,629
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.670 |
Profit Target Level | 2.700 |
Stop Loss Level | 2.643 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.708 |
Profit Target Level | 2.670 |
Stop Loss Level | 2.725 |
Prospek Harga Minyak Hari Jumat (08/11)
Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan bahwa harga berada dalam tren kenaikan setelah berhasil menembus garis tren menurun sebelumnya (descending trendline). Saat ini, harga mendekati level resistance di kisaran 50% Fibonacci retracement pada 72,56, yang menjadi batas penting bagi kelanjutan tren bullish. Jika harga mampu menembus level ini, target selanjutnya berada di level resistance 61,8% Fibonacci pada 73,96, yang akan memberikan konfirmasi lebih lanjut terhadap potensi kenaikan.
Namun, apabila harga kembali terkoreksi dari level 72,56, level support terdekat berada pada 71,12 (38,2% Fibonacci), di mana harga bisa mendapatkan dukungan untuk memantul kembali. Level support berikutnya berada di 69,42 (23,6% Fibonacci) yang akan berfungsi sebagai pertahanan lebih kuat jika terjadi koreksi lebih dalam.
Data perdagangan pada hari Kamis (07/11)
Open: 71.85 High: 72.84 Low: 70.66 Close: 72.01 Range: 2.18
OIL INTRADAY AREA
R1 72.56 R2 73.96 R3 75.54
S1 71.12 S2 69.42 S3 68.15
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 71.12 |
Profit Target Level | 72.56 |
Stop Loss Level | 70.50 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 72.56 |
Profit Target Level | 71.15 |
Stop Loss Level | 73.96 |