FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS mencapai level tertinggi satu tahun terhadap mata uang utama pada hari Rabu, didorong oleh tren “Trump trades” serta inflasi AS untuk bulan Oktober yang sesuai ekspektasi, yang mengindikasikan bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemotongan suku bunga. Dollar AS mencapai titik tertinggi sejak November 2023, diperkuat oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS minggu lalu, yang memicu ekspektasi kebijakan tarif yang potensial menaikkan inflasi dan tindakan lainnya dari pemerintahannya yang akan datang.
Partai Republik, yang mendukung Trump, juga akan menguasai kedua majelis Kongres saat dia dilantik pada Januari. Ini membuka jalan baginya untuk mendorong agenda pengurangan pajak dan memperkecil peran pemerintah federal. Indeks dollar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, naik 0,43% menjadi 106,44 setelah sempat mencapai 106,53.
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa indeks harga konsumen naik 0,2% untuk bulan keempat berturut-turut, sesuai dengan perkiraan ekonom, didorong oleh peningkatan biaya tempat tinggal seperti sewa. Dalam periode 12 bulan hingga Oktober, CPI meningkat 2,6%. Setelah data inflasi dirilis, imbal hasil obligasi Treasury AS turun, dengan imbal hasil surat utang dua tahun turun 6,5 basis poin menjadi 4,279%.
Di sisi lain, inflasi grosir di Jepang meningkat pada laju tercepat dalam lebih dari satu tahun, memperumit keputusan Bank of Japan mengenai seberapa cepat akan menaikkan suku bunga. Yen melemah menembus level 155 per dollar, menjadi level terlemah sejak akhir Juli, terakhir berada di posisi 155,46 yen per dollar.
Euro terus melemah di tengah ekspektasi potensi tarif dari kebijakan Trump. Ketidakpastian politik di Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar di kawasan tersebut, juga menekan nilai euro setelah runtuhnya koalisi pemerintahan Kanselir Olaf Scholz minggu lalu, dengan pemilu kilat dijadwalkan pada 23 Februari. Euro turun 0,51% ke $1,0569, setelah sempat menyentuh level $1,055575, terendah sejak November 2023.
Pasar saham global turun untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Rabu, sementara imbal hasil obligasi AS bertenor lebih panjang naik dalam perdagangan yang fluktuatif seiring investor mengevaluasi data inflasi AS terbaru serta arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. Di Wall Street, indeks saham ditutup sedikit lebih tinggi karena data inflasi diperkirakan akan menjaga Fed tetap pada jalurnya untuk memangkas suku bunga pada Desember.
Di sektor komoditas, harga emas mengalami penurunan untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Rabu, tertekan oleh penguatan dollar dan imbal hasil obligasi yang tinggi, di tengah laporan bahwa harga konsumen AS naik sesuai ekspektasi di bulan Oktober. Departemen Tenaga Kerja juga melaporkan bahwa penurunan inflasi lebih lambat sejak pertengahan tahun, yang dapat mengurangi jumlah pemotongan suku bunga dari Federal Reserve pada tahun depan. Emas spot turun 0,7% menjadi $2.580,39 per ons pada pukul 13:49 waktu ET, setelah mencapai level terendah dalam hampir dua bulan sebelumnya.
Harga minyak naik tipis pada hari Rabu setelah penurunan sehari sebelumnya yang mendekati level terendah dua minggu akibat proyeksi penurunan permintaan dari OPEC, tetapi kenaikannya terbatas karena dollar mencapai level tertinggi tujuh bulan. Brent naik 39 sen, atau 0,5%, menjadi $72,28 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 31 sen, atau 0,5%, menjadi $68,43.
Prospek Harga Emas Hari Kamis (14/11)
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga telah menembus neckline dari pola Head and Shoulders, dengan target pola ini berada di level 2.627, yang sekarang berfungsi sebagai resistance. Level resistance tambahan terletak di 2.600 dan yang paling tinggi di 2.643. Tekanan jual yang kuat menunjukkan kemungkinan harga akan terus melemah menuju support di 2.544, yang merupakan level Fibonacci Extension 61,8%.
Jika penurunan berlanjut, harga dapat menguji support berikutnya di 2.529, dan support utama di level FE 100% di 2.498. Apabila harga tidak mampu bertahan di level-level support ini, ada potensi tren bearish akan semakin dalam.
Data Perdagangan pada hari Rabu (13/11)
Open: 2,597.91 High: 2,618.73 Low: 2,572.94 Close: 2,576.01 Range: 45.79
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,600 R2 2,627 R3 2,645
S1 2,589 S2 2,570 S3 2,546
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.550 |
Profit Target Level | 2.570 |
Stop Loss Level | 2.525 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.600 |
Profit Target Level | 2.560 |
Stop Loss Level | 2.627 |
Prospek Harga Minyak Hari Kamis (14/11)
Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan tekanan jual yang signifikan, dengan harga saat ini berada di bawah beberapa level resistance, yaitu 70.48, dan 69.72. Level resistance terdekat di 69.15, yang jika tetap tidak mampu ditembus, dapat mengonfirmasi potensi lanjutan penurunan.
Di sisi bawah, level support berada di 67.70, diikuti oleh support di 66.70 dan support utama di 65.23. RSI yang berada di sekitar 40 menunjukkan bahwa momentum bearish masih mendominasi, sehingga kemungkinan besar harga akan terus melemah menuju support-support yang lebih rendah apabila tekanan jual berlanjut.
Data perdagangan pada hari Rabu (13/11)
Open: 67.96 High: 68.85 Low: 66.91 Close: 67.99 Range: 1.94
OIL INTRADAY AREA
R1 69.15 R2 69.72 R3 70.48
S1 67.70 S2 66.70 S3 65.23
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 66.70 |
Profit Target Level | 68.00 |
Stop Loss Level | 65.20 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 69.15 |
Profit Target Level | 68.00 |
Stop Loss Level | 69.75 |