Dollar AS Menguat, Didorong Kemenangan Trump dan Kenaikan Sentimen Konsumen

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dollar Amerika menguat pada hari Jumat dan menuju kenaikan mingguan setelah investor mengevaluasi dampak pemilihan Presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump dari Partai Republik. Kebijakan Trump, seperti peningkatan tarif perdagangan, pengawasan ketat terhadap imigrasi ilegal, pengurangan pajak, dan deregulasi bisnis, diprediksi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Amerika Serikat. Namun, ketidakpastian jangka pendek tetap ada terkait kebijakan-kebijakan yang akan benar-benar diterapkan.

Kemenangan Partai Republik juga memperkuat posisi mereka di Senat dan menjadikan mereka unggul dalam pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat, meskipun beberapa pemilihan belum diumumkan hasil akhirnya. Indeks dollar AS mencapai level tertinggi dalam empat bulan di 105,44 pada hari Rabu, tetapi mengalami penurunan karena aksi ambil untung. Pada hari Jumat, indeks ini naik 0,58% ke level 105,01, dengan proyeksi peningkatan mingguan sebesar 0,68%.

Data pada hari Jumat menunjukkan sentimen konsumen AS mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan pada awal November, dalam survei yang dilakukan sebelum pemilihan. Rilis data ekonomi besar AS berikutnya adalah data inflasi konsumen untuk bulan Oktober yang akan diumumkan pada hari Rabu. Sementara itu, pada hari Kamis, Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sesuai dengan ekspektasi pasar. Ketua Fed Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral tidak akan berspekulasi mengenai dampak kebijakan dari pemerintahan AS yang baru.

Di pasar mata uang, euro turun 0,85% ke level $1,0712 dan mengalami penurunan mingguan sebesar 1,12% setelah runtuhnya koalisi pemerintahan Jerman pada hari Rabu. Terhadap yen Jepang, dollar AS melemah 0,13% menjadi 152,73 yen. Yen diperkirakan akan melemah lebih lanjut jika selisih suku bunga dengan Amerika Serikat semakin lebar, yang dapat mendorong bank sentral Jepang untuk menaikkan suku bunga pada Desember guna mencegah depresiasi lebih lanjut.

Yuan China melemah setelah Beijing mengumumkan paket utang senilai 10 triliun yuan ($1,4 triliun) pada hari Jumat untuk meringankan masalah pembiayaan pemerintah daerah dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi yang melemah. Yuan offshore terakhir turun 0,69% ke level 7,2 per dollar. Dollar Australia, yang sering dianggap sebagai pengganti likuid untuk yuan China, turun 1,53% menjadi $0,6576.

Pasar saham AS terus mengalami momentum kenaikan dan mencatat rekor baru pada hari Jumat, didukung oleh optimisme terhadap kemenangan Donald Trump dan penurunan suku bunga dari Federal Reserve. S&P 500 naik 0,4% dan mencapai rekor baru setelah melampaui level 6.000 selama sesi perdagangan. Dow Jones juga mencapai level tertinggi sepanjang masa, naik 259 poin dan menyentuh 44.000 untuk pertama kalinya, sementara Nasdaq mencatatkan kenaikan tipis. Secara mingguan, S&P 500 dan Dow masing-masing naik 4,6% dan 4,8%, sedangkan Nasdaq memimpin dengan kenaikan 5,8%.

Harga emas turun pada hari Jumat dan mencatat penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari lima bulan, tertekan oleh penguatan dollar dan ekspektasi pasar atas dampak kemenangan Trump terhadap suku bunga AS. Harga emas spot turun 0,8% menjadi $2.684,03 per ons, dengan penurunan mingguan sebesar 1,8%.

Harga minyak juga turun lebih dari 2% pada hari Jumat karena kekhawatiran terhadap gangguan pasokan akibat badai di Teluk Meksiko mulai mereda, sementara paket stimulus ekonomi terbaru dari China gagal memuaskan ekspektasi sebagian pelaku pasar. Minyak mentah West Texas Intermediate AS memimpin penurunan dan ditutup pada $70,35 per barel, turun 2,7% atau $1,98. Sementara itu, minyak mentah Brent turun 2,3% atau $1,76 menjadi $73,87 per barel.

Prospek Harga Emas Hari Senin (11/11)

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan pola head and shoulders yang terbentuk dengan neckline di level 2,708, yang kini berperan sebagai resistance kunci setelah harga mengalami rebound dari support di level 2,643. Saat ini, level 2,708 menjadi area penting yang akan menguji kekuatan tren penurunan. Jika harga gagal menembus level ini, maka tekanan jual kemungkinan akan meningkat kembali, mendorong harga menuju support 2,643, dan bila support ini ditembus, target penurunan berikutnya berada di level 2,629.

Sebaliknya, jika harga berhasil menembus level neckline di 2,708 dan bertahan di atasnya, momentum bullish berpotensi berlanjut dengan target kenaikan menuju resistance berikutnya di 2,725 dan 2,750.

Data Perdagangan pada hari Jumat (08/11)

Open: 2,704.62    High: 2,710.31   Low: 2,680.26    Close: 2,683.40 Range: 30.05

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,708  R2  2,725   R3 2,750

S1  2,678    S2  2,643  S3 2,629

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.643
Profit Target Level 2.665
Stop Loss Level 2.630
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.708
Profit Target Level 2.682
Stop Loss Level 2.725

Prospek Harga Minyak Hari Senin (11/11)

Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan bawa harga saat ini berada di sekitar area SMA 50 dan sedang menguji level support penting di 69,42, yang merupakan level Fibonacci retracement 23,6%. Apabila harga mampu bertahan di atas level ini, ada potensi untuk rebound menuju resistance terdekat di 71,15 (level Fibonacci 38,2%). Kenaikan di atas 71,15 dapat membuka peluang penguatan lebih lanjut, dengan target resistance berikutnya di 72,56.

Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga menembus support di 69,42, harga berisiko melanjutkan penurunan menuju support berikutnya di 68,15, dengan target penurunan utama di level 66,70.

Data perdagangan pada hari Jumat (08/11)

Open: 72.15   High: 72.23   Low: 69.97    Close: 70.45  Range:  2.26

OIL INTRADAY AREA

R1   71.15  R2  72.56  R3 73.96

S1  69.42   S2 68.15  S3 66.70

OPEN POSITION BUY
Price Level 69.42
Profit Target Level 71.10
Stop Loss Level 68.15
OPEN POSITION SELL
Price Level 71.15
Profit Target Level 69.45
Stop Loss Level 72.56
image-artikel